Jakarta -
Setiap orang tua pasti rela melakukan apapun demi buah hati tercintanya. Begitu juga yang dikorbankan Tarmuji, pria asal Pekalongan, Jawa Tengah ini, Bunda.
Setelah istrinya meninggal dunia pada Agustus 2019 lalu, Tarmuji kini mengurus dua anaknya. Penjual roti keliling ini membawa serta sang buah hati saat berdagang.
Kisah Tarmuji jadi viral, setelah seseorang membagikan ceritanya di dalam grup Facebook Pekalongan Curhat. Saat berdagang dengan motor, pria 60 tahun ini menggendong anak keduanya yang berusia 6 tahun dengan kain.
Dikutip dari detikcom, putri pertama Tarmuji, Tika Novianti (15) saat ini duduk di bangku SMK. Sedangkan si bungsu, Fitri Agustina, belum sekolah karena sakit dan mengidap lumpuh layu di kakinya.
Kondisi Fitri inilah yang membuat Tarmuji membawa anak bungsunya itu berjualan. Selain itu, rumahnya yang memprihatinkan membuat Tarmuji takut meninggalkan sang buah hati.
"Anak sakit-sakitan, kalau saya kerja (jualan roti) tidak ada yang menunggui di rumah. Ditambah kondisi rumah seperti itu makanya saya bawa," kata Tarmuji.
 Tarmuji saat bekerja sambil menggendong anaknya/ Foto: Robby Bernardi/detikcom |
Sejak pagi, Tarmuji sudah berangkat ke Kelurahan Landungsari di Kota Pekalongan untuk mengambil 100 roti bungkus. Setelah itu, dia bersama putrinya mulai jualan keliling Kota Pekalongan hingga Kabupaten Pekalongan. Pada jam 11 siang, mereka beristirahat, lalu mulai berjualan lagi jam 3 sampai 5 sore.
Ikut sang ayah dari pagi hingga sore, Fitri enggak pernah mengeluh atau menangis, Bunda. Meski Tarmuji kadang kasihan pada anaknya.
"Alhamdulillah, anak saya tidak pernah mengeluh. Kami kehujanan bersama juga sering saat musim hujan seperti saat ini. Tapi kalau hujan besar kami berteduh. Kasihan juga anak bisa basah kuyup," ujarnya.
Selain menafkahi keluarganya, Tarmuji tak melupakan tugas di rumah. Ia tetap melakukan aktivitas seperti ibu rumah tangga, yaitu mencuci piring, pakaian, dan memasak air.
 Kondisi rumah Tarmuji/ Foto: Robby Bernardi/detikcom |
Dari pekerjaannya berjualan roti, Tarmuji mendapatkan upah 16 persen. Jika pembelinya ramai, dia bisa membawa pulang uang Rp60 ribu sampai Rp70 ribu.
Anak pertama Tarmuji saat ini duduk di bangku kelas XI di SMK swasta. Sebagai ayah, dia ingin putrinya itu tetap melanjutkan sekolah.
"Ya tetap bayar SPP, (SMK) swasta kok. Kata Bapak, enggak masalah, minta diteruskan sekolahnya," kata Tika.
Menjadi ayah tunggal memang tidak mudah, Bunda. Kata profesor Dr. Michael Pittaro, kita perlu banyak belajar tentang ayah tunggal dan perannya pada anak-anak di masa depan.
"Jumlah ayah tunggal yang membesarkan anak-anaknya meningkat, perlahan tapi pasti," kata Pittaro.
PeranÂ
ayah telah berkembang, dan publik sekarang mengakui pentingnya mereka tidak hanya sebagai pencari nafkah, tetapi jugaÂ
mengasuh anak. Analisis data jangka panjang menunjukkan jika ayah mempersempit kesenjangan yang cukup besar dengan ibu yang menghabiskan waktu bersama anak-anaknya.
Simak jugapesanAde Jigo untuk kedua anaknya, di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/muf)