Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Kisah Ustaz Abdul Somad Bangkit dari Momen Terendah Dalam Hidup usai Ibunda Meninggal

Annisa A   |   HaiBunda

Kamis, 01 Sep 2022 19:50 WIB

Ustaz Abdul Somad menegaskan dirinya tak perlu minta maaf soal video salib yang beredar luas. Somad menegaskan yang dibicarakannya adalah soal akidah Islam.
Ustaz Abdul Somad Bangkit Setelah Kehilangan Sang Ibunda / (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)

Setiap manusia memiliki titik terendah dalam hidupnya. Bagi Ustaz Abdul Somad, momen itu terjadi ketika ibunda dipanggil oleh Sang Khalik.

Kisah itu diungkapkan ketika UAS menjadi bintang tamu di podcast Daniel Mananta baru-baru ini, Bunda. Pertemuan mereka untuk berkolaborasi sempat menjadi sorotan warganet.

Dalam pertemuan tersebut, Daniel Mananta rupanya ingin mengetahui kisah hidup UAS ketika ia bangkit usai kehilangan sang Bunda. UAS kemudian menceritakan masa kecilnya yang sempat hidup berpindah-pindah dan jauh dari orang tua.

"Ibu saya pindah, lalu kemudian saya mesti tinggal dengan orang tua angkat. Jadi saya hidup berpindah-pindah. Tapi umur 11 tahun ibu saya pindah ke Riau, saya tidak ikut," ungkap UAS, dikutip dari kanal YouTube Daniel Mananta Network.

Ustaz Abdul Somad kemudian mengungkapkan tentang momen terendah dalam hidupnya. Kala itu, ia banyak mendapatkan cobaan pada 2019.

Sang Bunda meninggal dunia pada Maret. Tak hanya itu, UAS juga terseret kontroversi akibat dialog yang ia lakukan bersama salah satu kandidat Pilpres 2019.

"Ibu meninggal bulan Maret. Jadi pukulan beruntun karena begitu ibu meninggal, datang bulan April di mana fitnah besar itu terjadi. Saya tidak ada kampanye, saya hanya bertemu dengan salah satu calon saja. Tapi efek ke diri saya luar biasa sampai lepas dari PNS. Saya jatuh di titik terendah," ia bercerita.

Usai mengalami berbagai masalah, Ustaz Abdul Somad mencoba menarik diri dari publik. Hari demi hari dilalui UAS dengan menyelesaikan disertasi untuk menyelesaikan studi S3.

"Saat itu saya mesti menceramahi diri sendiri dan mencoba melakukannya. Hari-hari itu akhirnya terlewati dan bisa hidup sampai saat ini karena saya percaya bahwa Allah masih sayang sama saya," tuturnya.

UAS juga memiliki caranya sendiri untuk menghadapi rasa kehilangan Bunda yang paling ia cintai. Baca di halaman berikutnya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga video tentang unggahan kenangan masa kecil UAS di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]

INGAT AJARAN SANG BUNDA

Ustaz Abdul Somad, Penggemar Berat Nasi Mandhi hingga Durian

Ustaz Abdul Somad / Foto: Instagram @ustadzabdulsomad_official

Ustaz Abdul Somad tak memungkiri bahwa ia merasakan duka mendalam ketika sang Bunda berpulang untuk selamanya. Bagi UAS, tak ada yang dapat menyembuhkan kepedihan di hatinya selain rasa cinta Allah dan sang Bunda.

"Kehilangan itu, kata orang dengan berjalannya waktu akan sembuh. Tapi sebenarnya, sembuh itu tidak akan pernah ada bagi orang kehilangan. Tapi Allah akan mengganti dengan sesuatu yang lain. Kalau orang kehilangan ibu, mungkin akan tergantikan dengan kasih sayang anak," tutur UAS.

Untuk menghadapi kesedihan itu, Ustaz Abdul Somad mencoba melakukan hal yang sering dilakukan oleh mendiang ibunda. Hal itu ia lakukan untuk membuatnya selalu merasakan kehadiran sang Bunda.

Banner Serba-Serbi Popok

"Dulu beliau selalu cerita, 'Itu ada pembantu si anu, masak di sana jalan kaki'. Lima menit dia ngomong, saya sudah menangkap artinya tolong belikan sepeda. Tapi ngomongnya enggak to the point," kata UAS.

"Jadi saya buat Yayasan Wakaf Hajjah Rohana, saya lakukan apa yang dia lakukan dulu. Saya bagikan beras ke dalam plastik. Dalam satu bulan sembako terus berjalan, lalu biaya anak sekolah. Saya percaya kekuatan dan kasih sayang dia yang saya teruskan, akan menguatkan hati saya," imbuhnya.

Bagi pria 45 tahun itu, sang Bunda selalu mengajarkan untuk hidup di jalan kebaikan. Ia ingin terus menebar kasih sayang karena sang Bunda telah memberinya kekuatan melalui rasa cinta.

"Kadang ada juga kekuatan yang muncul dari kebencian dan balas dendam karena pernah disakiti. Tapi bukan itu yang saya temukan dalam ajaran ibu saya, tapi lebih kepada kasih sayang. Jadi sampai hari ini, saya yakin dia sedang menanti saya. Kalau saya mati, kita akan bertemu," ucapnya.


(anm/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda