Jakarta -
Di suatu siang ponakanku bikin panik adik iparku dibuat panik. Ponakanku laki-laki panas tinggi sampai 42 derajat Celcius. Dia yang
sepantar anakku perempuan umur 6 tahun kebetulan satu sekolah.
Sepulang sekolah adik ipar saking paniknya segera langsung membawa anakku juga anakku ke dokter. "Anakku panas tinggi sampai 42 Celcius. Sampai hidungnya
meler dan keluar ingus hijau tebal," kata iparku.
Panik, iparku langsung mengajak anaknya yang sedang sakit dan anakku yang nyatanya lagi enggak sakit ke klinik. Aku jadi ikut panik wong anakku baik-baik saja. Ditambah si ipar sudah bikin panik warga satu RW.
Saat dibawa ke dokter keponakanku diminta cek darah tapi hasilnya harus tunggu beberapa hari. Yang memperburuk keadaan, ipar sudah bilang ketakutannya sang anak kena corona. Duh. Padahal cek dokter aja hasilnya belum bisa dipastikan.
Alhasil para tetangga panik semua dan sudah menyebar beragam gosip soal ponakan ini. Sampai akhirnya kondisi ponakan membaik saat diberi parasetamol. Dan hasil lab menunjukkan ponakanku positif DBD juga typhus.
Pak RT dan RW pun segera mengimbau warga biar enggak gampang panik, terutama pada iparku. Wajar memang kalau merasa panik di situasi seperti ini ya, Bun.
Tapi minimal wajar kita tetap tenang dulu dan berusaha berpikir tenang yuk, Bunda. Seenggaknya dari peristiwa ini aku bisa ambil pelajaran panik boleh tapi jangan lupa berpikir tenang ya biar tak bikin heboh he-he-he.
Alhamdulillah sekarang ponakanku sudah membaik, Bun, dan kondisi negara kita lebih baik ya.
(
Kisah Bunda Neno di Jakarta)
Bunda yang ingin berbagi kisah seputar rumah tangga dan parenting di Cerita Bunda, bisa kirimkan langsung ke email redaksi kami di [email protected] Cerita paling menarik akan mendapat voucher belanja dari kami. dengan subjek Cerita Bunda. Ssst, Bunda yang tidak mau nama aslinya ditampilkan, sampaikan juga di email ya. Cerita yang sudah dikirim menjadi milik redaksi kami sepenuhnya. (rdn/rdn)