Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kenali 12 Masa Peka Anak Sejak Lahir untuk Optimalkan Belajarnya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Sabtu, 30 Jan 2021 15:46 WIB

ilustrasi anak
Ilustrasi anak belajar/ Foto: iStock

Anak-anak memiliki masa peka ketika mereka siap belajar. Apabila orang tua memanfaatkan masa peka ini dengan sebaik-baiknya, maka akan lebih efektif mendukung proses belajar dan perkembangan anak.

"Tak bisa dielakkan, awal dan akhir masa peka sering kali berbeda antara satu anak dengan anak lainnya. Sehingga kita perlu melihat lebih jeli dan merespons anak-anak secara individual," kata Tim Seldin, presiden Yayasan Montessori dalam Membesarkan Anak Hebat dengan Metode Montessori.


Seldin mengatakan, Maria Montessori mengidentifikasi dalam beberapa masa peka yang berbeda sejak anak lahir hingga berusia enam tahun. Setiap masa peka ini menunjukkan kecenderungan yang membuat anak memiliki karakter tertentu.

"Selama masa peka, anak-anak dapat mempelajari hal-hal baru, menguasai keterampilan baru, atau mengembangkan kemampuan otak tanpa rasa sakit dan tanpa sadar," ujar Seldin.

Namun, Seldin mengingatkan masa peka merupakan kondisi sementara. Sekali anak-anak menguasai keterampilan atau menyerap suatu konsep, masa peka itu terlihat seperti menghilang. Ini membuat anak-anak yang tidak mendapatkan pengalaman dan stimulasi yang tepat di saat yang tepat akan terlewat.

"Keterampilan itu masih dapat dipelajari, tapi membutuhkan kerja keras dan latihan bertahun-tahun," tegas Seldin.

Berikut masa-masa peka anak sejak lahir hingga usia enam tahun:

1. Gerakan (Sejak lahir hingga satu tahun)

Gerakan acak bayi jadi terkoordinasi dan terkontrol saat anak belajar meraih, menyentuh, memutar, menyeimbangkan diri, merangkak, dan berjalan.

2. Bahasa (sejak lahir hingga enam tahun)

Seldin menjelaskan, kemampuan bayi yang diawali dengan celotehan dan suara-suara, kemudian  berkembang dari gumaman hingga kata, frasa, lalu kalimat

3. Benda kecil (1-4 tahun)

Seldin bilang, anak-anak menyukai benda dan detail yang kecil saat koordinasi mata-tangannya meningkat menjadi lebih baik dan akurat.

4. Keteraturan (2-4 tahun)

Pada tahap ini, Bunda bisa mengajarkan anak bahwa segala sesuatunya harus pada tempatnya. Seldin mengatakan, pada tahap ini ditandai dengan kecintaan terhadap rutinitas. Dan keinginan akan konsistensi dan pengulangan.

5. Musik (2-6 tahun)

Seldi bilang, kalau musik menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, pada masa ini anak secara spontan tertarik pada perkembangan titi nada, ritme, dan melodi.

6. Masalah toilet (18 bulan-3 tahun)

Pada masa ini anak akan belajar mengontrol aktivitas buang air kecil dan buang air besarnya.

7. Keramahan dan sopan santun (2-6 tahun)

Anak-anak pada masa ini suka meniru perilaku sopan santun dan baik budi. Nantinya, ini akan membentuk karakter  kepribadian anak.

8. Indra (2-6 tahun)

Pendidikan tentang indra dimulai sejak lahir. Tapi, kata Seldin, pada usia 2 tahun anak akan takjub dengan pengalaman indranya.

9. Menulis (3-4 tahun)

Montessori menemukan kemampuan menulis muncul lebih dahulu daripada membaca. Bunda bisa mengawalinya dengan meniru huruf dan angka menggunakan pensil dan kertas.

10. Membaca (3-5 tahun)

Anak-anak secara spontan menunjukkan ketertarikan pada simbol dan suara yang mereka hasilkan. Tak lama kemudian anak-anak akan mengucapkan kata-kata.

11. Hubungan ruang (4-6 tahun)

Saat anak mulai mengembangkan pemahaman ruang, anak akan semakin pandai menyusun puzzle yang rumit.

12. Matematika (4-6 tahun)

Pada masa peka ini, Montessori menemukan cara agar memberikan pengalaman matematika yang nyata ke anak dalam angka dan jumlah.

Simak juga Bunda penjelasan soal metode montessori dalam video berikut.

[Gambas:Video Haibunda]



(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda