Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Keren! Perhitungan Sulit Dijawab Bocah Ini Tanpa Kalkulator

Nurvita Indarini   |   HaiBunda

Minggu, 21 Jan 2018 08:01 WIB

1.200 dikali 13 hasilnya berapa? Tanpa kalkulator, bocah ini langsung menjawab, "15.600,".
Anak pintar matematika/ Foto: iStock
Cape Town - Kalau melihat bocah laki-laki asal Afrika Selatan ini saya iri banget deh, Bun. Soalnya dia jago banget hitung-hitungan. Perhitungan yang cukup sulit bisa dia jawab dengan mudah tanpa kalkulator.

Video bocah yang sedang menjawab sejumlah pertanyaan matematika ini diunggah oleh akun MrBucks Guluva di Facebook-nya. MrBucks Guluva bilang suatu hari dia ketemu bocah ini yang kemudian duduk dan minum di dalam mobilnya.

"Dia bilang kalau pintar matematika dan saya nggak percaya, lalu dia bilang saya bisa tanya apapun tentang angka," ujar MrBucks Guluva.

Nggak lama, MrBucks Guluva pun menyodorkan beberapa pertanyaan tentang hitung-hitungan. Ternyata beneran lho, Bun, bocah ini nggak butuh waktu lama untuk menjawabnya.



Menurut MrBucks Guluva, bocah itu bernama Sibahle Zwane yang berusia 9 tahun dan saat ini duduk di kelas 3 SD. Video itu pun mengundang decak kagum dari 577 ribu netizen yang melihatnya.

"Ini beneran? Wah bakal jadi ilmuwan," ujar seorang pengguna Facebook.

"Kalkulator berjalan," timpal pengguna Facebook lainnya.

Anak pintar matematika/Anak pintar matematika/ Foto: Facebook MrBucks Guluva


Hmm, bicara soal matematika beberapa anak memang ada yang menganggap pelajaran ini sulit dan menyeramkan. Guru Besar Matematika Universitas Gajah Mada (UGM) Profesor Dr ret nat Widodo, MS beberapa waktu lalu mengungkapkan beberapa penyebabnya, berdasarkan studi tahun 2010 pada seribu lebih sarjana matematika.

Pertama, buku teks pelajaran matematika yang ada dinilai tampil kurang menarik dengan fisik yang tebal berisikan teori-teori. Seharusnya menurut Prof Widodo buku teks disajikan dengan konteks kehidupan sehari-hari agar seseorang terutama anak bisa merasa terlibat.



Kedua adalah faktor guru. Menurut studi yang sama hanya sekitar 11 persen guru di Indonesia yang memang memiliki kompetensi dan keterampilan baik untuk mengajar matematika. Artinya sebagian besar anak diajarkan oleh seseorang yang sebetulnya tidak mengerti atau kesulitan membuat matematika sebagai sesuatu yang menarik.

Ketiga, asumsi dari si anak sendiri bahwa matematika itu sulit. Matematika sudah telanjur dianggap sebagai sesuatu yang susah dan tertanam kuat dalam pada anak sehingga membuatnya malas untuk belajar. Demikian dikutip dari detikHealth. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda