5 Kisah Pilu Kehidupan Meli Nuryani Sebelum Menang Kontes Dangdut di Jakarta

Nama Meli Nuryani kini tengah jadi perhatian netizen, Bunda. Dara 15 tahun tersebut dielu-elukan setelah menjadi pemenang kontes dangdut, yang disiarkan salah satu televisi swasta.

Namun rupanya ada kisah menyayat hati di balik kemenangan wanita asal Cianjur tersebut. Berikut ini, kisah perjuangan Meli dari nol hingga menjadi bintang:

1. Bukan orang berada

Meli terlahir dari keluarga sederhana bahkan cenderung menengah ke bawah. Ia merupakan anak bungsu dari pasangan Ade (54) dan Wasidah (45).

Ayahnya hanya seorang petani yang memiliki penghasilan tak menentu, sementara sang ibu adalah ibu rumah tangga. Ayahnya bahkan pernah menjadi TKI di Malaysia. Sayangnya kecelakaan kerja membuatnya kembali pulang dan berakhir dengan mengurus sawah.

"Begini kehidupan bapak, sederhana. Dengan enam anak, dan Meli ini yang bungsu dari enam bersaudara," ucap Ade.

2. Dari SD sudah cari uang sendiri

Meli tak putus asa dengan kehidupannya tersebut. Sebaliknya ia bekerja keras sejak kecil.

Untuk bisa bersekolah ke jenjang SMK, Meli mencari uang sendiri dengan pentas dari satu panggung ke panggung lain bersama kakak dan pamannya. Bahkan kadang uang hasil jerih payahnya yang tak seberapa ia sisihkan untuk keluarganya.

"Kalau kakak-kakaknya sekolah sampai SD. Tapi Meli ini bersikeras ingin sekolah setinggi-tingginya. Makanya dari bakat dia yang sudah muncul sejak usia SD ini dijadikan modal untuk menyanyi di acara hajatan. Dari situ dia dapat uang untuk biaya sekolah dan lainnya. Kadang juga ngasih ke ibunya," ungkap Ade, dilansir detikcom.

3. Tinggal di rumah panggung reyot

Selama ini, Meli tinggal di sebuah rumah di pelosok Cianjur. Rumah tersebut kondisinya memprihatinkan.

Kayu penyangga rumah dan atap sudah lapuk. Gentingnya pun retak, yang membuat air bisa masuk jika hujan turun. Beberapa kaca jendela juga pecah dan hanya ditutup tirai usang.

"Begini kondisi rumah bapak yang sudah puluhan tahun ini. Kalau dibilang tidak layak, ya tidak. Tapi ini tempat satu-satunya bapak dan keluarga tinggal. Meski sering bocor kalau hujan dan sudah banyak yang lapuk," ujar Ade.

Bahkan, di rumah tersebut tidak ada kamar mandi. Keluarga Meli menggunakan jamban yang bertutup karung di belakang rumahnya. Dan untuk buang air besar, mereka harus berjalan sejauh 500 meter ke sungai.

"Kalau malam hari mau buang air besar, biasanya bawa senter. Karena tidak ada penerangan. Memang repot, tapi uang darimana mau bikin toilet. Jadi memanfaatkan yang ada saja," kata Ade.

4. Ortu pinjam duit

Perjuangan Meli untuk berangkat ke Jakarta memang sangat berat. Ayah dan ibunya sampai berusaha meminjam uang pada tetangga untuk ongkos Meli ke Jakarta mengikuti seleksi.

Awalnya, Meli meminta izin pada orang tuanya untuk ikut kontes dangdut. Ia kemudian mengaku tak punya uang sebagai bekal seleksi ke Jakarta.

"Dia bilang minimal harus pegang Rp1 juta, kalau tidak Meli tidak bisa berangkat," ungkap Wasidah.

Akhirnya kedua orang tuanya berusaha mencari pinjaman ke tetangga dan saudara. Sayangnya hal tersebut tidak mudah. Rata-rata menolak karena ragu untuk meminjamkan.

5. Ortu akhirnya gadaikan pohon untuk ongkos Meli ke Jakarta

Setelah gagal mendapat pinjaman dari tetangga, akhirnya orang tua Meli menggadaikan dua pohon milik mereka yang ditanam di halaman rumah.

"Dari subuh sampai sore datengin tetangga satu-satu, mau pinjam uang. Tapi kebanyakan tidak ngasih. Makanya ibu coba yakinkan dengan menjaminkan dua pohon di belakang rumah yang bisa diambil kayunya, supaya bisa dapat pinjaman," ucap Wasidah.

"Akhirnya ada yang meminjamkan. Ibu langsung kirim uangnya untuk ongkos dan bekal Meli," sambungnya.

Siapa sangka, perjuangan yang menyayat hati tersebut berbuah manis. Kini, Meli berhasil menorehkan prestasi dan meraih gelar juara di ajang musik dangdut tersebut.

Simak juga perjuangan Sophie Navita demi bisa membangun rumah di Bali dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]