Jakarta -
Sebagai
orang tua, Bunda memang harus siap menerima tanggapan bahkan kritikan, terutama soal pola asuh anak. Meski terkadang, sulit rasanya untuk berdamai dengan
komentar pedas orang lain.
Perdebatan tak berujung misalnya ketika Bunda memutuskan untuk melahirkan secara normal atau operasi caesar, kemudian memberi
ASI eksklusif atau susu formula, juga saat memilih bekerja lagi atau jadi ibu rumah tangga saja.
Di
media sosial, para ibu pun kerap beradu argumen tentang hal tersebut. Tidak saling kenal tapi terlihat merasa paling benar dengan pilihan masing-masing. Mereka bahkan menghakimi ibu lain yang tidak sependapat.
Ini lho Bun, yang belakangan dikenal dengan istilah
mom-shaming. Ibu yang dikritik dan dihujat akhirnya akan merasa dipermalukan. Tapi jangan khawatir, berikut lima cara jitu menghadapi serangan
mom-shaming seperti dilansir
Psychology Today:
 Ilustrasi keluarga bahagia/ Foto: Istock |
1. Nikmati kritikan dan hujatanPahami bahwa segala kritikan dan hujatan akan membuat sebagian orang merasa lebih baik. Jadi, Bunda nikmati saja dan jangan terlalu dipikirkan.
2. Kurangi waktu bersama 'si nyinyir'Lebih baik sering menghabiskan waktu dengan orang-orang yang mendukung keputusan Bunda, daripada membuang waktu bersama orang yang hobi menghujat.
3. Jangan mudah terpengaruhJangan terpengaruh dengan unggahan teman yang pola asuhnya terlihat mulus-mulus saja. Yang harus Bunda ingat, selain untuk berbagi kebahagiaan, media sosial juga wadah untuk pencitraan.
4. Pahami ungkapan 'No body is perfect'Bunda harus menerima bahwa suatu hari pasti akan merasa kacau. Tidak ada manusia yang sempurna dan hampir semua orang tua pasti pernah berbuat kesalahan.
5. Percaya diriOrang tua harus memiliki kepercayaan diri dalam memutuskan apapun tentang anak. Yakinlah kalau Bunda paling tahu apa yang terbaik untuk anak, bukan apa kata orang lain.
"Kritikan dan hujatan bisa membuat orang tua tidak yakin dengan pilihannya. Tapi, Anda harus punya kata-kata jitu ketika harus memperdebatkan pilihan Anda," tegas psikolog sosial asal Amerika Serikat, Susan Newman PhD.
(muf/muf)