parenting
Sindrom Rapunzel, Penyebab Muculnya Gumpalan Rambut di Perut
Rabu, 09 Oct 2019 09:02 WIB
Jakarta -
(sih/rap)
Fenomena ditemukannya gumpalan rambut di dalam perut kembali terjadi. Kejadian ini menimpa seorang gadis berusia 19 tahun di Rusia. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menemukan ada gumpalan rambut di dalam perutnya.
Dilansir The Sun, gumpalan rambut telah menumpuk di perutnya dan menyebabkan perut gadis itu terasa sakit. Bator Dondokov, kepala tim bedah yang mengoperasi gadis tersebut mengatakan bahwa kejadian ini bisa saja dimulai dari kebiasaan mengunyah rambutnya sendiri. Kejadian ini kemudian disebut sebagai sindrom Rapunzel.
Sindrom Rapunzel adalah kondisi medis yang sangat langka. Penderita sindrom Rapunzel memakan rambut, kemudian rambutnya terperangkap di perut. Hal ini menyebabkan terbentuknya trichobezoar (gumpalan/bola rambut). Karena gumpalan rambut tidak dapat dicerna, akhirnya gumpalan tersebut lama-lama membesar.
Sindrom Rapunzel mungkin terjadi pada orang-orang dengan cacat intelektual dan gangguan jiwa. Ada dua gangguan jiwa terkait sindrom ini, yaitu trikofagia dan pica. Keduanya sama-sama memiliki kebiasaan memakan rambut.
Pertama, orang dengan gangguan trikofagia memiliki dorongan untuk mencabuti rambut mereka, bahkan hingga mengalami kebotakan. Suatu studi menemukan bahwa sekitar 20 persen orang dengan trikofagia benar-benar memakan rambut mereka.
Kedua, orang dengan gangguan Pica memiliki keinginan untuk mengunyah benda-benda yang bukan makanan, seperti tanah liat, kotoran, sabun, kerikil, dan rambut. Gangguan ini sulit dideteksi sejak balita, karena mengunyah benda-benda yang bukan makanan kerap dianggap sebagai hal yang wajar pada bayi dan balita.
Dikutip dari Health Line, tidak ada yang mengetahui secara pasti apa penyebab dari penyakit ini. Bahkan, beberapa penderitanya tidak menyadari mereka telah memakan rambut mereka sendiri.
Ciri-ciri sindrom Rapunzel yang semakin memburuk yaitu sakit perut, mual, dan muntah. Biasanya, orang dengan sindrom ini menutupi kebotakan rambutnya dengan wig atau kain.
Dr Katharine Phillips, profesor di psikiatri dan tingkah laku manusia di Warren Alpert Medical School of Brown University mengatakan bahwa biasanya orang tua adalah orang pertama yang menyadari gejala sindrom ini pada anaknya. Tapi, mereka tak perlu frustrasi.
"Terkadang, hal ini lebih sulit bagi orang tua dibandingkan anaknya," ujar Katharine.
Orang dengan sindrom Rapunzel perlu menjalani perawatan psikologis karena sindrom tersebut sangat berkaitan dengan stres. Untuk menjalani perawatan, pasien memerlukan dukungan dari orang tua dan orang-orang terdekat.
Perawatan lain yang dapat dilakukan adalah pelatihan kesadaran. Ketika anak-anak sadar bahwa memakan rambut adalah kebiasaan yang buruk dan berbahaya bagi kesehatan, mereka akan berhenti dengan sendirinya.
"Terkadang ini cukup untuk mengurangi perilaku," tambah Dr Katharine.
Karena sindrom Rapunzel dapat muncul karena kebiasaan, ada baiknya perhatikan kebiasaan anak-anak. Hindarkan anak dari kebiasaan mengunyah benda-benda yang bukan makanan ya, Bun.
Dilansir The Sun, gumpalan rambut telah menumpuk di perutnya dan menyebabkan perut gadis itu terasa sakit. Bator Dondokov, kepala tim bedah yang mengoperasi gadis tersebut mengatakan bahwa kejadian ini bisa saja dimulai dari kebiasaan mengunyah rambutnya sendiri. Kejadian ini kemudian disebut sebagai sindrom Rapunzel.
Sindrom Rapunzel adalah kondisi medis yang sangat langka. Penderita sindrom Rapunzel memakan rambut, kemudian rambutnya terperangkap di perut. Hal ini menyebabkan terbentuknya trichobezoar (gumpalan/bola rambut). Karena gumpalan rambut tidak dapat dicerna, akhirnya gumpalan tersebut lama-lama membesar.
Sindrom Rapunzel mungkin terjadi pada orang-orang dengan cacat intelektual dan gangguan jiwa. Ada dua gangguan jiwa terkait sindrom ini, yaitu trikofagia dan pica. Keduanya sama-sama memiliki kebiasaan memakan rambut.
Pertama, orang dengan gangguan trikofagia memiliki dorongan untuk mencabuti rambut mereka, bahkan hingga mengalami kebotakan. Suatu studi menemukan bahwa sekitar 20 persen orang dengan trikofagia benar-benar memakan rambut mereka.
Kedua, orang dengan gangguan Pica memiliki keinginan untuk mengunyah benda-benda yang bukan makanan, seperti tanah liat, kotoran, sabun, kerikil, dan rambut. Gangguan ini sulit dideteksi sejak balita, karena mengunyah benda-benda yang bukan makanan kerap dianggap sebagai hal yang wajar pada bayi dan balita.
Dikutip dari Health Line, tidak ada yang mengetahui secara pasti apa penyebab dari penyakit ini. Bahkan, beberapa penderitanya tidak menyadari mereka telah memakan rambut mereka sendiri.
Ciri-ciri sindrom Rapunzel yang semakin memburuk yaitu sakit perut, mual, dan muntah. Biasanya, orang dengan sindrom ini menutupi kebotakan rambutnya dengan wig atau kain.
![]() |
Dr Katharine Phillips, profesor di psikiatri dan tingkah laku manusia di Warren Alpert Medical School of Brown University mengatakan bahwa biasanya orang tua adalah orang pertama yang menyadari gejala sindrom ini pada anaknya. Tapi, mereka tak perlu frustrasi.
"Terkadang, hal ini lebih sulit bagi orang tua dibandingkan anaknya," ujar Katharine.
Orang dengan sindrom Rapunzel perlu menjalani perawatan psikologis karena sindrom tersebut sangat berkaitan dengan stres. Untuk menjalani perawatan, pasien memerlukan dukungan dari orang tua dan orang-orang terdekat.
Perawatan lain yang dapat dilakukan adalah pelatihan kesadaran. Ketika anak-anak sadar bahwa memakan rambut adalah kebiasaan yang buruk dan berbahaya bagi kesehatan, mereka akan berhenti dengan sendirinya.
"Terkadang ini cukup untuk mengurangi perilaku," tambah Dr Katharine.
Karena sindrom Rapunzel dapat muncul karena kebiasaan, ada baiknya perhatikan kebiasaan anak-anak. Hindarkan anak dari kebiasaan mengunyah benda-benda yang bukan makanan ya, Bun.