
trending
5 Fakta Gempa Cianjur, 162 Orang Tewas Didominasi Anak-anak
HaiBunda
Selasa, 22 Nov 2022 15:35 WIB

Pada Senin (21/11/2022), gempa bumi melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Bunda. Titik goncangan dengan magnitudo 5,6 skala richter (SR) ini terjadi sekitar pukul 13.21 WIB.
Tak lama setelah pergerakan lempengan bumi tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami. "Tidak berpotensi tsunami," tulis BMKG
Guncangan ini terhitung cukup kuat, Bunda. Bahkan, getarannya terasa begitu kentara hingga hingga wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Selain di Jakarta, gempa turut dirasakan di Sukabumi, Bogor, Bandung, hingga Depok.
Hingga artikel ini ditulis, ada beberapa fakta yang Bubun kumpulkan terkait gempa Cianjur. Apa saja? Simak informasi yang Bubun rangkum dari berbagai sumber sebagai berikut, ya.
1. Gempa dipicu Sesar Cimandiri
Titik gempa Cianjur berada di 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur dan berpusat di 10 km arah barat daya dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan gempa tersebut diduga akibat dari pergerakan Sesar Cimandiri.
"Diduga ini merupakan pergerakan dari Sesar Cimandiri, jadi bergerak kembali," katanya dikutip dari detikcom.
Sesar merupakan suatu rekahan pada batuan di mana bagian yang dipisahkan oleh rekahan akan bergerak kepada satu sama lain. Umumnya, sesar dapat terbentuk akibat adanya gaya pada batuan sehingga batuan tidak mampu lagi menahannya.
Disebutkan dalam Jurnal Universitas Padjadjaran (Unpad) Volume 15, Nomor 3, Desember 2017, terdapat enam struktur sesar regional di wilayah Jawa Barat, yaitu Sesar Cimandiri, Sesar Cipeles, Sesar Baribis, Sesar Lembang, Sesar Pelabuhan Ratu, dan Sesar Citanduy.
Sesar Cimandiri sendiri dalah sesar besar yang memanjang dari Teluk Pelabuhan Ratu sampai sekitar Padalarang. Apabila ada pengaktifan gaya geologi di sekitar Teluk Pelabuhan Ratu atau Jawa Barat Selatan, maka sesar ini kerap menjadi media penerus gaya guncangan gempa, seperti yang dijelaskan oleh Atmonadi dalam bukunya yang bertajuk Atlantis.
2. Korban tewas didominasi anak-anak
Dalam musibah ini, korban tewas dalam peristiwa gempa di Cianjur terus bertambah. Hingga artikel ini ditulis, korban jiwa mencapai 162 orang yang didominasi anak-anak.
Selaku pemimpin wilayah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mengatakan gempa yang terjadi berskala sedang. Meski begitu, goncangan berhasil mengakibatkan daya rusak yang luar biasa.
"Mohon maaf saya sampaikan berita buruk, korban meninggal kejadian 162 orang dan 326 luka berat yang didominasi patah tulang hingga luka akibat benturan," kata Ridwan Kamil saat jumpa pers di Pendopo Cianjur.
Selain korban jiwa, korban luka ringan tercatat sebanyak 326 orang. Pria yang akrab disapa Kang Emil ini juga mengatakan jika ada 13.784 warga yang mengungsi. Sedangkan untuk jumlah bangunan yang rusak, dihitung lebih dari 2.000 unit.
Teruskan membaca di halaman berikut ya, Bunda.
Simak juga langkah evakuasi darurat tsunami saat pandemi dalam video berikut:
90 KALI GEMPA SUSULAN
Foto: Tim SAR gabungan mengevakuasi 13 korban tewas gempa Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Seluruh korban dievakuasi ke RSUD Cianjur. (dok Basarnas)
3. Tercatat ada 90 gempa susulan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi puluhan kali gempa susulan pasca gempa berkekuatan 5,6 Magnitudo yang memprorak-porandakan Cianjur.
Hal ini tentunya membuat warga setempat terus-menerus dilanda kecemasan. Berdasarkan data BMKG, gempa susulan terus terjadi bahkan hingga pukul 22.30 WIB malam tadi, tercatat sebanyak 90 gempa susulan dengan kekuatan terbesar 4,2 magnitudo dan terkecil 1,5 magnitudo.
"Iya terjadi terus gempa susulan, terbaru sudah 90 gempa susulan," ujar Kepala Stageof BMKB Bandung Teguh Rahayu, Senin (21/11/2022).
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakatnya untuk tetap waspada mengingat gempa susulan terus terjadi, terutama di kawasan Cianjur utara.
"Tadi juga kita rasakan, masih terjadi getaran. Saya minta masyarakat terus waspada," ucapnya.
4. Warga belum berani tidur di rumah
Berangkat dari kewaspadaan dan rasa cemas yang terus mengintai, masyarakat Cianjur di sejumlah kecamatan memilih untuk tidur di luar rumah, Bunda. Mereka khawatir terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang sama dan menimbulkan daya rusak yang tinggi.
Menurut pantauan, tampak warga di wilayah perkotaan mengalami dampak tidak terlalu parah. Walau begitu, mereka juga memilih untuk tidur di pelataran rumah dengan menggelar karpet sebagai alas tidur.
Perempuan dan anak-anak pun tampak terlelap tidur meski dalam kondisi yang memprihatinkan tersebut. Sementara itu, kaum pria memilih untuk berjaga dan tidak tidur agar mereka bisa segera mengevakuasi keluarga jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
"Iya saya dan warga yang laki-lakinya memilih berjaga, karena tidur juga khawatir ada gempa susulan. Istri dan anak tidur di luar rumah, gelar tikar, karena takut juga tertimpa bangunan kalau terjadi gempa susulan," ujar Usep, warga Desa Limbangan Kecamatan Cianjur.
Pemandangan serupa juga terlihat di tenda-tenda pengungsian warga di lokasi yang terdampak gempa paling parah, salah satunya di Desa Sarampad Kecamatan Cugenang. Korban bencana tidur dengan kondisi saling berdempetan di tenda pengungsian, namun tidak sedikit juga pengungsi yang terjaga seraya sesekali kondisi bangunan di sekitarnya yang porak-poranda diguncang gempa.
Di sisi lain, Menteri Sosial Tri Rismaharini juga mengimbau warga untuk berasa di luar rumah saat malam hari. Meski diharapakan tidak ada gempa susulan dengan kekuatan yang besar dan memberikan dampak, tetapi dikhawatirkan terjadi gempa susulan.
"Kita sama-sama tidak berharap ada kejadian serupa. Tapi untuk lebih aman, sebaiknya berada di luar rumah saat malam hari. Karna jika tidak terbangun saat gempa, bisa bahaya," kata dia.
"Kita juga sudah kirimkan bantuan berupa tenda untuk para pengungsi, dan warga di lokasi yang terdampak gempa," tambahnya.
Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.
PASIEN MEMBLUDAK
5 Fakta Gempa Cianjur, 162 Orang Tewas Didominasi Anak-anak/Foto: Pradita Utama
5. Pasien membludak
Selain memporakporandakan bangunan, gempa bumi juga menimbulkan longsor hingga menutup jalan raya Cianjur-Puncak di Kecamatan Cugenang. Material longsor juga membuat delapan mobil tertimbun, Bunda.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, titik longsoran berada di kilometer 8 Desa Cibeureun, Kecamatan Cugenang, tepatnya di depan rumah makan Sate Shinta. Menurut dia, ada delapan unit mobil di yang tertimbun.
Akibat peristiwa ini, pasien korban bencana gempa bumi terus memadati RSUD Sayang Cianjur. Bahkan karena membludaknya korban yang terus berdatangan, sebagian pasien dirawat di halaman hingga di jalan masuk ke RSUD.
Para korban terpaksa dirawat di halaman, bahkan belasan diantaranya dirawat di atas aspal beralaskan terpal. Tenaga kesehatan dari puskesmas hingga Polri, dan TNI pun diterjunkan untuk membantu menangani korban di sana.
"Pasien sudah membludak, jumlah korban luka akibat gempa mencapai 700 orang. Kebanyakan mengalami patah tulang," ujar Herman Suherman.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Trending
Gempa Garut 6,4 M Terasa dari Jakarta - Magelang, Bagaimana Kondisi Terkini?

Trending
Waspada Bun! Potensi Gempa M 8,7 di Selatan Jawa, Jakarta Salah Satu yang Terdampak

Trending
Gempa M 7,4, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Tsunami Sulsel hingga NTT

Trending
Bun, Ini Informasi Terbaru Daerah di Indonesia yang Terancam Tsunami Raksasa
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda