Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Libur Akhir Tahun Akan Dipangkas Bun, Ini Alasannya

Annisa Afani   |   HaiBunda

Selasa, 24 Nov 2020 16:30 WIB

Front view of family with two small daughters on trip outdoors in nature, wearing face masks.
Libur Akhir Tahun Akan Dipangkas Bun, Ini Alasannya/Foto: Getty Images/iStockphoto/Halfpoint

Presiden Joko Widodo meminta pada para menterinya untuk kembali membahas soal libur akhir tahun. Libur panjang ini berpotensi untuk diperpendek, Bunda.

Bukan tanpa alasan tentunya. Hal ini karena libur panjang dianggap dapat menyebabkan munculnya klaster baru penyebaran virus Corona di Indonesia.

Di samping itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengatakan bahwa ternyata libur panjang sebelumnya yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian dari pertumbuhan konsumsi, justru malah menunjukkan hal sebaliknya.

"Dalam keadaan normal dan libur panjang, orang banyak beraktivitas dan interaksi yang kemudian terjadi interaksi. Tapi jika dilihat sekarang, indikator COVID-19 naik sedangkan ekonomi tidak sesuai harapan," katanya dalam konferensi pers APBN edisi November, dikutip dari detikcom.

Selain itu, selama Oktober dan Desember 2020 ini diketahui bahwa jumlah hari kerja menjadi lebih sedikit dibandingkan pada 2019, Bunda. Jumlah hari kerja yang lebih sedikit ini berpengaruh pula ke sektor ekonomi.

"Dengan jumlah hari kerja yang sedikit, maka konsumsi listrik di bidang bisnis dan manufaktur ikut menurun. Ini berdampak ke ekonomi di sektor produksi dan konsumsi yang rendah," lanjut Sri Mulyani.

Respons Pengusaha Sektor Pariwisata

Terkait libur akhir tahun yang akan dikurangi, hal ini tentu membuat para pengusaha di sektor pariwisata ikut mengalami dampaknya, Bunda. Apalagi jika para pengusaha tersebut telah mempersiapkan program yang bertujuan untuk menarik para pengunjung.

"Ya pastinya berdampak, sebetulnya itu kan pengganti libur Lebaran, otomatis pasti ada dampaknya," ungkap Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani.

Menurut Hariyadi, pemerintah Indonesia semestinya mencontoh Turki. Yang mana, negara tersebut tetap membuka dan menjalankan sektor pariwisatanya di tengah pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yang begitu ketat.

"Contoh Turki, negaranya membuka pariwisata tapi dia bisa mengendalikan COVID-19," tuturnya.

KLIK NEXT UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA.

[Gambas:Video Haibunda]

Banner Andy Lau



Libur Akhir Tahun Akan Dipangkas Bun, Ini Alasannya

Mother with small daughter taking selfie with smartphone on trip outdoors in nature, wearing face masks.

Libur Akhir Tahun Akan Dipangkas Bun, Ini Alasannya/Foto: Getty Images/iStockphoto/Halfpoint

Dampak Libur Panjang Dipangkas

Selain pada sektor pariwisata, Hariyadi juga mengatakan bahwa upaya membuka-tutup pengetatan kegiatan dengan salah satu strategi pengurangan hari libur justru akan mengacaukan kinerja beberapa sektor terkait.

"Kalau kita buka-tutup terus pengetatan termasuk mengurangi liburan dalam rangka mencegah, itu impact-nya akan enggak bagus untuk semuanya," katanya.

Menurutnya, saran bagi pemerintah yakni tetap memberi peluang bagi sektor pariwisata untuk kembali bangkit. Namun, hal itu tentunya juga harus dibarengi dengan pengetatan protokol kesehatan, peningkatan pelacakan (tracing) serta perawatan pasien COVID-19 (treatment) dari pemerintah.

Berbeda dengan Hariyadi, Pauline Suharno, selaku Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) hanya dapat bersikap pasrah dengan adanya kemungkinan pengurangan libur panjang, Bunda. Baginya, hal yang lebih penting yaitu berharap agar pemerintah bisa menstimulus pengusaha agar dapat menarik pengunjung dengan harga murah.

"Enggak peduli mau dikurangi karena demand-nya juga enggak ada. Demand-nya bisa di-create kalau memang harganya murah. Kalau tiap minggu dibuat long weekend tapi masyarakat belum berani bepergian karena harga tiket mahal, ya sama saja," tutur Pauline.

Lebih jauh, Pauline meyakini bahwa jika libur panjang akhir tahun dikurangi, orang-orang tetap akan bepergian untuk berlibur, Bunda. Katanya libur akhir tahun sudah dianggap sebagai rutinitas bagi masyarakat yang suka bepergian.

"Ada atau tidaknya libur panjang akhir tahun sepertinya tidak mengurangi minat orang berlibur. Mereka akan tetap melakukan perjalanan, terutama swasta karena dia bisa memanfaatkan jatah cuti yang masih ada," ucapnya.

Bunda, simak juga yuk tips liburan yang aman tanpa kerumunan dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]




(AFN/kuy)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda