Jakarta -
Memberi
gadget ke anak tergantung keputusan masing-masing orang tua. Tapi, ketika anak di bawah umur 13 tahun udah punya gadget pribadi, Bun, ada aturan yang nggak boleh kita lupakan lho.
Sebenarnya nih, anak baru dibolehkan punya gadget sendiri saat umur 13 tahun. Kenapa? Kata psikolog anak dan remaja dari RaQQi Human Development and Learning Centre Ratih Zulhaqqi, kalau dilihat dari perkembangan kognitifnya, anak umur 13 tahun sudah bisa mengerti mengapa sesuatu nggak boleh dilakukan.
Jadi, kalau kita larang dia melakukan suatu hal, anak bisa paham alasannya sehingga itu akan lebih mudah mereka lakukan. Tapi masalahnya, gimana kalau kita udah terlanjur ngasih gadget ke anak? Ratih bilang, ketika mereka chatting dampingi, Bun. Jangan dilepas begitu aja.
"Nggak boleh chatting sendiri. Kalau kayak gitu dia jadi nggak terkontrol. Padahal secara umur dia belum oke tuh ngakses media sosial, termasuk juga WhatsApp, Facebook, Instagram," kata Ratih waktu ngobrol sama HaiBunda.
Terus, Ratih bilang penting banget orang tua tahu apa password
gadget dan medsos anak. Ini perlu dilakukan supaya kita bisa memantau apa yang 'dikonsumsi' anak dengan gadgetnya. Apalagi, saat ini lagi jadi perbincangan hangat karena adanya konten berbau seksual dengan format GIF di aplikasi WhatsApp.
Nah, kalau anak udah punya gadget sendiri dan dengan 'fasihnya' mereka ber-whatsapp-an, bukan nggak mungkin konten ini akan diketahui anak kan, Bun? "Makanya sebelum ngasih gadget ke anak kita perlu buat kesepakatan. Termasuk juga untuk bisa mengakses gadget anak dan tahu apa yang mereka lakukan dengan gadgetnya," ujar Ratih.
Sementara itu, psikolog Mellissa Grace, M.Psi., Psikolog berpendapat rasanya nggak mungkin banget kalau harus mengisiolasi anak dari kemajuan teknologi dan internet yang begitu pesat, termasuk soal
gadget. Makanya, kata Melissa itulah kenapa pengawasan dan pendampingan orang tua pada segala aktivitas anak penting banget, terutama untuk anak usia di bawah 12 tahun.
"Jadi orang tua tahu anaknya buka pesan apa aja, kirim pesen apa aja, ke siapa aja. Di sini, penting banget komunikasi dan kedekatan emosional antara orang tua dan anak. Sehingga anak merasa bisa ngomongin apa saja, termasuk hal yang dianggap tabu oleh orang tuanya, supaya anak terpenuhi rasa ingin tahunya, tanpa anak takut diomeli sama orang tuanya," tutur Mellissa dalam akun Instagram-nya. @Mellissa_Grace.
(rdn)