Jakarta -
Air mata yang biasa dikeluarkan berbentuk cairan bukan padatan apalagi kristal. Namun, seorang gadis asal Armenia, Satenik Kazaryan memiliki air mata kristal. Saat menangis, ia merasa kesakitan karena air mata kristalnya yang tajam.
Sekali menangis, Kazaryan bisa hasilkan 50 butir air mata kristal. Kazaryan menyadari hal ini ketika ia sedang berkunjung ke dokter gigi. Awalnya seperti debu masuk ke mata tapi semakin sakit.
"Itu menyakiti saya. Saya pergi ke dokter mata dan beberapa butir kristal dikeluarkan dari mata saya," ujar Kazaryan dikutip dari
The Sun.Keluarga Kazaryan menganggap kristal itu adalah serpihan kaca yang tersangkut di matanya, saat bekerja di peternakan milik keluarganya. Namun, setelah diperiksa, dokter mengatakan air mata kristal benar-benar keluar dari tubuh Kazaryan.
Dokter pertama yang dikunjungi Kazaryan, melihat ada kondisi aneh yang dialami Kazaryan sehingga membuat air mata menjadi kristal. Awalnya, Kazaryan ditolong, namun kondisinya makin parah. Ia pergi ke beberapa dokter dan satu dokter tak percaya, mengganggap kondisi yang dialami Kazaryan tak nyata.
"Mereka belum menemukan penyakit seperti itu dan tidak tahu bagaimana mengobatinya," kata Kazaryan.
Bahkan, seorang dokter tak bisa mendiagnosis apa-apa setelah meneliti
air mata kristal di laboratorium. Hasilnya nihil, air matanya berasal dari tubuh Kazaryan sendiri, tak ada sumber luar.
Sementara itu, menurut dokter spesialis mata, air mata kristal tak mungkin terjadi jika dijelaskan secara biologis. Menurut Dr. Ivan Schwab, seorang profesor oftalmologi di Fakultas Kedokteran University of California, kondisi Kazaryan secara fisik tidak mungkin.
Air mata kristal milik Kazaryan/ Foto: dok. Mir24.tv |
Pertama, Schwab mengatakan tidak ada nutrisi yang cukup dalam tear film lipid layer (lapisan lipid air mata) untuk membuat air mata mengkristal. Kedua, bahkan jika lapisan lipit Kazaryan entah bagaimana membuat air mata kristal, saluran air mata manusia tidak cukup besar untuk melewati kristal melalui mata ke tempat mereka menangis.
"Saya tidak mengklaim pengetahuan absolut tentang ini, tetapi saya belum pernah melihat hal seperti ini dalam 30 tahun lebih saya sebagai dokter mata. Saya tidak mengerti bagaimana ini bisa terjadi secara biokimia atau anatomis," kata Schwab kepada
Insider.
Dokter mata Rusia Dr. Tatyana Shilova mengatakan kepada
REN TV bahwa jika komposisi tubuh seseorang berubah, seperti peningkatan kadar garam yang ekstrem, itu dapat menyebabkan penyakit genetik atau peradangan pada mata. Akan tetapi, Schwab mengatakan bahwa jika tubuh mengandung banyak garam ini, seseorang kemungkinan pertama kali akan mengalami masalah kesehatan lainnya, seperti masalah fungsi jantung atau otak, sebelum mengalami
masalah mata.
Simak juga video tentang mitos pinjamkan kacamata bisa tularkan gangguan mata:
(aci/som)