Jakarta -
Seorang pria di Malaysia dipenjara 34 bulan serta harus bayar denda 40 ribu ringgit atau sekitar Rp136 juta. Hal ini lantaran ia melanggar aturan kekerasan pada hewan.
Melansir dari AFP, pria tersebut bernama K Ganesh. Dia dinyatakan bersalah karena membunuh seekor kucing betina yang sedang hamil. Dengan tega, Ganesh memasukkan kucing tersebut ke dalam mesin cuci hingga si kucing mati.
Hakim yang menjatuhkan hukuman pada Ganesh mengatakan hukuman tersebut diberikan agar bisa jadi pembelajaran bagi pelaku dan masyarakat.
"Saya harap hukuman ini bisa menjadi pembelajaran bagi terdakwa dan masyarakat untuk tidak bertindak kejam terhadap hewan," ujarnya.
Kejadian ini berlangsung di Kuala Lumpur pada September 2018 lalu. Rekaman kamera pengawas atau CCTV menjadi bukti perbuatan Ganesh. Sebenarnya, saat melakukan aksi tersebut, terekam dua orang lainnya. Namun keduanya dinyatakan bebas oleh jaksa.
 Kucing /Foto: iStock |
Sampai saat ini belum diketahui apa motif di balik aksi kekerasan pada hewan yang dilakukan Ganesh. Kasus yang melibatkan Ganesh ini adalah aksi penganiayaan terhadap hewan kedua di Malaysia. Aksi sebelumnya dilakukan oleh seorang pria berusia 42 tahun yang dijatuhi hukuman penjara dua tahun pada Januari lalu.
Dikutip dari
Psychology Today, menurut psikolog, Mark D. Griffiths Ph.D. saat seseorang melakukan tindakan penyiksaan atau kekejaman terhadap binatang secara disengaja, mungkin ada yang salah dengan dirinya. Atau hal ini bisa juga dilakukan sebagai tindakan balas dendam atau sebagai hiburan bagi yang melakukannya.
Selain itu ada banyak alasan lainnya, seperti untuk pengorbanan dalam ritual keagamaan, pengorbanan 'artistik' misalnya membunuh hewan untuk adegan film. Atau karena mereka memiliki kelainan psikologis, seperti kelainan kepribadian antisosial atau psikopat.
"Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa dalam beberapa keadaan, penyiksaan hewan kadang-kadang digunakan untuk memaksa, mengendalikan, dan mengintimidasi perempuan atau anak-anak untuk diam atau bungkam terhadap kekerasan dalam rumah tangga di rumah," papar Griffith.
"Meskipun setiap penyiksaan hewan mengejutkan, di antara mereka yang memiliki
gangguan kepribadian antisosial atau psikopat, biasanya jadi penyiksa yang paling kejam," tambah Griffith.
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/rdn)