Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Kisah Jennifer Pan, Anak yang Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Nyawa Ortu

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 02 Sep 2020 15:43 WIB

Ilustrasi kekerasan
Kisah Jennifer Pan, Anak yang Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Nyawa Orang Tua/ Foto: iStock
Jakarta -

Jennifer Pan tak bisa berkata apa-apa saat divonis hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Ontario, pada Desember 2014. Wanita 34 tahun itu terbukti melakukan pembunuhan tingkat pertama dan percobaan pembunuhan pada kedua orang tuanya tahun 2010.

Pan tak sendiri, dia dihukum bersama Lenford Crawford, David Mylvaganam, dan kekasihnya Daniel Wong. Keempatnya menjalani hukuman tanpa kesempatan mengajukan pembebasan bersyarat selama 25 tahun.

Kisah Jennifer Pan menjadi viral karena dia berasal dari keluarga yang cukup berada. Di balik semua itu, Pan ternyata mengalami tekanan dari orang tuanya.

Dilansir Medium, Jennifer Pan tumbuh dalam keluarga yang suka mengontrol. Ia menjadi siswa yang tampak mengesankan sejak kecil dan mulai belajar bermain piano ketika berusia empat tahun.

Selain bermain piano, Pan juga seorang figur skater yang berharap menjadi juara Olimpiade. Sayangnya, ligamen di lutut Pan robek, membuatnya harus berhenti bermain skating.

Selama bertahun-tahun, orang tua Pan selalu menganggap anaknya sebagai siswa berprestasi. Padahal, Pan sebenarnya sering mendapat nilai 'C' di kelasnya. Untuk mendapatkan nilai A dan memuaskan orang tuanya, Pan memalsukan nilainya di sekolah.

Orang tua Pan dikenal selalu mengontrol anaknya. Mereka tidak membiarkan Pan memiliki waktu bebas. Sehari-hari, Pan diantar-jemput orang tuanya ke sekolah. Ia juga dilarang bicara dengan anak laki-laki.

Saat beranjak dewasa, orang tua Pan mulai khawatir kalau tujuan putrinya akan terganggu karena anak laki-laki. Mereka lalu melarangnya pergi kencan atau bahkan datang ke pesta dansa sekolahnya sendiri.

Sifat orang tuanya yang suka mengontrol, membuat Pan mudah berbohong dan memanipulasi orang-orang di sekitarnya. Saat memasuki SMA, Pan bertemu Daniel Wong. Keduanya jatuh cinta usai bergabung dalam band dan melakukan perjalanan ke Eropa bersama-sama.

Pan dan Wong berpacaran diam-diam. Saat inilah, Pan gagal masuk Ryerson University karena nilai matematikanya tidak lulus. Agar tak mengecewakan orang tuanya, Pan kembali berbohong dan memalsukan surat kelulusan. Fakta terungkap bahwa Pan juga sebenarnya tidak pernah lulus SMA.

Creepy girl 3d illustrationIlustrasi kekerasan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/M-A-U

Selama bertahun-tahun, Pan berbohong pada orang tuanya. Untuk membiayai hidupnya, Pan bekerja di restoran dan menjadi guru les piano. Ia juga tinggal dengan Wong tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Suatu hari, orang tua Pan curiga dengan kehidupan anaknya. Setelah didesak, Pan akhirnya mengakui beberapa kebohongan, termasuk soal tinggal bersama Wong.

Orang tua Pan marah dan khawatir. Kebohongan Pan justru membuat orang tuanya makin protektif. Mereka merampas ponsel, laptop, hingga memasang alat pelacak di mobil. Pan pun putus dari David karena tak direstui orang tuanya.

Pada tahun 2010, Pan mencoba menghubungi teman lamanya, Andrew. Andrew mengatakan tentang keinginannya membunuh sang ayah, dan ini memberi Pan ide untuk melakukan hal serupa.

Andrew akhirnya mengenalkan Pan dengan seseorang yang dia tahu. Ketiganya berkumpul dan merencanakan pembunuhan ayah Pan di tempat parkir usai pulang kerja. Pan bahkan sempat mengumpulkan $1.500 atau sekitar Rp22 juta untuk memuluskan rencananya ini. Namun, uang tersebut malah dibawa kabur temannya.

Seiring berjalannya waktu, Pan mulai berkencan lagi dengan Wong. Kali ini dia memiliki rencana baru, yaitu membunuh kedua orang tuanya.

Ia bersama Wong membuat rencana dan menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa orang tuanya. Rencananya adalah mengambil uang orang tua Pan seperti sebuah perampokan. Uang tersebut akan digunakannya untuk hidup bahagia bersama sang kekasih.

Wong akhirnya menghubungkan Pan dengan temannya yang lain untuk penawaran diskon membunuh orang tuanya. Pembunuh bayaran itu meminta $10.000 atau Rp147 juta sebagai upah membunuh.

Pada 8 November 2010, Jennifer Pan menjalankan aksinya. Pembunuh bayaran masuk ke rumahnya dan mengaku sebagai perampok. Semantara itu, Pan berpura-pura menjadi korban saat orang tuanya ditembak. Sang ibu meninggal, sedangkan ayah Pan selamat dan koma.

Usai kejadian, Jennifer Pan berpura-pura menjadi korban. Namun, kebohongannya terungkap saat sang ayah bangun dan mengatakan semua kejanggalan yang terjadi saat penembakan. Pan dan ketiga komplotannya dihukum bersalah.

Ayah Pan dilaporkan mengalami depresi dan gangguan kecemasan, Bunda. Ia bahkan tidak bisa lagi bekerja karena luka tembakan. Kepada media, ayah Pan berharap anaknya sadar apa yang telah dilakukannya itu buruk dan berubah menjadi manusia yang baik.

Simak juga tips agar Bunda tak gampang marah, di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda