Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Bun, Ini Informasi Terbaru Daerah di Indonesia yang Terancam Tsunami Raksasa

Annisa Afani   |   HaiBunda

Selasa, 14 Sep 2021 20:45 WIB

Poster
Ilustrasi tsunami raksasa/ Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Masyarakat daerah Pacitan, Jawa Timur, harus mulai berhati-hati, Bunda. Hal ini karena Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yakni Dwikorita Karnawati, mengingatkan bahwa penduduk setempat harus bersiap dengan skenario terburuk seperti gempa dan tsunami.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari dan mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami. Saat ini, bencana alam tersebut memang diketahui tengah mengintai pesisir selatan Jawa akibat pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.

"Pantai Pacitan memiliki potensi tsunami setinggi 28 meter dengan estimasi waktu tiba sekitar 29 menit. Adapun tinggi genangan di darat berkisar sekitar 15-16 meter dengan potensi jarak genangan mencapai 4-6 kilometer dari bibir pantai," ujar Dwikorita melalui keterangan resmi, dikutip melalui CNBCIndonesia pada Selasa (14/9/2021).

Dalam simulasi tersebut, Dwikorita bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji melakukan verifikasi zona bahaya. Mereka menyusuri jalur evakuasi bencana dan berharap agar masyarakat yang berada di zona bahaya bisa berlatih secara rutin untuk melakukan langkah evakuasi mandiri.

"Untuk masyarakat yang berada di pantai, tidak perlu menunggu perintah, aba-aba, atau sirine, segera lari karena waktu yang dimiliki hanya sekitar 29 menit, sedangkan jarak tempat yang aman yang lebih tinggi cukup jauh," tuturnya.

Dwikorita mengatakan, skenario yang dimaksud masih bersifat potensi. Artinya, bisa saja terjadi atau bahkan tidak terjadi. Namun, masyarakat dan pemerintah daerah harus sudah siap dengan skenario terburuk tersebut.

Apabila masyarakat dan pemerintah daerah siap, maka jumlah korban jiwa maupun kerugian materi dapat diminimalisasi, Bunda. Dengan skenario terburuk ini pemerintah daerah bersama-sama masyarakat bisa lebih maksimal mempersiapkan upaya mitigasi yang lebih komprehensif.

"Jika masyarakat terlatih maka tidak ada istilah gugup dan gagap saat bencana terjadi. Begitu gempa terjadi, baik masyarakat maupun pemerintah sudah tahu apa-apa saja yang harus dilakukan dalam waktu yang sangat terbatas tersebut," ujar Dwikorita.

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa hingga saat ini, tidak ada teknologi atau satu pun negara di dunia yang bisa memprediksi kapan terjadinya gempa dan tsunami secara tepat dan akurat. Semua masih sebatas kajian yang didasarkan pada salah satunya, di antaranya sejarah gempa di wilayah tersebut.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bunda, simak juga panduan siaga gempa dan tsunami saat pandemi COVID-19 dalam video berikut yuk:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda