Jakarta -
Nama Jackie Chan dan
Jet Li mungkin lebih dikenal oleh masyarakat Amerika, namun nama Stephen Chow mengungguli dua bintang laga Mandarin itu di Hong Kong dan sebagian besar Asia. Film-filmnya selalu berhasil mengocok perut penonton hingga dia dikenal sebagai The King of Comedy di Asia.
Namun hidupnya tak langsung bergelimang harta karena dia juga pernah mengalami hidup getir dan kelam. Stephen Chow yang lahir dengan nama Chow Sing-chi di Hong Kong pada 22 Juni 1962 ini mengalami masa kecil yang memprihatinkan.
Kedua orangtuanya bercerai dan ayahnya meninggalkan Chow kecil. Akhirnya, dia dibesarkan oleh ibu dan neneknya dalam kondisi sangat sederhana. Rumah yang mereka tempati pun merupakan bantuan pemerintah.
Meski hidup susah namun sebagai seorang anak, Chow senang menonton film kungfu dan mengidolakan aktor seni bela diri Bruce Lee dan Wang Yu. Setelah menonton film yang dibintangi Lee berjudul
Fist of Fury, Stephen Chow memutuskan mengikuti jejaknya menjadi seorang aktor laga.
Dikutip dari
notableboigraphies.com, demi mencapai cita-citanya, Stephen Chow mulai belajar wing chun, bentuk lain dari kungfu. Tapi sayangnya, dia tidak pernah menjadi master.
Kemudian setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), Stephen Chow menjajal audisi untuk mengambil kelas akting yang disponsori oleh salah satu stasiun televisi Hong Kong, TVB. Setelah selesai, dia mendapat peran di sebuah acara anak-anak, yakni
430 Space Shuttle selama lima tahun, mulai 1983 hingga 1988.
Stephen Chow makin populer dan diberi peran lain di sejumlah serial televisi. Dia akhirnya mendapat peran di beberapa film. Film pertama yang dibintanginya berjudul
All for the Winner pada tahun 1990. Film ini merupakan parodi dari film
God of Gamblers yang dibintangi Chow Yun-fat pada 1989.
Namanya kian terkenal di luar Hong Kong. Karena berhasil dengan film parodi, dia akhirnya terjebak membuat film parodi dari film terkenal lainnya. Misalnya
Beijing With Love pada 1994 yang merupakan parodi dari film
James Bond.Jumlah filmnya yang
box office juga makin bertambah dan disejajarkan dengan Jackie Chan dan Jet Li. Namun dua aktor itu akhirnya berkarier di Hollywood. Sementara tidak dengannya karena sejumlah film parodi Stephen Chow dianggap cuma dimengerti oleh masyarakat Hong Kong dan Asia.
 Stephen Chow/Foto: Instagram |
Dituding anggota mafiaKarena tidak tembus Hollywood, Stephen Chow akhirnya mencoba peruntungan di Kanada pada 1995. Tapi sayangnya ditolak masuk karena dituding berafiliasi dengan kelompok mafia Hong Kong, Triads. Stephen Chow membantah tudingan itu.
"Saya tidak bicara tentang pengaruh Triads di bioskop Hong Kong. Anda tahu pasti ada hubungan antara keduanya di masa lalu, saya setuju dengan itu. Itulah mengapa saya menjadi salah satu dari para korban, dan secara keliru sudah dituduh punya hubungan dengan Triads," katanya dikutip dari
The Independent.
Stephen Chow menjelaskan bahwa dirinya sejak dahulu adalah seorang aktor, yang dibayar oleh sebuah perusahaan dan hanya tertarik bekerja sebagai aktor dalam sebuah film. Dia mengaku tak peduli latar belakang perusahaan atau punya hubungan dengan siapa perusahaan itu karena itu bukan urusannya.
"Sebenarnya apa yang tidak saya pahami, bagaimana departemen imigrasi Kanada tidak melihat perbedaan antara karyawan perusahaan dan direktur yang membuat keputusan. Semuanya omong kosong," ujarnya kala itu.
Namun hal itu tak menyurutkan langkahnya untuk terus berkarya. Dia justru menuai kesuksesan lewat
God of Cookery dan
Forbidden City Cop.Â
Sayangnya setelah itu filmya sempat melempem di pasaran. Kendati demikian, aktor, produser dan sutradara ini tak patah semangat. Dia kembali membuat film dengan ide yang lebih segar, yakni menggabungkan olahraga sepak bola dengan kungfu. Saat itu, lahirlahÂ
 Shaolin Soccer yang penuh dengan efek khusus.
The Independent menggambarkan film itu sebagai film sepakbola seni bela diri terbesar yang pernah dibuat dan paling konyol.
Shoalin Soccer merupakan film ke-50 Stephen Chow dan berhasil meraup US$8 juta di Hong Kong, US$21 juta di Jepang, dan US$40 juta di seluruh Asia.
Film ini juga yang membuat Stephen Chow akhirnya dilirik industri film Hollywood. Studio Miramax membeli hak distribusinya, namun akhirnya dibatalkan karena sudah banyak versi bajakan dari film itu. Debut Stephen Chow di Amerika pun kandas lagi.
Meski demikian, tak lama setelah itu, Sonny Picture Classics mendekatinya dan mengajak kerja sama menggarap
Kung Fu Hustle. Film yang tayang tahun 2004 itu berhasil mengantongi pendapatan US$7 juta di Hong Kong pada akhir pekan perilisan.
Kung Fu Hustle berhasil menggeser
Shaolin Soccer sebagai film terlaris sepanjang masa di
Hong Kong. Film tersebut terus memecahkan rekor dalam debutnya di Sundance Film Festival dan mendapat sambutan baik di Amerika Serikat.
Di film itu, Stephen Chow tidak hanya sebagai aktor, tapi juga sutradara, penulis skenario dan produser. Dan pada tahun lalu, dia sempat mengatakan rencananya akan menggarap sekuel
Kung Fu Hustle.
"Tapi itu bukan
Kung Fu Hustle, namun mirip," kata dia saat jumpa pers filmnya berjudul
The New King of Comedy di Guangzhou pada Februari tahun lalu.
Sekuel atau sekadar mirip, tetap saja rasanya enggak sabar ya Bun menunggu film laga yang kocak dan nyeleneh garapan Chow?
Bunda bisa simak video penyanyi Astrid yang coba menjajal dunia akting yuk!
[Gambas:Video Haibunda]
(jue/jue)