TRENDING
Cerita Sukses Pedagang Bumbu Dapat Omzet Rp60 Juta Per Bulan di Usia 19 Tahun
Tim HaiBunda | HaiBunda
Minggu, 30 Jan 2022 18:50 WIBSukri, pria asal Palembang yang masih berusia 19 tahun ini bukanlah pemuda biasa. Ia bercerita tentang pekerjaannya selama ini menjadi pedagang bumbu jadi di sebuah pasar, di Bogor, Jawa Barat.
Ia merantau dari Palembang ke Pulau Jawa untuk mencari peruntungan di usia 16. Ia bersusah payah membangun usahanya sendiri dari nol, Bunda. Berkat semangat dan ketekunannya, ia kini sukses bahkan bisa menghasilkan omzet Rp60 juta per bulan. Bagaimana kisah sukses Sukri?
Singkat cerita, Sukri mengaku bahwa ia telah berjualan di pasar di kawasan Bogor selama tiga tahun terakhir. Ia menjajakan berbagai macam bumbu giling mulai dari cabai, bawang, kemiri, lada hingga bumbu jadi, seperti balado dan ayam goreng.
Pria tersebut pun membagi membagikan suka dukanya merantau dan berdagang dari pukul 04:00-14:00. Meski penjualan menurun karena pandemi, ia mengaku bersyukur masih bisa menjalan usaha, Bunda.
"Paling sedikit (boleh) beli Rp 2 ribu, meringankan masyarakat juga kan namanya juga di kampung ini mah, pasar pelosok kata orang, yang penting kan kita hasilnya," kata Sukri dalam video yang diunggah di kanal YouTube Frankav12.
Sukri memang mengantongi penghasilan yang tidak sedikit. Ia bisa membawa pulang Rp 2-3 juta per harinya. Walaupun kini bisa dibilang sukses, Sukri sempat mengalami kesusahan dan kegagalan. Pria tersebut juga pernah mencoba ke beberapa daerah lain sebelum akhirnya berjualan di Bogor, Bunda.
"Saya merantau dari Palembang, pernah ke Bandung, di Jakarta cuma pernah sebentar 2 bulan, liat-liat pasar ketemunya di sini. Saya juga pernah gagal, yang penting semangat jangan menyerah," ujarnya.
"Waktu itu modal Rp10 juta habis, akhirnya kerja sama orang lagi cari modal lagi lalu cari-cari pasar cari sampai ke pelosok dapatnya di sini dan sini yang penting alhamdulillah," sambungnya.
Awal berjualan ia mengaku masih sepi pembeli. Sempat hampir kehabisan modal, usahanya mulai ramai pada bulan Ramadhan. Ketika banyak penjual pulang kampung, ia tetap berjualan dan pelanggan mulai berdatangan.
Tak hanya itu, Sukri juga sempat merasakan tidur di pasar karena tidak punya uang lagi untuk bayar kontrakan. Di usianya yang masih belasan tahun, kondisi Sukri di perantauan pastinya mengkhawatirkan keluarga.
Akan tetapi, Sukri justru tidak mau membagi kisah sulitnya kepada keluarganya. Kenapa? TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.