Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Pernah Alami Rasisme, dr Tirta Mati-matian Raih Sukses Berkat Pesan Ortu

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Sabtu, 09 Jan 2021 18:16 WIB

Dokter muda
Pernah Alami Rasisme, dr Tirta Mati-matian Raih Sukses Berkat Pesan Ortu/ Foto: Instagram @dr.tirta

Nama dr.Tirta mulai jadi perbincangan semenjak dirinya lantang menyuarakan kasus COVID-19. Di balik karakter yang terlihat tangguh saat ini, rupanya pria bernama asli Tirta Mandira Hudi ini punya kisah kelam pada masa kecilnya lho, Bunda.

Bisa dikatakan bahwa masa kecil dokter Tirta cukup berat, Bunda. Ia pernah mengalami rasisme hingga ditolak banyak sekolah.

Pria yang kerap memakai kaca mata ini sebenarnya lahir dari ayah keturunan Jawa dan ibu berdarah China. Ia juga hidup dalam keluarga dengan lingkungan agama berbeda.

"Gue anak campuran Jawa dan China. Bokap gue muslim, nyokap gue non muslim," kata dr Tirta, dikutip dari YouTube Denny Sumargo, Jumat (8/1/2021).

Dokter eksentrik yang juga seorang influencer ini bukanlah berasal dari keluarga berada. Kedua orang tuanya bekerja sebagai karyawan bank. Mereka harus bekerja pagi hingga malam demi bisa menyekolahkan anak semata wayangnya itu.

"Karena enggak ada duit, bokap nyokap tuh kerja dari jam 7 sampai jam 7, overtime terus supaya gue bisa sekolah," katanya.

Karena orang tuanya sibuk, dr.Tirta pun sering ditinggal sendirian. Rupanya itu membuat dia merasa jadi anak yang kurang kasih sayang.

Meski demikian, dokter Tirta tak ingin menyalahkan orang tuanya. Karena biar bagaimana pun, orang tuanya sudah bekerja keras demi masa depannya.

"Ya jelas kurang (kasih sayang). Dari umur 7 tahun gue sudah disuruh sendiri terus. Enggak bisa nyalahin bokap nyokap, kalau mereka enggak kayak gitu, gue enggak bisa sekolah," ungkapnya.

Terkait rasisme yang pernah dr.Tirta hadapi, ini terjadi ketika ia tinggal di Solo.

"Karena kan gue ditolak di mana-mana, karena gue ras campuran, saat itu di Solo rasialisme masih tinggi," kenangnya.

Lalu, apa isi pesan orang tua dokter Tirta, yang kemudian menjadi titik balik hidupnya untuk meraih sukses?

Klik halaman selanjutnya.

Simak juga alasan kasus COVID-19 semakin meningkat dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]

Artis penyintas COVID-19

Pesan orang tua jadi bekal kesuksesan dr.Tirta

Dokter muda

Pernah Alami Rasisme, dr Tirta Mati-matian Raih Sukses Berkat Pesan Ortu/ Foto: Instagram/dr.tirta

Dokter Tirta sebenarnya merasa kesulitan dalam bergaul semasa kecil. Hal ini lantaran ia seperti berada pada posisi serba salah.

"Susah, gue ngumpul sama orang pribumi pun gue dianggap China. Gue ngumpul sama orang China, gue dianggap kampung," tuturnya.

Puncaknya yakni ketika terjadi tragedi besar di Solo pada 1998 silam. Saat itu, terjadi reformasi di seluruh negeri dan banyak masyarakat China yang dibumihanguskan.

"Perusuh datang ke kantor nyokap gua dan nyokap gue kan Chinese ya, dikasih pilihan mati dibakar atau loncat, nyokap gue pilih loncat dari lantai dua," ungkapnya.

Saat itu, usia dokter Tirta baru 7 tahun, Bunda. Pada posisi yang sangat parah tersebut, dia kemudian ingat pesan orang tuanya.

"Gue ingat pesan bokap gue di situ adalah Papa Mama enggak punya apa-apa, uang pun enggak kaya, jadi orang biasa. Satu satunya adalah kalau kamu mau diakui, dari otak dan bicara," katanya.

"Dari situ, gue mati-matian untuk belajar habis-habisan even gue enggak punya guru les."

Ternyata itulah, Bunda, pesan orang tua yang jadi bekal dokter Tirta meraih kesuksesan saat ini.


(yun/muf)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda