Jakarta -
Kaget bukan main ketika anggota keluargaÂ
meninggal tiba-tiba datang. Hal ini dialami keluarga dari seorang pria asal Tuban, Jawa Timur.
Sunarto dikabarkan meninggal dan sudah dimakamkan.
Mengutip
detikcom, tiba-tiba saja Sunarto pulang ke rumahnya di Desa Gesikan, Kecamatan Grabagan, Tuban. Kepulangan pria 40 tahun itu pastiny bikin keluarganya. Ternyata kabar Sunarto meninggal itu salah. Hal ini diakibatkan salah paham dan bukan dilakukan secara sengaja.
Jenazah yang disangka jenazah Sunarto ternyata adalah Wartim (35) yang merupakan teman dari Sunarto. Kapolres Tuban AKBP Nanang Haryono mengatakan semuanya bermula saat terjadi kecelakaan tunggal di Jalan Raya Brondong Lamongan. Seorang pria tewas mengendarai motor dengan luka parah di wajah. Namun, pada korban tak ditemukan kartu identitas diri.
"Petugas Polsek Brondong tidak menemukan identitas korban laka yang mengalami luka parah di wajah yang sulit dikenali lagi. Yang didapati hanya selembar STNK atas nama Sunarto. Kami dikabari untuk menghubungi keluarga di Gesikan supaya datang ke Brondong untuk ambil jenazah," kata Nanang.
Usai pihak keluarga Sunarto dihubungi oleh Polsek Grabagan, mereka langsung berangkat ke Puskesmas Brondong. Pihak keluarga langsung yakin yang meninggal adalah Sunarto karena dilihat dari motor dan STNK. Namun, pihak keluarga sudah tidak mengenali wajah korban lantaran sudah terluka parah.
 Pria 'Bangkit' dari Kubur Usai Dimakamkan, Kok Bisa Ya Bunda?/ Foto: iStock |
Setiba di rumah duka pada siang harinya,
jenazah dimandikan dan langsung dimakamkan sore harinya. Pada malam hari, Sunarto ternyata pulang ke rumah sehingga mengagetkan keluarganya.
"Sunarto pulang malam itu karena dikabari teman kerjanya di Brondong bahwa rumahnya ramai, katanya dia (dikabarkan) telah meninggal karena kecelakaan. Padahal motor itu sebenarnya sudah digunakan oleh Wartim, temannya yang meninggal karena untuk jaminan pinjam uang," kata Nanang.
Dari hasil keterangan, petugas polsek dan pihak desa, keluarga korban, serta camat dan koramil akhirnya melakukan rapat. "Setelah kami rapatkan tadi, akhirnya sepakat untuk mengganti nisannya saja. Tidak usah dibongkar makam. Dan keluarga sepakat," pungkas Ali.
Saat terjadi sebuah bencana atau kecelakaan, seringkali jenazah korban yang ditemukan tidak selalu utuh. Dalam kondisi seperti ini, identifikasi melalui DNA adalah cara terbaik. Menurut Prof. Amin Soebandrio dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, identifikasi jenazah dengan menggunakan DNA memiliki tingkat keakuratan yang sangat tinggi, yakni mencapai 99,9 persen.
Menurut Herawati Sudoyo, dokter, peneliti, dan penganalisa DNA forensik dari Lembaga Biologi Molekul Eijikman, kalau masih baru jenazahnya biasanya masih mudah diidentifikasi dengan DNA.
"Kalau kasus pembunuhan juga biasanya enggak sulit. Yang sulit itu kalau sudah lama, sudah membusuk, dan ini juga tergantung di mana jenazah ditemukan," kata Herawati dikutip dari
CNN Indonesia.
(aci/som)