Jakarta -
Sedang merintis sebuah usaha atau baru mulai ingin membuka usaha, Bun? Dengarkan pesan dari Dewi Motik berikut ini, yuk. Sehingga, bukan nggak mungkin Bunda jadi
pengusaha sukses.
Dewi Motik Pramono, Duta Koperasi dan Ketua Umum IWAPI menegaskan bahwa sebagai perempuan kita harus berani mengatakan kita bisa. Dan untuk memulai sebuah usaha, langsung saja kerjakan, jangan banyak pertimbangan.
"Selalu berani mengatakan bahwa saya bisa, saya mau, jadi saya kerjain. Jangan kebanyakan teori, jangan kebanyakan mikir, kerjain aja, nanti pengalaman nambah. Kalau nggak pernah action, nggak ada hasilnya," kata Dewi dalam Press Conference Festival Srikandi Nusantara 'Buka Kesempatan untuk Perempuan Indonesia' di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu, baru-baru ini.
Lebih lanjut, Dewi mengingatkan kepada perempuan Indonesia yang sedang menjalani
bisnis, bahwa bersyukur dan bersedekah adalah kunci rezeki ditambah. Selain itu, kita tidak boleh sombong, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan.
"Jangan lupa sedekah. Nggak boleh pelit. Nanti sama Tuhan dikasih lebih. Rezeki di tangan Tuhan," tegas Dewi.
 Ilustrasi berbisnis/ Foto: thinkstock |
Selain itu, Dewi juga menyarankan, khususnya kepada wanita yang sudah menikah, hargai pasangan. Terima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Menurut Dewi, penting bagi pasangan terutama pengantin baru untuk bisa saling menerima kekurangan masing-masing.
Insyaallah, dimulai dengan rumah tangga, sayang dengan suami, terima kekurangan dan kelebihan masing masing, rezeki juga akan mengikuti," ucap Dewi.
Senada dengan Dewi, di kesempatan yang sama, Diajeng Lestari, Founder and CEO HijUp mengatakan bahwa menjalani
bisnis memang penuh tantangan. Namun jika kita membuat mindset positif, relaks, dan fokus maka kita akan mendapatkan apa yang diharapkan.
"Tapi kalau kita tegang, maksa, akan susah. Sabar aja kalau menjalani bisnis, jatuh bangun itu pasti. Kalau belum dapat yang kita mau, mungkin Allah bilang nggak sekarang, mungkin bulan depan, tahun depan. Ya sudah nggak apa-apa, jalani aja," tutur Diajeng.
(yun/rdn)