Jakarta -
Kehadiran si kecil memang bikin dunia kita makin bersinar dan berwarna ya, Bun. Nah, kalau Bunda berencana untuk menambah momongan sampai setidaknya punya tiga anak, ada baiknya kita simak pengalaman ibu lainnya agar punya gambaran seperti apa ya situasinya.
Umumnya saat anak pertama lahir, kita ingin melakukan segala hal sendiri buat anak ya, Bun. Itu saya banget, maksudnya, he-he-he. Iya, saat anak pertama lahir, saya bertekad mencuci sendiri popoknya, sehingga memilih popok kain dan bukan sekali pakai. Saya ingin dia makan MPASI hasil masakan saya sendiri sehingga saya selalu kasih dia MPASI rumahan.
Nah, saat anak kedua lahir, tekad itu mengendor. Nggak ada lagi popok kain buatnya. MPASI rumahan juga saya bikin kalau sempat, he-he-he. Ternyata urusan anak kedua nggak bisa disamakan dengan anak pertama.
Apalagi waktu anak nomor tiga lahir. Berhubung kakak-kakaknya suka makan apa saja di depan adiknya, jadilah si bungsu sudah mencicipi berbagai makanan yang dulu nggak saya berikan ke kakaknya saat merea berusia satu tahun.
Seorang bunda yang juga aktivis, Steph Montgomery, juga mau berbagi pengalaman terkait kelahiran ketiga anaknya nih, Bun. Kalau Bunda berpikir untuk memiliki bayi ketiga, atau memang sudah memilikinya, Steph berbagi beberapa hal yang perlu Bunda ketahui, seperti dilansir Romper:
1. Kehamilan Ketiga Nggak Selalu Lebih MudahKehamilan ketiga memang terasa jauh lebih sulit bagi Steph. Antara kelelahan kehamilan, hiperemesis gravidarum, dan harus istirahat di tempat tidur secara bersamaan, juga harus menjaga agar anak-anak yang lain bermain tentu bukan perkara mudah.
2.. Melahirkan Masih Bikin Deg-deganSaya memang sudah dua kali melahirkan meski melalui operasi caesar, tapi tetap saja saat hamil anak ketiga masih deg-degan menjelang persalinan. Memang setiap pengalaman melahirkan itu berbeda-beda, dan harusnya sih dibawa santai saja. Tapi saya kok selalu merasa melahirkan anak ketiga rasanya seperti baru pertama melahirkan, he-he-he.
Nggak cuma saya, Steph juga begitu. Bukan karena kehamilan ketiga ini tanpa persiapan ya, Bun. Tapi memang orangnya gampang deg-degan saat akan menjalani sesuatu kali ya.
3. Lebih Memperhatikan Diri Pasca PersalinanKata Steph, saat kelahiran anak ketiga, dia lebih memperhatikan diri sendiri. Misalnya dengan mencari pertolongan segera untuk depresi pasca melahirkan dan berbicara dengan dokter tentang pilihan pengendalian kehamilan sesegera mungkin.
"Saya juga memastikan menerima terapi fisik untuk rasa sakit dan inkontinensia yang saya coba abaikan saat melahirkan sebelumnya. Dengarkan tubuh Anda, guys. Saya membutuhkan tiga kehamilan untuk mempelajarinya," ucap Steph.
4. Mengasuh Tiga Anak Lebih Mudah Ketimbang Dua anakPercaya atau tidak, sebagian besar waktu mengasuh tiga anak sebenarnya lebih mudah daripada mengasuh dua anak. Anak-anak yang lebih besar, kata Steph, bisa membantu menjaga bayi, dan mereka selalu saling membantu.
Sungguh luar biasa melihat mereka bermain satu sama lain. Maksudnya, saat keduanya tidak bertengkar ya, Bun.
5. Bukan Masalah BesarOrang selalu mengatakan, ketika anak-anak masih kecil, hari-hari terasa panjang, tapi tahun yang berlalu terasa pendek. Itu benar banget, Bun. Saya nggak percaya, anak yang sulung sudah mau berusia 9 tahun, yang bungsu kayaknya baru kemarin lahir, ini sudah mau dua tahun.
Kata Steph, mungkin pelajaran terpenting yang pernah dipelajarinya adalah hal-hal yang menurutnya berat seperti menyusui dan menjadi ibu yang sempurna sebenarnya terasa sangat kecil dalam skema besar.
6. Harus Lebih HematSewaktu anak masih satu, apa saja mungkin dibeli Bun. Baik baju atau mainan. Tapi, setelah belajar dari anak pertama, ternyata ada banyak perlengkam bayi yang tidak dibutuhkan, nggak lagi jor-joran saat belanja.
Selain itu Bun, saya juga belajar anak-anak itu seleranya berbeda-beda juga. Yang satu suka puzzle, yang lain malah nggak suka.
Dan meski anak tiga, saya juga nggak harus beli tiga mainan, tapi lebih memilih satu untuk bertiga. Lebih hemat, biar sisanya ditabung untuk biaya pendidikan anak-anak.
7. Rumah Lebih BerantakanDi media sosial saya sering melihat rumah para bunda yang rapi banget dan sempurna. Iri banget melihatnya karena saya jauh dari kesempurnaan itu.
Steph juga merasakan demikian Bun. Setelah melahirkan anak ketiga, ia berhenti berusaha menjadi sempurna sepanjang waktu. Ini karena nggak punya waktu atau energi untuk itu, Bun. Jadi ya udahlah kalau rumah mau berantakan karena anak-anak akan terus bermain, merapikannya nanti saja kalau anak-anak sudah tidur.
"Dan saya juga berhenti berusaha membuat hidup saya tampak sempurna dari luar," tambahnya.
Berapapun jumlah anak kita, hak kita menentukan bersama sang suami ya, Bun. Yang terpenting setiap kehamilan harus dipersiapkan dengan baik ya.
(Nurvita Indarini)