Jakarta -
Montessori merupakan salah satu metode belajar yang bisa diterapkan untuk meningkatkan fokus anak lho, Bun. Apalagi untuk anak-anak yang adala masalah dengan fokus, seperti anak super aktif atau anak hiperaktif.
"Semua metode pendidikan ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan montessori dibanding metode lain adalah pada kegiatannya yang menstimulasi indra. Jadi dari konkret ke abstrak, karena anak di bawah 5 tahun belum bisa belajar abstrak," tutur Rina Jayani, praktisi metode montessori yang juga Ketua Yayasan Bangun Daya Mandiri, dalam rangkaian kegiatan Kiddies Day Out di Pejaten Village, Jakarta Selatan.
Montessori juga memperhatikan lima area yang penting bagi anak, yakni kehidupan sehari-hari, sensorial, bahasa, budaya, dan matematika. Banyak kegiatan dalam montessori yang bisa melatih anak, menstimulasi indra, juga menguatkan motorik halus.
Dalam montessori, mensyaratkan anak mendapat contoh dari orang tua atau oleh gurunya. Jadi nih, misalnya anak diminta untuk memindahkan benda menggunakan sendok dari wadah yang satu ke wadah yang lain, maka orang tua atau guru dulu yang melakukannya, baru kemudian giliran anak.
Nah, di sini fokus anak terasah Bun, untuk memperhatikan contoh yang diberikan. Kalau anak melakukan kesalahan, juga kita nggak boleh buru-buru menyalahkan atau menghentikan aktivitasnya. Setelah itu, kita berikan lagi contoh ke anak, sehingga anak lebih paham cara yang benar untuk melakukannya.
"Untuk montessori melatih fokus karena ada urutannya juga. Pertama ambil alas kerja, lalu nampan, mangkok, sendok, atau aparatus yang lain," jelas Rina.
Apa gunanya alas kerja? Itu untuk memberi tahu bahwa lingkungan alas kerja adalah area anak. Selanjutnya tiap melakukan aktivitas juga nggak sembarangan lho Bun, melainkan gerakannya dari kiri ke kanan. Setelah selesai, dikembalikan dari kanan ke kiri.
"Ini sekaligus untuk membiasakan anak saat belajar membaca dan menulis huruf latin, dari kiri ke kanan," timpal Kepala Sekolah Little Steps, Rita Amaliani, di acara yang sama.
Selain latihannya bertahap dan berurutan, juga harus dilakukan dengan tenang dan tanpa banyak suara. "Maka itu bisa latih fokus dan konsentrasi," sambung Rita.
Filosofi setelah selesai memindahkan barang ke mangkok kemudian mengembalikannya lagi adalah agar anak berkegiatan dengan rapi. Setelah selesai berkegiatan dirapikan, sehingga bisa digunakan lagi di kemudian hari atau bisa digunakan oleh teman yang lain.
"Jadi memang mengajarkan anak untuk melakukan sesuatu itu sampai selesai," tambah Rina.
(Nurvita Indarini)