Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Beratnya Hidup, Jadi Single Parent dan Dimaki-maki Ortu Setiap Hari

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Minggu, 04 Oct 2020 20:20 WIB

Rearview shot of a young woman and her daughter having a conversation on the porch
Cerita Bunda mengenai single parent/ Foto: Getty Images/shapecharge
Jakarta -

Hidup tak selama indah bak cerita negeri dongeng. Setidaknya, itulah yang kurasakan saat ini. Himpitan hidup menjadi single parent semakin berat dengan kondisi menganggur.

Pandemi COVID-19 yang menghantam sejak Maret lalu, membuatku harus kehilangan pekerjaan. Kondisi ini terasa semakin berat sekarang. Penat sekali hingga tak tahu lagi, pada siapa saya harus bercerita dan membagi rasa.

Oh ya, perkenalkan, saya Bunda satu anak yang terpaksa harus hidup dengan orang tua. Lebih tepatnya, saya dan anak menumpang di rumah orang tua. Semenjak kehilangan pekerjaan, hanya ini pilihan kami untuk bertahan hidup.

Kondisi menganggur dan zero income, membuatku harus bergantung pada bantuan kakak. Untungnya, dia masih bekerja dan berkenan menghidupi saya, anak, dan orang tua sekaligus.

Berhubung orang tua tidak punya rekening bank, Kakak menitipkan transferan uang bulanan ke saya. Nah, dari sinilah masalah semakin ruwet. Sikap orang tua mulai sinis dan memusuhi saya gara-gara uang.

Padahal, Kakak selalu transparan dan jujur mengenai uang yang diberikannya setiap bulan. Namun, ada saja masalah yang dituduhkan orang tua pada saya. Setiap kali uang bulanan habis, orang tua selalu melampiaskan amarahnya pada saya. Alasannya itu lagi, itu lagi. Menuduh saya tidak pernah memberikan uang dari Kakak, dan melampiaskan emosinya pada saya.

"Kamu sok penguasa dengan uang dia," teriak orang tua saya setiap kali marah. Padahal Bapak dan Ibu tahu kemana habisnya uang yang ditransfer Kakak. Berapa setiap detail uang kami pakai untuk kebutuhan sehari-hari.

Setiap kali uang habis, Ibu dan Bapak memarahi saya di depan anak. Rasanya malu dan sakit hati, tapi tak berdaya. Terkadang, saya kepikiran apakah kondisi ini akan membuat kami baik-baik saja di kemudian hari.

Sampai kapan saya bisa bertahan dalam kemarahan dan sakit hati seperti ini. Sedangkan anak juga tak mungkin dibiarkan melihat kekerasan verbal terjadi di sekitarnya setiap hari.

Doakan agar saya segera mendapat kerja ya, Bunda, sehingga dapat keluar dari kondisi memuakkan ini. Doakan juga agar saya kuat dan mampu mendidik anak lebih baik lagi ke depannya.

(Cerita Bunda Nayla - Tempat dirahasiakan)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke email [email protected]. Bunda yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.

Buat Bunda yang juga kehilangan pekerjaan akibat pandemi, simak ide bisnis dari hobi dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]





(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda