Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Mengenal Sosok Crazy Rich Italia di Balik Kinder Joy, Giovanno Ferrero

Annisa A   |   HaiBunda

Rabu, 20 Apr 2022 22:00 WIB

Giovanni Ferrero
Giovanni Ferrero / Foto: Dok. Ferrero Group

Produk makanan Kinder Joy tengah dihentikan sementara peredarannya, termasuk di Indonesia. Belum lama ini muncul laporan dugaan kontaminasi bakteri Salmonella.

Sebelum diduga terkontaminasi, Kinder Joy sempat menjadi salah satu makanan populer anak-anak. Produk ini merupakan camilan cokelat berbentuk cangkang telur yang di dalamnya berisi mainan koleksi berukuran kecil.

Kesuksesan Kinder Joy yang meraup keuntungan di berbagai negara tak luput dari peran crazy rich di baliknya. Dia adalah Giovanni Ferrero, pemilik grup makanan asal Italia yang memproduksi produk Kinder Joy.

Menilik situs resminya, Ferrero Group merupakan bisnis yang dikelola secara turun temurun oleh keluarga Ferrero. Bisnis ini bermula dari sebuah toko kue yang didirikan oleh Piera dan Pietro Ferrero. Mereka kemudian mendirikan pabrik makanan berbahan cokelat di Italia sekitar tahun 40-an.

Banner Tanda Janin Lapar

Binsis tersebut diturunkan oleh putra mereka, Michele Ferrero, dan kini diteruskan oleh putaranya, Giovanni. Menurut laporan Forbes, nama Giovanni Ferrero berada di urutan ke-36 dalam daftar orang paling kaya di dunia pada 2022.

Total kekayaan pengusaha berusia 57 tahun ini adalah US$36,2 miliar atau lebih dari Rp600 triliun. Sejak awal mendirikan bisnis, keluarga Giovanni Ferrero merupakan yang pertama kali membangun pabrik di Italia pasca pasca Perang Dunia II.

Diteruskan secara turun-temurun dari kakek dan nenek, kini Giovanno lah yang berperan melanjutkan kesuksesan perusahaan Ferrero. Pabrik Ferrero kini tersebar di seluruh dunia, seperti Belgia, Australia, India, Turki, Meksiko, dan China.

Di bawah kepemimpinan Giovanni, Ferrero berhasil meraup penjualan senilai US$14 miliar pada 2021 lalu. Sebelumnya, ia menjalankan perusahaan Ferrero sebagai co-CEO bersama dengan sang kakak, Pietro. Namun ia telah meninggal dunia pada 2011 lalu akibat serangan jantung.

Meski masih memimpin perusahaan, Giovanno telah hengkang dari posisi CEO dan kini menjadi Ketua Eksekutif untuk fokus di kegiatan strategi perusahaan.

Salah satu produk Ferrero yang mendapatkan popularitas tinggi yaitu Kinder Joy, kini tengah dihadapkan dengan masalah. Kabar dugaan mengenai bakteri Salmonella yang telah mengontaminasi camilan tersebut telah menggegerkan banyak orang.

Lanjutkan membaca di halaman berikutnya, Bunda.

Simak juga penjelasan tentang cara bakteri Salmonella masuk ke tubuh, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]




KINDER JOY SUDAH DITARIK BPOM

Produk Kinder Joy yang ditarik BPOM

Kinder Joy (Foto: Dok.Detikcom)

Produk Kinder Joy tengah dihentikan sementara di berbagai negara. Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah menyetop peredaran produk cokelat ini.

Hal ini menjadi buntut dan sikap atas temuan kasus Salmonella yang dikaitkan dengan sejumlah produk telur cokelat Kinder Joy. Akibat perkara ini, terhitung ada puluhan anak yang mengalami gejala diare hingga kram perut usai mengonsumsi makanan manis tersebut.

Meski dipastikan produk cokelat Kinder di Indonesia berbeda dengan negara yang melaporkan kasus Salmonella, namun BPOM tetap menghentikan peredaran dengan alasan kehati-hatian. Kepala BPOM Penny K Lukito menegaskan produk Kinder Joy tersebut bakal ditarik sementara dari pasaran.

"Kinder Joy akan ditarik oleh pemilik izin edar, tentunya masyarakat jangan membeli dan makan dahulu," ujar Penny, dikutip dari detikcom pada Kamis (14/4/2022).

Lebih lanjut, menurut Penny, pihak BPOM tengah melakukan pengecekan sampling acak Kinder Joy untuk melihat risiko Salmonella seperti yang dilaporkan Inggris hingga Swedia. Sampai batas waktu yang belum ditentukan, anak-anak dilarang mengonsumsi Kinder Joy hingga ada bukti aman.

Lebih lanjut, menurut Penny, pihak BPOM tengah melakukan pengecekan sampling acak Kinder Joy untuk melihat risiko Salmonella seperti yang dilaporkan Inggris hingga Swedia. Sampai batas waktu yang belum ditentukan, anak-anak dilarang mengonsumsi Kinder Joy hingga ada bukti aman.

"BPOM sedang melakukan pengujian untuk produk yang beredar di Indonesia, karena ini makanan snack anak-anak kami kedepankan kehati-hatian," terangnya.

Tengah menjadi perhatian, apa sebenarnya bahaya mengonsumsi produk yang terkontaminasi bakteri Salmonella? Baca di halaman selanjutnya ya.

BAHAYA SALMONELLA

Ilustrasi bakteri Salmonella

Ilustrasi bakteri/ Foto: Getty Images/iStockphoto/ClaudioVentrella

Bakteri Salmonella memang berbahaya untuk anak-anak, Bunda. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), anak-anak di bawah 5 tahun menjadi kelompok paling rentan terinfeksi Salmonella, Bunda. Bayi di bawah 12 bulan yang tidak mendapatkan ASI juga bisa dengan mudah terpapar bakteri ini.

Dilansir Mayo Clinic, bakteri Salmonella adalah bakteri yang hidup di usus manusia, hewan, dan burung. Kebanyakan orang terinfeksi Salmonella dengan memakan makanan yang telah terkontaminasi oleh feses. Makanan yang biasanya terinfeksi termasuk daging mentah, telur mentah, serta buah dan sayuran yang telah terkontaminasi.

Banyak makanan menjadi terkontaminasi bakteri ini ketika disiapkan oleh orang-orang yang tidak mencuci tangan dengan bersih setelah menggunakan toilet atau mengganti popok. Infeksi juga dapat terjadi jika Anda menyentuh sesuatu yang terkontaminasi, termasuk hewan peliharaan, terutama burung dan reptil, kemudian memasukkan jari ke dalam mulut.

Pada 2 April 2022, FSA (Food Standard Agency) Inggris menerbitkan peringatan publik terkait penarikan secara sukarela produk cokelat merek Kinder Surprise karena diduga terkontaminasi bakteri Salmonella (non-thypoid) dengan gejala ringan yang ditimbulkan adalah diare, demam, dan kram perut. Korban yang terdampak sebanyak 63 orang anak-anak, namun tidak sampai menyebabkan kematian.

Bakteri Salmonella yang masuk ke tubuh dapat memicu gejala dalam beberapa jam hingga dua hari usai terjadinya paparan. Gejala tersebut di antaranya mual, muntah, sakit perut, diare, demam, menggigil, sakit kepala, dan feses berdarah.

Gejala ini pada umumnya akan terjadi selama dua hingga tujuh hari, sedangkan diare bisa bertahan hingga 10 hari. Pengobatan orang yang terpapar bakteri Salmonella dapat dilakukan dengan pemberian obat antimotilitas untuk menghentikan diare dan meredakan kram perut.

Pada kasus lebih lanjut, orang bisa mengalami diare parah sehingga menyebabkan dehidrasi dan memerlukan infus, serta konsumsi antibiotik apabila gejala berkembang cukup parah.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda