HaiBunda

CERITA BUNDA

Ya Tuhan Julidnya Suamiku, Gengsi & Nyinyir Melihat Pekerjaan Istri

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 12 Aug 2020 20:10 WIB
Cerita Bunda suami gengsi dan nyinyir/ Foto: iStock
Jakarta -

Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Itulah yang kurasakan ketika melihat rumah tangga teman-temanku. Rasanya kok teman-temanku punya suami yang bertanggung jawab dan sayang pada keluarga.

Berbeda sekali dengan rumah tanggaku. Rasanya ngenes lihat suami kerjaannya main game sambil lihat YouTube di rumah. Sedangkan penghasilanku sebagai perias atau makeup artist, sedang tak menentu di masa pandemi seperti sekarang ini.

Sebenarnya, bukan sekali dua kali aku merasakan sakit hati melihat peringai suamiku. Dari awal menikah, aku sudah sering makan hati merasakan perlakuannya kepadaku.


Dulu, awal-awal menikah aku diboyong suami pulang kampung ke rumah orang tuanya, di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur. Aku pun melanjutkan pekerjaanku dengan menawarkan jasa sebagai perias.

Berhubung di daerah kecil, jasa sepertiku tidak selaris saat kami tinggal di Surabaya. Kalau biasanya aku bisa menerima job sehari hingga 2-3 tempat, kini belum tentu dalam seminggu ada yang membutuhkan jasaku.

Sedangkan suami yang bekerja sebagai supir truk, tak banyak mendapat job saat sedang pandemi. Jadi, ia memutuskan untuk kerja serabutan dengan penghasilan yang tak seberapa.

Kehidupan keluarga kami bisa dibilang sangat miris, Bunda. Aku pun mengerem pengeluaran dengan berbelanja seperlunya saja. Bahkan, sudah biasa bagiku makan sisa makanan anak-anak agar mereka tak kelaparan. Meski keroncongan, kutahan dulu sampai kedua anakku merasa kenyang.

Tak jarang, aku hanya makan berlauk sayur yang dipetik dari kebun mertua. Untuk merasakan makanan yang lebih enak, biasanya aku membuat bakwan sayur untuk lauk makan. Selain lebih hemat, rasanya pun nikmat.

Melihat ekonomi keluarga yang morat-marit, suami seolah tutup mata. Dia seperti enggak peduli hari ini istrinya bisa makan atau enggak. Tak kuat dengan kondisi ini, akhirnya aku memutuskan untuk menawarkan jasaku pada orang-orang di kampung untuk mendapatkan uang tambahan.

Hingga suatu hari, aku menerima job dengan bayaran Rp100.000, jauh di bawah harga yang kupatok saat di Surabaya. Dulu, aku bisa mendapat uang Rp10 juta dalam sehari saat menerima jasa makeup anak-anak wisuda.

Cerita Bunda suami gengsi dan nyinyir/ Foto: iStock

Belum lagi kalau ada tawaran rias pengantin, wah hanya dalam sehari aku bisa mengumpulkan uang yang lumayan. Sayangnya, suamiku tak betah tinggal di sana dan memilih untuk membawaku pulang kampung.

Rasanya aku kehilangan pegangan. Karena, di sini aku tak punya link dan kenalan untuk mempromosikan jasa makeup. Nah, itu sebabnya uang Rp100.000 pun aku terima demi adanya pemasukan. Dapur harus ngebul demi anak-anak.

Suami pun marah besar ketika tahu hal ini. Aku menangis saat kami bertengkar hebat. Niat hati ingin membantu keuangan keluarga malah dinyinyirin dan dimarahin.

Dia marah besar karena merasa gengsi istrinya menerima pekerjaan dengan harga sangat rendah. Dia kemudian mengatur standar bayaran yang harus aku terima. Padahal, selama ini dia cuek dan tak pernah membantu mempromosikan usaha yang kurintis. Dia tak mau citra keuarga hancur di depan tetangga. Gengsinya saja yang besar, padahal dompetnya juga kosong.

Dia hanya tahu aku bisa menghasilkan uang. Tapi, tidak mau tahu bagaimana proses untuk mendapatkannnya. Kata-katanya semakin menusuk di telinga, dia cecar kenapa aku mau menerima bayaran serendah itu. Apa pekerjaanku tidak pantas dihargai lebih sampai hanya dibayar murah.

Hati istri mana yang tidak nelangsa mendengarnya. Bukannya sadar diri, dia malah mengungkit-ungkit uang yang diberikannya.

Setiap ada panggilan untuk mengangkut barang, dia biasa memberiku nafkah Rp250-400 ribu. Dengan uang segitu, dia memintaku untuk berhemat. Sekarang ini, dengan uang segitu aku bisa bertahan berapa lama, Bunda?

Tapi, apakah dia tidak pernah berfikir lebih dulu jika ingin membelanjakan uangnya untuk membeli paket data. Apakah dari melihat YouTube dan main game, bisa menafkahi aku dan dua anak-anakku?

Kini, aku hanya berharap anak-anak tidak mengalami nasib buruk seperti ibunya ini. Makan nasi berlauk garam ikhlas kulakukan demi anak-anak, agar mendapatkan yang terbaik. Dan, yang terburuk adalah menyadari memiliki suami yang tak peduli pada keluarganya.

(Cerita Bunda Isti - Jawa Timur)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke email redaksi@haibunda.com. Bunda yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.

Bunda, simak juga yuk pesan Lenna Tan untuk yang ingin menikah muda dalam video berikut:



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Rumah Mewah Artis 4 Lantai, Dilengkapi Lift hingga Kolam Renang Rooftop

Mom's Life Nadhifa Fitrina

9 Barang Elektronik yang Tidak Boleh Dicolokkan ke Stopkontak Ekstensi

Mom's Life Amira Salsabila

Alasan Ilmiah Berat Badan Naik setelah Menikah

Mom's Life Arina Yulistara

10 Susu UHT untuk Anak 1 Tahun yang Aman Dikonsumsi

Rekomendasi Produk Kinan

Ingin Cepat Hamil? Begini Cara Memilih Pelumas yang Tepat untuk Berhubungan Intim

Kehamilan Melly Febrida

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Potret Pemeran Rahman di Film Zombie Abadi Nan Jaya Ardit Erwandha Bersama Istri

Sistem Half Day vs Full Day Preschool, Mana yang Lebih Baik untuk Anak

Alasan Ilmiah Berat Badan Naik setelah Menikah

10 Susu UHT untuk Anak 1 Tahun yang Aman Dikonsumsi

7 Contoh Kalimat Undangan untuk Ulang Tahun hingga Pernikahan via WA

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK