Kuala Lumpur, Malaysia -
Tiap anak itu unik. Mungkin itu yang bisa menggambarkan kisah ini, Bun, karena dengan begini kita bisa percaya bahwa nggak melulu kok
anak harus unggul di bidang akademik aja.
Cerita yang berasal dari Negeri Jiran, Malaysia, ini tentang seorang bocah bernama Alif yang diceritakan oleh akun Facebook bernama Haiqal Iskandar. Disebutkan bocah tersebut punya talenta luar biasa di luar akademiknya yang ia tunjukkan dalam bentuk coretan gambar di buku tulisnya.
 Berikut hasil gambar Alif. Foto: Facebook/Haiqal Iskandar |
Eits ini bukan sembarang coretan lho, Bun. Diceritakan Haiqal yang merupakan seorang guru, Alif adalah salah seorang muridnya yang berusia enam tahun dan secara akademik Alif adalah anak yang biasa saja. Namun ternyata, Alif punya bakat dan talenta dalam kreativitas dan seni yang terlihat dari gambar-gambar yang ia buat.
Haiqal juga bercerita bahwa Alif adalah tipe anak yang pendiam di kelas. Namun Haiqal sangat terpukau dengan imajinasi dan talent seni yang dimiliki alif. Ia memuji Alif karena Alif bisa menggambar tokoh apa saja yang ia tonton di televisi, video atau dari manapun. Bahkan ia membuat karakternya sendiri lho, Bun.
Semua yang ia gambar ada di buku tersebut, dan salah satu temannya bahkan berkata bahwa ada buku lain yang berisi gambar-gambar Alif dari tahun sebelumnya. Wah, keren ya Alif.
Melihat fenomena ini rasanya secara nggak sadar kita suka membandingkan anak kita dengan anak-anak bertalenta seperti ini, 'Coba anakku kayak gini', 'Duh, anakku kelebihannya apa ya?', 'Pasti orang tuanya bangga deh punya anak kayak gini', 'Ah udah ketahuan bakatnya mah gampang nih ngaturnya', dan berbagai pikiran serta kekhawatiran yang ada di kepala kita.
Eits, jangan gitu, Bun, anak kita ya anak kita dan anak mereka ya anak mereka. Jangan banding-bandingkan kelebihan anak orang lain dengan kekurangan anak kita, jelas itu nggak adil, Bun.
Setiap
anak yang lahir ke dunia punya potensi untuk menjadi individu yang berprestasi. Kuncinya adalah bila orang tua dapat membantu mengembangkan bakat terpendam anak, dimulai dari tahap identifikasi terlebih dahulu.
Dijelaskan oleh Psikolog Ajeng Raviando, orang tua bisa mengenali bakat anak dengan melakukan observasi rutin setiap hari. Ada perbedaan yang dapat jelas terlihat ketika anak menyukai sesuatu, apakah itu bakat atau hanya kesenangan sesaat.
"Kalau memang bakat bahkan ketika melakukan hal tersebut santai ada daya serap yang bagus. Jadi misalnya berbakat bahasa, cuma sebentar dikasih stimulasi akan sangat mudah menyerap. Oh sebentar saja bisa ya tanpa diajarkan rutin," kata Ajeng dilansir detikhealth.
Ketika memang orang tua sudah menemukan bakat anak maka langkah selanjutnya adalah memberikan stimulasi yang tepat. Tujuannya agar potensi bakat tersebut dapat berkembang semakin lebih baik.
Satu keuntungan dari menemukan bakat sedini mungkin adalah anak jadi memiliki lebih banyak waktu untuk mengembangkan diri. Tentu tidak semua bisa dengan mudah menemukan bakat. Tapi menurut Ajeng hal tersebut wajar kok, Bun.
(rdn)