Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Ada Kepuasan Tersendiri Saat Jadi Pelatih Olahraga Anak Difabel

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Senin, 05 Mar 2018 12:02 WIB

Melatih anak olahraga saja butuh perjuangan tersendiri, terlebih mereka adalah anak-anak difabel.
Ada Kepuasan Tersendiri Saat Jadi Pelatih Olahraga Anak Difabel/ Foto: Radian Nyi S
Jakarta - Melatih anak olahraga aja susah-susah gampang ya, Bun. Terlebih yang kita latih adalah anak-anak penyandang disabilitas atau anak difabel. Tapi ketika mereka berhasil, ada kepuasan tersendiri ya, Bun.

Kayak yang diceritakan Fadilah Umar, pelatih boccia dari National Paralympic Committee (NPC). Boccia adalah permainan strategi dan akurasi memakai bola yang awalnya didesain untuk penyandang cerebral palsy. Namun, dalam perkembangannya cabang olahraga ini juga diikuti atlet difabel yang mengalami gangguan kemampuan motorik ringan sampai berat.

Umar bilang, ciri khas anak dengan cerebral palsy yaitu mengalami gangguan anggota gerak motorik pada tangan, kaki, atau tubuh. Untuk pemain boccia, disesuaikan dengan kondisi anaknya, Bun. Kalau ada anak yang punya kelemahan di anggota gerak kiri maka dimasukkan juga pemain yang punya kelemahan anggota gerak kanannya. Jadi saling melengkapi gitu, Bun.



Hmm, terus apa kepuasan ketika anak didik Umar yang notabene punya keterbatasan berhasil mahir main boccia? "Nggak bisa diungkapkan. Melihat antusias dan apresiasi anak-anak muncul saat itu juga, benar-benar senangnya nggak bisa diungkapkan. Ada anak yang teriak sampai satu ruangan dengar," kata Umar waktu ngobrol sama HaiBunda.

Memang nggak mudah melatih anak cerebral palsy olahraga, Bun. Misalnya nih, kata Umar ada anak yang susah nengok ke kiri, nah dia dilatih untuk nengok ke kanan. Begitupun saat latihan Umar harus sering-sering mengingatkan mereka untuk menengok ke kanan. Jadi, kekurangan yang si anak ini miliki dilatih dan diarahkan sehingga keseimbangannya lebih bagus.

Dalam melatih anak-anak apalagi difabel, pasti ada tantangan tersendiri. Menurut Umar, hal yang sulit buat mereka harus dikasih tahu berulang kali. Alhasil, Umar harus sabar-sabar nih melatih dan memberi tahu mereka karena memang kemampuan anak-anak difabel kan beda ya, Bun.

"Mereka tidak cukup sekali dikasih tahu. Nanti diulang lagi walau sudah dibilangin, ya agar mereka termotivasi. Saat memotivasi juga dijelaskan apanya dari mereka yang perlu diperbaiki. Soalnya ada lho anak yang saking mikirin kesalahan dia sampai mukulin kepala," tambah Umar yang sudah jadi pelatih di NPC sejak 2015 ini.

Kalau udah gitu, Umar pun memberi tahu ke si anak bahwa dia nggak marah, hanya nggak puas aja. Lalu, Umar juga ngasih tahu apa yang bisa dilakukan si anak supaya performanya lebih baik lagi. Soalnya, kalau nggak dijabarkan apa kurangnya mereka, anak-anak ini bisa takut dan kekhawatiran mereka terbawa sampai besok-besoknya, Bun.

Selama melatih anak-anak difabel berolahraga, Umar salut dengan motivasi anak-anak yang menurutnya luar biasa dan mereka melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Contohnya di cabang football cerebral palsy, Umar menekankan ke anak-anak didiknya jangan sampai hal kecil jadi masalah.

"Saya sampaikan juga salah satu kunci sepakbola di timnya harus ada kebersamaan dan kekompakan. Untuk cerebral palsy football anaknya mulai dari umur 16 tahun karena di usia itu anak baru diperbolehkan body contact," kata Umar.

Wah, salut deh sama Coach Umar. Semoga anak-anak makin mahir berolahraga dan bisa menorehkan prestasi yang mengharumkan nama bangsa ya Coach!

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda