Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Perkiraan Biaya Tambahan Melahirkan di RS Termasuk Tes Swab, Bunda Perlu Tahu

Annisa Afani   |   HaiBunda

Minggu, 07 Jun 2020 15:43 WIB

Team of doctors and nurses wear masks and gloves and prepare for surgery.
Perkiraan Biaya Tambahan Melahirkan di RS Termasuk Tes Swab, Bunda Perlu Tahu/Foto: iStock
Jakarta -

Dampak Corona juga berimbas pada ibu hamil yang akan melahirkan, Bunda. Selain harus mempersiapkan biaya keperluan calon bayi, ibu hamil juga harus menyiapkan hal lain untuk mendukung proses persalinan berdasarkan protokol yang ditetapkan.

Peraturan yang ditetapkan tersebut tentunya memaksa untuk mengeluarkan dana lebih banyak ya, Bunda. Sebab, sebelum menjalani proses persalinan di rumah sakit (RS), ibu hamil mesti melakukan tes cepat (rapid test) atau swab terlebih dahulu.

Dr.Triani Ismella, Sp.OG, dari Rumah Sakit Pusat Pertamina mengatakan, "Ini tes yang wajib dilakukan oleh ibu hamil dan yang akan mendampingi melahirkan. Meski sudah pernah tes, namun jika lebih dari 2 minggu, maka tetap wajib untuk tes ulang," katanya.

Pihak rumah sakit juga akan membebankan ibu hamil untuk menyiapkan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis yang akan bertugas, Bunda. Dengan begitu, berikut rincian biaya tambahan persalinan yang perlu disiapkan di masa pandemi berdasarkan perkiraan:

1. Masker sekali pakai sekitar Rp150 ribu per kotak.
2. Face shield untuk bayi sekitar Rp30 ribu.
3. APD untuk tim medis sekitar Rp200 - Rp300 ribu per orang.
4. Test swab sekitar Rp1,5 - Rp3 juta dan tes rapid Rp200 - Rp300 ribu.

Asian Pregnant Woman patient is on drip receiving a saline solution on bed VIP room at hospital, selective focus.Ilustrasi sebelum melahirkan/ Foto: iStock

Diakui seorang ibu bernama Delfi (27), hal tersebut memang memberatkan. Hingga akhirnya, ia memilih untuk melahirkan di klinik agar dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan.

Menurut penuturannya, beberapa RS kini hanya mau menangani proses persalinan dengan caesar. "Semua mesti caesar, kecuali yang sudah bukaan 10 baru ditolong," ujarnya, dikutip dari detikcom.

Diketahui, Delfi sempat bedrest selama seminggu di usia kandungan35 minggu karena mengalami flek. Namun, pada hari ketiga, ia justru mengalami kontraksi dan dikatakan siap untuk melahirkan oleh dokter di klinik. Ia pun melahirkan normal, dua hari setelahnya.

"Akhirnya lahiran di klinik itu, masih bisa didampingi suami," ungkapnya.

Sayangnya, hari ketujuh setelah kelahiran, sang bayi harus dibawa ke klinik lain karena butuh penanganan lanjut akibat bilirubin. Berhubung Delfi tidak menjalani tes swab sebelum melahirkan, maka ia harus mengenakan APD lengkap di klinik tersebut.

Aturan lain memang disebutkan, ibu melahirkan hanya boleh didampingi satu orang, Bunda. Terkait pilihan ibu dalam memilih tempat melahirkan, dokter Triani menekankan, setiap fasilitas kesehatan memiliki standar kesehatan tertentu. Sehingga hal tersebut sangat penting untuk dipertimbangkan.

Jika berniat untuk melakukan persalinan di klinik bidan, setidaknya Bunda perlu melakukan kunjungan ke sana sebelumnya. Dengan begitu, bidan yang akan menangani persalinan pun memiliki jejak dan rekam medis Bunda.

Sedangkan bagi Bunda yang akan bersalin di rumah sakit, maka persiapan melahirkan yang dibutuhkan tentu akan lebih lengkap.

"Karena semakin besar rumah sakit, tentu semakin lengkap pula fasilitas kesehatan yang menunjang," tegas Triani.

Bunda, simak juga perjuangan Yannie Kim saat mengasuh anaknya tanpa bantuan suami dan orang tua di Korea Selatan berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda