Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Bayi dalam Perawatan NICU di Ukraina Terpaksa Dievakuasi ke Ruang Bawah Tanah

Annisa Afani   |   HaiBunda

Minggu, 27 Feb 2022 13:56 WIB

In this handout photo provided by the Ukrainian Presidential Press Office, Ukrainian President Volodymyr Zelenskyy speaks during a news conference in Kyiv, Ukraine, Friday, Jan. 28, 2022. High-stakes diplomacy continued on Friday in a bid to avert a war in Eastern Europe. The urgent efforts come as 100,000 Russian troops are massed near Ukraine's border and the Biden administration worries that Russian President Vladimir Putin will mount some sort of invasion within weeks. (Ukrainian Presidential Press Office via AP)
Ilustrasi bayi/Foto: Getty Images/RyanJLane

Saat ini, situasi di Ukraina sedang tidak baik-baik saja karena hubungan negara tersebut dengan Rusia sedang memanas. Hal ini tentu memberi banyak dampak, tak hanya pada pemerintahan melainkan masyarakatnya.

Rusia mulai melakukan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari. Ketegangan ini tentunya membuat orang kalang kabut mencari perlindungan, termasuk pihak rumah sakit demi menjaga pasien yang dirawat, termasuk bayi-bayi yang baru dilahirkan.

Mengutip dari New York Time, bayi-bayi yang baru lahir dan seharusnya mendapat perawatan dari unit perawatan intensif neonatal (NICU) di sebuah rumah sakit anak-anak di Dnipro, di Ukraina timur, kini jadi perhatian.

Bagaimana tidak, sejak Kamis kemarin (24/2/2022), mereka harus dipindahkan ke tempat perlindungan bom darurat, yakni di lantai bawah tanah gedung rumah sakit tersebut.

"Ini NICU. Di tempat perlindungan bom. Bisakah Anda bayangkan?" kata Dr Denis Surkov selaku kepala unit neonatal Rumah Sakit Klinis Anak Oblast Dnipropetrovsk, dikutip pada Jumat (25/2/2022)

"Ini adalah kenyataan kami," sambungnya.

Enggak hanya itu, ditampilkan pula rekaman yang memperlihatkan kondisi bayi-bayi yang diungsikan tersebut. Mereka terlihat dibaringkan dalam barisan dan terbungkus selimut agar tetap hangat. Beberapa bahkan terlihat tengah diurus dan digendong oleh staf rumah sakit.

Diketahui, kota Dnipro memang menjadi sasaran serangan rudal saat invasi Rusia ke negara itu sejak Kamis pagi. Dengan kondisi saat ini, Dr Denis Surkov ungkap bahwa pihaknya tengah gugup dan bingung.

"Kami gugup, sangat bingung," katanya.

Banner Kebiasaan di EropaFoto: Annisa Shofia

Di sisi lain, pasangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menetap di sana pun membagikan pengalaman. Mereka menceritakan seperti apa kejadian saat serangan tersebut berlangsung.

Dalam video amatirnya melalui ponsel, yang dibagikan VOA Indonesia, Vanda Sakina Damayanti memberitahukan kondisi saat Rusia menginvasi Ukraina. Pagi sebelum ke KBRI, Vanda mendengar sirene serangan udara.

"Teman-teman doain kita selamat ya. Mungkin kita akan pergi ke shelter atau ke KBRI," kata Vanda.

Kemudian terdengar gemuruh mesin pesawat di langit Ukraina, tapi pesawatnya tidak terlihat. Hal ini lantas cukup membuat Vanda dan warga lain panik.

"Oh my God, ada pesawat tapi enggak kelihatan di mana," ucap Vanda dalam video amatirnya.

Dalam perjalanannya ke KBRI, biasanya pagi hari jalanan padat merayap. Tapi pagi itu berbeda, Vanda menyebut jalanan di pusat kota Kyiv sepi. Sikap warga lokal dalam menghadapi situasi ini pun berbeda-beda.

"Ada (warga) yang nyantai, ada yang panik bawa koper," katanya.

Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, simak juga cerita bule Ukraina yang punya gelar S2, gembira bajak sawah demi suami asal Pekanbaru dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

KEADAAN WNI DI UKRAINA

Stasiun Kereta Polandia Mendadak Jadi Pengungsian Warga Ukraina

Situasi di Ukraina/Foto: Omar Marques/Gettyimages

Kemudian Vanda juga menceritakan kondisinya bersama sang suami, Denny Fachry yang diminta untuk meninggalkan rumah oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia. Terlihat di video, mereka meninggalkan rumah di malam hari.

"Agak mellow tadi ninggalin rumah. Lumayan banyak pengalaman indah. Bingung mau ngomong apa, agak-agak capek, lelah," kata Bunda dua anak itu.

Diketahui, keluarga Vanda dan Denny sudah satu tahun lebih tinggal di Ukraina. Denny bekerja di perusahaan gas dan minyak, Bunda.

Mereka dan kedua anaknya saat ini sedang berkumpul di KBRI Kyiv, menunggu arahan berikutnya, usai Rusia menyerang Ukraina.

"Kita masih belum tahu, masih menunggu arahan. Sementara ini mungkin kita bermalam (di KBRI). Memang, hati kita was-was, cuma berusaha untuk tenang saja," kata Denny.

Lebih lanjut, Denny menjelaskan bahwa KBRI punya tiga safe house atau tempat aman. Ketiganya berlokasi di Kyiv, Lviv, dan Odessa.

Dilansir VOA, Dubes RI untuk Ukraina yakni Ghafur Dharmaputra, mengatakan bahwa ada 144 warga Indonesia di Ukraina.. Vanda, mewakili WNI di Ukraina pun meminta doa agar WNI di Ukraina selamat dan aman di tempat yang sudah disediakan KBRI.

"Paling saya minta dibantu doa untuk teman-teman, atau semua rakyat Indonesia supaya WNI di Ukraina ini bisa aman, selamat sampai tempat yang paling aman," ujar Vanda.

Diketahui, tentara Rusia mulai menginvasi Ukraina pada awal Kamis. Sementara, Presiden Vladimir Putin memperingatkan negara-negara lain 'tidak ikut campur tangan.' Kemudian, laporan menunjukkan warga Ukraina memenuhi pom bensin, ATM, dan apotek setelah Rusia menyerang.

Ruang udara Ukraina sudah ditutup untuk penerbangan sipil dan komersial. Pihak berwenang Eropa juga memperingatkan adanya risiko jika terbang ke kawasan yang berbatasan dengan Ukraina, Bunda.

Di tengah situasi genting seperti itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan kondisi negaranya usai Rusia melancarkan serangan militer. Ia mengaku menjadi target nomor satu Rusia. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

PRESIDEN UKRAINA JADI TARGET NOMOR SATU RUSIA

In this handout photo provided by the Ukrainian Presidential Press Office, Ukrainian President Volodymyr Zelenskyy speaks during a news conference in Kyiv, Ukraine, Friday, Jan. 28, 2022. High-stakes diplomacy continued on Friday in a bid to avert a war in Eastern Europe. The urgent efforts come as 100,000 Russian troops are massed near Ukraine's border and the Biden administration worries that Russian President Vladimir Putin will mount some sort of invasion within weeks. (Ukrainian Presidential Press Office via AP)

Presiden Ukraina/Foto: Ukrainian Presidential Press Office via AP

Berdasarkan informasi yang diterima Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, tim sabotase Rusia telah berhasil menyerbu Ibu Kota Ukraina, Kiev, pada Kamis malam.

"Menurut informasi kami, musuh menandai saya sebagai target nomor satu. Keluarga saya adalah target nomor dua," kata Zelenskyy, dalam video yang diunggah ke media sosial, dilansir CNN Indonesia.

"Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara," imbuhnya.

Zelensky juga menegaskan bahwa dirinya tidak gentar dengan kedatangan tim sabotase Rusia. Ia memastikan dirinya akan tetap bertahan di Ibu Kota Kiev.

"Pada siang hari, saya mengadakan puluhan pembicaraan internasional, langsung mengelola negara kita. Dan saya akan tinggal di ibukota. Keluarga saya juga di Ukraina. Anak-anak saya juga di Ukraina. Keluarga saya bukan pengkhianat. Mereka adalah warga Ukraina. Tapi saya tidak punya hak untuk mengatakan di mana mereka sekarang," ujar Zelensky.


(AFN/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda