Jakarta -
Kabar duka datang dari pasangan Ibrahim Imran alias Baim dan Artika Sari Devi. Mereka harus merelakan calon anak ketiga, di tengah pandemi corona seperti ini, Bunda.
Diceritakan Baim, April merupakan bulan yang membahagiakan sekaligus menyedihkan bagi mereka. Awalnya pada 20 April lalu, mereka baru saja mengetahui bahwa Artika positif hamil.
Di tengah pandemi ini, Baim dan Artika memberanikan diri keluar rumah. Mereka pergi ke dokter kandungan untuk memeriksa apakah Artika benar-benar hamil, Bunda.
"
Akhirnya kami membranikan diri keluar rmh dgn peralatan super lengkap untuk proteksi diri kami, yang akhirnya kami premier pertama kali untuk lebih pastinya memeriksakan kandungan mama tika apakah konfirm yes/no," tulis Baim di Instagram pada Jumat (24/4/2020).
Setelah di-USG, terlihat janin usia 10 minggu. Janin ini memang sudah ditunggu-tunggu oleh Baim dan
Artika.
"
Dokter kamipun meng-usg dan monitor menunjukan gambar yg memang kami (terutama saya ) kami tunggu2 lebih dr setahun ...seorang baby mungil, dgn berat, panjang besar yg memang sesuai umur janin 10 minggu...bukan main bahagianya saat itu," kata Baim.
 Artika Sari Devi keguguran/ Foto: Instagram @baimguitar |
Namun, kabar duka datang tepat setelah kebahagiaan mereka muncul. Dokter tidak menemukan detak jantung janin yang dikandung Artika.
Setelah dilakukan berbagai cara, bahkan menggunakan 2 alat USG, detak jantung janin masih tidak ditemukan. Baim dan Artika sangat terpukul mengetahui kenyataan ini. Terlebih, mereka memang sangat menginginkan anak ketiga.
"
Tdk terbayangkan perasaan kami saat itu..tdk bs kami jelaskan lagi this past few days, kami hanya bisa berserah diri bahwa Allah memang maha perencana dan tau yg terbaik buat kami....." ujarnya.
TerkaitÂ
keguguran seperti yang dialami Artika, kesedihan mendalam pasti dialami oleh Bunda maupun Ayah. Nah, ketika di situasi seperti ini, suami perlu hati-hati dalam bersikap, Bun.
Menurut psikolog keluarga, Anna Surti Ariani atau yang biasa disapa Nina, boleh saja suami menghibur istrinya setelah mengalami keguguran. Tapi, perlu disesuaikan dengan kebutuhan si istri.
"Ada pasangan yang merasa terhibur ketika ditemani. Tapi ada juga yang merasa lebih baik ketika mereka dibiarkan sendiri dulu. Nah, cara kita bersikap ini harus disesuaikan karena tiap orang dalam menghadapi fase berdukanya itu beda-beda," kata Nina.
Jadi, kita harus memahami perasaan orang yang mengalami keguguran ya, Bun. Jangan sampai sikap kita malah membuat orang itu malah tambah sedih.
Lihat juga cerita dr Reisa Brotoasmoro yang ternyata pernah mengalami keguguran berikut ini.
[Gambas:Video Haibunda]
(sih/rap)