Jakarta -
Bisa dibilang
kehamilan bakal menjadi masa yang akan dikenang sepasang suami dan istri. Hal ini karena akan ada banyak kejadian baru yang dialami. Ada bagian nggak enaknya, tapi banyak juga yang menyenangkan.
Cerita kali ini datang dari pasangan asal Lahat, Sumatera Selatan, Dio Febrianto dan Febriyanti Chandra. Di kehamilan pertama Febriyanti, ia mengalami leukemia, Bun. Meski didiagnosis leukemia, keduanya ingin tetap mempertahankan kehamilan.
"Awal kejadian, sewaktu periksa rutin bulanan janin, tiba-tiba dokter kandungan pegang perut sebelah kanan agak keras, setelah dicek limfa dan hati bengkak," tutur Dio, sang suami kepada HaiBunda.
Menurut Dio, setelah itu mereka ke dokter spesialis penyakit dalam dan dianjurkan cek darah. Setelah cek darah ternyata CML dan leukosit 362.000 (normalnya manusia memiliki 3.800- 10.000 leukosit). "Lalu kita second opinion di Singapura, lakukan bone marow tes, ternyata positif leukemia," kata Dio
Meskipun sang istri mengalami leukemua namun menurut Dio kondisi janin saat ini semuanya normal dan sehat. "Puji Tuhan kondisinya sehat dan setiap hari dua kali cek terus di Singapura. Bayi kami sehat merupakan anugerah," sambung Dio.
 Cerita Ibu Didiagnosis Leukemia di Usia Kehamilan 7,5 Bulan/ Foto: Dio Febrianto |
Sebelumnya sempat dikabarkan Dio dan Febriyanti kesulitan untuk pulang dan berobat ke Indonesia karena pihak rumah sakit mengizinkan Febriyanti pulang dengan syarat 'hospital to hospital'. Namun, berkat dukungan dari keluarga dan rekan sekarang Febriyanti sudah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
"Selama di Singapura, istri saya diberi tindakan leukempharasis, pemisahan sel darah putih dibuang dan makan obat," papar Dio.
Dio mengaku, harga obatnya sendiri selama satu bulan bisa menghabiskan sekitar 4.500-6.000 dolar Singapura atau kurang lebih Rp 47 - 63 juta. Beruntungnya, dokter setempat membantu Dio dan Febriyanti dengan memberikan obat secara gratis untuk tiga minggu.
"Ke depan plannya lahiran di Jakarta dan perawatan di sini sampai kondisi istri dipersiapkan untuk transplantasi sel sumsum tulang belakang di Singapura lagi," lanjut Dio.
Dio bilang, meski mengalami sakit saat
hamil istrinya sangat ceria dan nggak kelihatan sakit. Hanya saja semenjak di Singapura, Febryanti selalu minta pulang karena rindu Indonesia.
"Begitu bisa pulang ia sangat bahagia. Kondisi darah putihnya juga sekarang 6,5 dari 360. Sekarang sel darah putihnya normal. Karena tetap rajin minum obat oral dan tetap melanjutkan obat yang dari dokter di Singapura kasih," tutup Dio.
Bila sekiranya Bunda ingin memberikan bantuan dalam bentuk apapun untuk Febriyanti lebih lanjut, bisa menghubungi Dio via WhatsApp di +62 852 7334 5020.
(aci)