Jakarta -
Akibat virus Corona, negara Italia kini melakukan
lockdown. Isolasi yang menyeluruh ini dirasakan juga oleh seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Italia.
WNI bernama Ika Octavia tersebut kemudian membagikan kisah tentang bagaimana situasi Italia saat ini akibat penyebaran
virus Corona. Kisah ini ia bagikan di grup Facebook Backpacker International.
"Di utara situasinya morat marit. RS kewalahan nampung pasien covid19. Jumlah tempat tidur di ruang intensif cuma 900 di Lombardia dan sekitar 5000 di seluruh Italia. Kebanyang kan dgn ribuan org yg positif dan 10% diantaranya hrs masuk ruang intensif yg notabene juga diisi oleh pasien2 dgn penyakit parah lainnya. Dokter dan perawat2 jg terinfeksi dan hrs dikarantina," tulis Ika, dikutip HaiBunda dari Facebook, Minggu (15/3/2020).
Hal ini membuat petugas medis membatalkan semua operasi ringan dan sedang, agar bisa menyulap ruang operasi jadi ruang intensif. Dan dokter spesialis yang biasanya tidak menangani UGD diturunkan untuk bantu-bantu UGD, karena dokter yang terinfeksi dikarantina. Koridor rumah sakit bahkan disulap jadi ruang perawatan karena kehabisan kamar.
"Di selatan situasi RS so far masih manageable walaupun ttp mrk batalkan operasi2 kecil dan sedang unk jaga2 dan fokus ke pasien covid," tambahnya.
Italia adalah negara Eropa pertama yang mengisolasi seisi negaranya. Kata Ika, mereka hanya boleh keluar rumah untuk bekerja dan alasan kesehatan. Toko-toko, kecuali toko makanan dan toko obat wajib tutup.
"Untuk keluar rumah maksimal 2 org di dalam mobil dan 1 org per keluarga yg boleh masuk toko. Di dalam toko dan di jalan2 harus jaga jarak minimal 1 meter dgn org lain, selain itu juga ada batas maksimum jumlah pelanggan di dalam toko (tergantung dari ukuran tokonya)." katanya.
Bahkan jika ingin keluar rumah mereka harus membawa sertifikat yang menjelaskan alasan berada di luar rumah. Polisi juga berpatroli untuk mengamankan keadaan.
"Kalo kita keluar tanpa alasan yg diizinkan, bisa kena denda 206 EUR. Org2 yg wajib dikarantina namun ttp keukeuh keluar bisa dipenjara 3 bulan karena melanggar pasal 452 KUH Pidana, membahayakan kesehatan umum," jelasnya.
Suasana di Italia akibat Corona/ Foto: Getty Images |
Lebih lanjut, terisolasi selama hampir seminggu diakui Ika membuatnya mati gaya. Namun, ia juga harus mengikuti peraturan pemerintah demi kebaikan bersama.
"I feel you. Gw jg mati gaya dilockdown hampir seminggu gini. Masih bersyukur kerjaan gw bs dilakukan dr rmh, byk org, terutama yg kerja di sektor pariwisata, hotel dan rumah makan ga dapat pemasukan sama sekali. Kasian kan, makanya klo semua org ikut andil mencegah penyebaran covid maka lbh cpt kita bs kembali ke normalitas," ucapnya.
Ika sendiri paham bahwa virus Corona ini mungkin tidak akan mematikan untuk seseorang dengan raga yang sehat. Namun, ini akan sangat berbahaya bagi mereka dengan sistem imun yang rendah. Itu sebabnya, daripada menimbulkan bahaya bagi banyak orang, lebih baik ia menahan diri untuk tidak bepergian.
"Again, buat kita2 yg muda dan sehat, ini cm flu doank, buat lansia, pasien kanker, pasien dgn penyakit jantung, hipertensi, diabetes, ini resikonya komplikasi dan/atau kematian. Kesadaran kolektif diperlukan demi kepentingan bersama. Collosseum gak bakal kabur, Louvre bakal ttp majang Monalisa, Empire State gak bakal nyebrang ke Meksiko, rejeki tiket promo gak bakal abis," tukasnya.
Simak juga 6 hal yang mesti Bunda tahu terkait Corona dalam video ini:
(yun/som)