Jakarta -
Waktu anak tidur siang biasanya ditunggu-tunggu para ibu. Soalnya, Bunda bisa mengerjakan hal lain atau ikut istirahat. Tapi menurut Rasha Rushdy, yang memiliki dua balita, menjadi ibu penuh kontradiksi. Saat anak nggak kunjung tidur, rasanya ngantuk. Tapi saat anak tidur kok merasa sepi.
"Saat menjadi ibu, seakan saya selalu merasa lelah. Tapi terkadang, insting yang dapat memberi tahu apa yang anak butuhkan," katanya dilansir
Motherly.
Ibu juga manusia biasa. Kata Rasha, terkadang seorang ibu bisa kehilangan kesabarannya dan berteriak ke anak-anaknya. Tapi, anak tetap mencari kenyamanan di tangan ibunya meski mereka kecewa dengan sikap ibu.
Di sisi lain, Rasha mengatakan, seorang ibulah yang mengajarkan anak-anaknya tentang dunia, pentingnya kesenangan, ucapan terima kasih, dan dari mana asal bayi. Seorang ibu juga tak lupa mengajarkan tentang kebaikan, keberanian, dan artinya menjadi seorang teman baru.
Namun, terlepas dari semua pelajaran, pengetahuan ataupun bimbingan dari seorang
ibu, Rasha bilang seorang ibu malah tak bisa melihat karakter dirinya sendiri. Atau sekadar bertanya apakah dirinya sudah melakukan sebagian besar pembelajaran tersebut, karena ibu selalu memberi dan memberi.
Dan, ketika ibu meluangkan waktu melakukan sesuatu untuk diri sendiri, dia malah bertanya, apakah dirinya egois. Ia menambahkan, ketika kehidupan terasa lebih mudah, kadang seorang ibu hanya perlu bersantai sejenak.
 Ilustrasi anak tidur/ Foto: thinkstock |
Saat itu, Rasha bilang, bisa saja seorang ibu sedih ketika melihat kembali album foto liburan, atau prestasi serta kesuksesan yang membuatnya bahagia dan puas. Tapi, dia tak ingin menukarkannya kembali bahkan untuk sedetik pun.
Sebenarnya, mengasuh anak adalah 'pekerjaan' Bunda dan Ayah. Psikolog Elly Risman mengatakan, baik Ayah maupun Bunda harus memiliki peran aktif. Jangan hanya mengandalkan pengasuhan dari Bunda saja karena bagaimanapun juga ada kebutuhan dari anak terhadap peran seorang ayah.
"Ketika ayah kurang berperan dalam pengasuhan anak, pastinya akan memiliki dampak buruk, baik bagi
anak laki-laki maupun perempuan," ujar Elly.
(rdn/muf)