Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Uang Panen Kakekku Raib, Ditanya ke Kyai Ternyata Dicolong Tuyul

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Kamis, 14 Nov 2019 19:40 WIB

Saat hasil panen tiba, kakekku senang sekali. Tapi, semuanya berubah ketika uang yang disimpannya di gentong hilang tanpa jejak.
Ilustrasi uang dicolong tuyul/ Foto: Ari Saputra
Jakarta - Mungkin beberapa Bunda ada yang percaya dan tak percaya dengan kehadiran tuyul. Makhluk gaib yang identik dengan wujud bocah botak lalu bertugas mencuri uang buat majikannya. Tapi, inilah yang dialami keluargaku.

Kala itu, aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Sebagai petani, musim panen pastinya jadi waktu yang membahagiakan buat kami, apalagi kakekku yang punya sawah cukup luas. Namun, kejadian janggal kami alami.

Zaman dulu, sekitar tahun 1980-an, di kampung kami masih banyak orang menyimpan uang di gentong, termasuk kakekku. Uang hasil panen yang, duh aku lupa jumlahnya tapi cukup banyak di masa itu disimpan kakek yang kusebut Mbah Kakung di gentong.

Betapa terkejutnya Mbah Kakung saat tahu besoknya uang itu raib tanpa jejak. Seluruh penghuni rumah termasuk asisten rumah tangga dan tukang kebun dipanggilnya dan ditanyai. Dengan jujur, mereka bilang tak tahu uang tersebut bahkan mereka, termasuk anggota keluarga Mbah Kakung baru tahu bila beliau selama ini menyimpan uangnya di gentong.

Penasaran dan merasa ini ada kaitannya dengan hal mistis, Mbah Kakung pergi ke rumah seorang kyai di dekat daerah tempat tinggal kami. Diberi bacaan doa-doa, Mbah Kakung diminta tidak tidur semalam suntuk dan duduk di dekat gentongnya sambil membaca doa yang diberikan.

Tahu apa yang terjadi? Benar saja, tengah malam ada dua makhluk mirip bocah laki-laki dan botak menuju ke arah gentong. Kebetulan, Mbah Kakung juga sedikit punya kemampuan spiritual. Dia lantas menangkap si tuyul.

Kesal bukan main, si tuyul ditanya dia anak atau lebih tepatnya peliharaan siapa. Awalnya, si tuyul tak mau jawab. Tapi, setelah diancam dia akan diikat dan dibuang, si tuyul mengaku dia adalah anak dari tetangga kami, sebut saja namanya Pak Roso.

Setelah itu, Mbah Kakung mewanti-wanti si tuyul agar dia pergi jauh-jauh dari kampung kami. Sebab, bukan hanya Mbah Kakung korban aksi tuyul ini. Beberapa tetangga mengaku uang yang disimpan di lemari raib dan anehnya, yang hilang uang dengan nominal besar yang digulung di bagian dalam.

ilustrasi uang dicolong tuyulilustrasi uang dicolong tuyul/ Foto: Muhammad Ridho
Meski sudah tahu siapa majikan si tuyul, Mbah Kakung diam saja. Keluarga kami hanya memperhatikan bagaimana kehidupan Pak Roso yang kebetulan belum punya anak padahal usia dia dan istrinya sudah kepala 5.

Oh iya, sedikit flashback. Pak Roso adalah pedagang di pasar. Awalnya, kehidupan dia biasa saja. Kaya tidak, miskin pun tidak. Tapi, perlahan-lahan kehidupannya menanjak dalam waktu singkat. Beberapa warga desa bergunjing karena makin hari tubuh Bu Roso makin kurus.

Sedangkan, Pak Roso selalu bertingkah aneh saat jalan. Dia dipastikan selalu mengaitkan kedua tangannya ke belakang, mirip seperti orang yang sedang menggendong belakang anak. Desas-desus menyebar, tapi tak ada yang berani bertindak karena tak ada bukti.

Nah, setelah kejadian Mbah Kakung memergoki si tuyul, tak ada lagi peristiwa kehilangan uang di kampung kami. Perlahan, ada perubahan pula di kehidupan Pak Roso. Kondisinya kembali seperti semula. Hanya saja, yang masih jadi perbincangan adalah Bu Roso selama beberapa waktu selalu keliling desa sambil membawa payung.

Dia kadang bertanya 'anakku di mana ya?' Padahal, kami tahu dia enggak punya anak. Saat itu, pikirku, mungkin Bu Roso sudah setengah gila. Sempat menghilang beberapa waktu, Bu Roso dan Pak Roso kembali ke kampung kami. Kondisinya baik-baik saja dan seperti sedia kala, dia masih menjadi pedagang dengan kehidupan yang biasa saja, kaya tidak, miskin juga tidak. Tapi yang terpenting, sudah tak ada lagi teror tuyul di kampung kami.

(Kisah Bunda Ratri di Jawa Timur)

**Bunda yang ingin berbagi kisah dalam Cerita Bunda, bisa kirimkan langsung ke email redaksi kami di [email protected]  Cerita paling menarik akan mendapat voucher belanja dari kami. dengan subjek Cerita Bunda. Ssst, Bunda yang tidak mau nama aslinya ditampilkan, sampaikan juga di email ya. Cerita yang sudah dikirim menjadi milik redaksi kami sepenuhnya. (rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda