Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

5 Alasan Persalinan Water Birth Tidak Dianjurkan di Indonesia

SIti Hafadzoh   |   HaiBunda

Selasa, 02 Oct 2018 12:03 WIB

Metode persalinan water birth nggak dianjurkan di Indonesia, Bun. Ini lima alasannya.
Ilustrasi water birth/ Foto: thinkstock
Melahirkan di air atau yang biasa dikenal dengan metode persalinan water birth memang sempat menjadi tren.

"Jadi, per hari ini di Jakarta itu tidak diizinkan oleh persatuan obstetri dan ginekologi. Tidak boleh karena banyak outcome yang tidak cukup baik," ujar dr Uf Bagazi, SpOG, dokter spesialis kandungan dari Brawijaya Hospital kepada HaiBunda.

Ada beberapa risiko yang menyebabkan metode persalinan water birth tidak dianjurkan di Indonesia.

Kenapa pelarangan ini akhirnya dilakukan? Lihat halaman berikutnya, Bun.

Sulit Menjangkau Fasilitas Kesehatan

Foto: ilustrasi/thinkstock

Kata dr Uf, ketika ibu mengalami pendarahan, petugas medis akan memerlukan waktu lebih lama untuk dibawa ke fasilitas kesehatan.

Kesulitan Ketika Meresusitasi Bayi

Foto: ilustrasi/thinkstock

Akan sulit meresusitasi bayi karena saat lahir bayi langsung 'bertemu' cairan. Resusitasi adalah upaya untuk memberikan oksigen ke otak, jantung, dan alat-alat vital lainnya. Sehingga, ketika bayi lahir malah bertemu cairan lagi, tenaga kesehatan akan sulit melakukan resusitasi.

Risiko Infeksi

Foto: Thinkstock

Metode persalinan water birth berisiko membuat bayi terkena infeksi. Memang, kondisi bayi ketika di dalam perut ibu dengan cairan ketuban melatih bayi untuk tidak langsung bernapas ketika berada di air. Sehingga bayi tidak akan tersedak. Tapi, cairan ketuban dengan air yang digunakan untuk water birth tentu berbeda ya, Bun. Ada risiko air terkontaminasi.

"Masalah sterilitas air sering menjadi isu terjadinya infeksi pada janin," kata dokter spesialis kandungan, dr Sita Ayu Arumi, SpOG kepada detikcom.

Risiko untuk Bayi

Foto: Thinkstock

Ketika ibu melakukan persalinan di air, dikhawatirkan ada air yang terhirup oleh bayi. Keadaan ini akan menyebabkan bayi mengalami bronkhitis dan pneumonia.

Belum Ada Bukti yang Cukup

Foto: Thinkstock

Beberapa pihak yang mendukung water birth mengklaim bahwa metode ini dapat memperpendek waktu persalinan, mengurangi rasa sakit, dan mengurangi risiko pendarahan. Tapi, menurut dokter spesialis kandungan, dr Nurdadi Saleh, SpOG, belum ada bukti yang cukup mengenai klaim manfaat tersebut.

"Hasil kajian kami menunjukkan belum ada bukti yang cukup bahwa water birth memberikan manfaat seperti yang banyak dibicarakan," ujar dr Nurdadi kepada detikcom.

dr Uf mengatakan bahwa dilihat dari segi kerugiannya, metode persalinan water birth tidak boleh lagi dikerjakan di Indonesia.

Bahkan, pada tahun 2016, Persatuan Obsetri dan Ginekologi (POGI) menyatakan akan mencabut rekomendasi pendaftaran anggota dokter kandungan yang mendukung metode persalinan water birth. Untuk Bunda yang ingin melahirkan dengan water birth, coba pertimbangkan lagi ya beberapa risikonya. Meskipun menurut beberapa ahli metode persalinan water birth dapat mengurangi rasa nyeri pada saat persalinan. Tapi ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan dan dibicarakan dengan dokter yang merawat Bunda ya.


(rdn/rdn)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda