Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

5 Fakta Darurat COVID-19 di Malaysia, RS Kolaps hingga Lockdown 2 Minggu

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 06 May 2021 18:23 WIB

Ilustrasi Tenaga Medis COVID-19
Perawat di Malaysia/ Foto: Getty Images/Alex Liew

Kabar buruk datang dari negara tetangga, Malaysia, Bunda. Saat ini negara yang dijuluki Negeri Jiran itu sedang dalam kondisi COVID-19. Kasus COVID-19 harian Malaysia naik ke angka 2.000 lebih sejak 15 April lalu.

Pada 2 Mei, angka kasus bahkan sempat menyentuh 3.418, rekor terbanyak sejak 24 Februari 2021. Menurut laporan dari Malay Mail, jumlah kasus gejala berat juga mencetak rekor di Malaysia.

Melihat angka kenaikan yang begitu besar, pemerintah pun memberlakukan lockdown kembali lewat perintah kontrol pergerakan (MCO). Lockdown berlaku mulai 3 Mei hingga dua minggu ke depan.

Untuk lebih lengkapnya, Bunda bisa simak lima fakta terkait kondisi darurat COVID-19 yang terjadi di Malaysia berikut ini:

1. RS kolaps, keterisian ICU hampir penuh

Sementara ini kasus aktif Corona di Malaysia sudah menyentuh angka 31 ribu, Bunda. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Tan Sri Noor Hisham Abdullah melaporkan tingkat keterisian ICU di rumah sakit nyaris penuh.

Noor Hisham mengatakan kondisi rumah sakit lain yang tingkat ketirisian ICU-nya sudah di atas 70 persen. "RS Sungai Buloh, RS Kuala Lumpur, RS Ampang, RS Serdang, RS Selayang dan RS Tengku Ampuan Rahimah sudah over 70 persen kapasitasnya bahkan ada yang hampir mencapai 100 persen," papar Noor Hisham.

"Dengan kapasitas ICU Universiti Malaya Medical Centre, kapasitas tempat tidur ICU sekarang lebih dari 50 persen."

Lalu, Kantor berita nasional Bernama melaporkan, ICU di semua rumah sakit besar di Lembah Klang hampir kewalahan oleh kasus COVID-19 yang parah dengan tingkat hunian mencapai 90 persen.

Simak juga cerita Maissy mantan penyanyi cilik harus rawat pasien COVID-19 saat dirinya hamil 8 bulan:

[Gambas:Video Haibunda]




MAYORITAS KASUS TRANSMISI LOKAL, BANYAK PASIEN MUDA MENINGGAL

Ilustrasi Tenaga Medis COVID-19

ilustrasi nakes/ Foto: Ilustrasi: Luthfy Syahban

2. Mayoritas kasus merupakan transmisi lokal

Pada Selasa, 4 Mei, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Tan Sri Noor Hisham Abdullah melaporkan jumlah kumulatif kasus COVID-19 di Malaysia sekarang 420.632 setelah 3.120 infeksi baru terdaftar.

Ada enam kasus impor, sisanya transmisi lokal, Bunda. Selangor mencatat kenaikan tertinggi dari semua negara bagian dengan 675 kasus baru, yaitu 21,6 persen dari total negara.

Noor Hisham mengatakan 73 persen kasus Selangor berasal dari kelompok dan kontak dekat pasien COVID-19. Sisanya, sekitar 182 kasus, bersifat sporadis dan sudah terdeteksi dari berbagai kegiatan skrining.

3. Banyak pasien muda meninggal

Kasus Corona di Malaysia tak hanya menyerang lansia dan pasien komorbid. Menurut laporan Free Malaysia Today, golongan muda juga banyak yang meninggal karena COVID-19. Sekitar 3,7 persen kematian terjadi di kalangan usia 25 hingga 34 tahun.

Kemudian, sebesar 7,45 persen korban meninggal karena COVID-19 berusia 35 hingga 44 tahun, dan 11,2 persen pasien meninggal dalam rentang umur 45 hingga 54 tahun.

Contoh kasus yang baru-baru ini terjadi adalah pria 37 tahun asal Sarawak ditemukan tak sadarkan diri di rumahnya dan dinyatakan meninggal setelahnya.

LOCKDOWN LOKAL, MALAYSIA BERUPAYA CEGAH TSUNAMI COVID-19

Stay at home quarantine coronavirus pandemic prevention.Mother and daughter in protective medical masks standing near on window and looks out window.

ilustrasi ibu dan anak di rumah saat pandemi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/virojt

4. Pemberlakuan lockdown lokal 2 minggu

Kasus Corona meningkat, pemerintah Malaysia pun memberlakukan lockdown kembali lewat perintah kontrol pergerakan (MCO). Dimulai dari 3 Mei, hingga dua minggu ke depan Bunda.

Akan tetapi, lockdown tak dilakukan secara nasional. Hanya beberapa area yakni Selangor, Kuala Lumpur, Penang, Johor, Sabah dan Serawak, yang dikenai status MCO bersyarat.

Dalam pemberlakukan lockdown lokal di Malaysia, pasar Ramadhan akan ditutup. Sekolah juga tutup, dan kegiatan sosial serta agama dilarang.

5. Malaysia berupaya mencegah tsunami COVID-19 seperti India

Pada Hari Buruh 1 Mei lalu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Tan Sri Noor Hisham Abdullah memberikan pesan untuk Garis Depan Kesehatan dan Kedokteran Malaysia. Noor Hisham berpesan agar Malaysia bisa mencegah tsunami COVID-19 seperti di India.

"Kami masih berjuang dan kami adalah benteng terakhir dalam perang melawan pandemi COVID-19. Kita harus waspada dan terhindar dari tsunami COVID-19 seperti yang terjadi di India," tuturnya, dilansir The Star.

"InsyaAllah marilah kita ikhlas, benar nawaitu kita, berjuang dan berjuang sampai akhir dan bertawakal kepada Allah SWT."


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda