Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Jahat! Ponakan yang Aku Adopsi Malah Rebut Rumah & Hartaku

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 12 Oct 2020 19:41 WIB

Ilustrasi wanita menangis
Ilustrasi wanita menangis/Foto: Getty Images/iStockphoto/Rachaphak
Jakarta -

Aku ini ibu yang gagal memiliki anak sendiri. Sudah nikah bertahun-tahun, ngga juga diberikan anak. Tapi ngga apa-apa, mungkin memang bukan rezekiku momong anak sendiri.

Tapi di sekitar tahun kesepuluh pernikahanku, ada dua keponakan laki-laki dari pihak suami yang aku asuh. Keduanya hanya terpaut dua tahun, anak dari kakak iparku.

Aku bersedia mengasuh mereka layaknya anak sendiri. Biar rumah rame, hehe. Aku asuh mereka, beri makan, rumah, sekolah, menghadiri semua rapat orangtua murid, benar-benar layaknya orangtua kandung.

Selama membesarkan mereka, tak sekali pun aku memukul atau mencubit. Aku sayang pada mereka.

Karena itu aku kaget dan merasa terhina ketika suamiku meninggal di tahun 2015, dua anak ini mulai ribut masalah warisan rumah. Ya memang sejak awal keluarga suamiku ngga setuju dengan pernikahan kami. Mereka terus mendesak bahwa semua harta yang kumiliki sekarang adalah hak keluarga mereka.

Back view of nurse caregiver support walking with elderly woman outdoorilustrasi menangis/ Foto: iStock

Padahal rumah itu aku yang bayar hasil kerja menjadi perawat di sebuah rumah sakit. Kesalahan terbesarku adalah membiarkan sertifikat rumah atas nama suami dan bukan namaku.

Pertemuan keluarga dilakukan dan mereka sepakat aku harus angkat kaki dari rumah. Aku menangis, terhina rasanya. Apa mereka lupa siapa yang mengasuh dan menyayangi mereka selama ini?

Pihak RT/RW turun tangan memediasi. Sepertinya Pak RT dan Pak RW ngga tega juga melihat aku terusir. Apalagi mereka juga melihat anak-anak ini dari kecil aku besarkan. Tapi semua itu sia-sia. Aku terusir dari rumah yang aku bayar dan hidupi selama lebih dari 25 tahun.

Aku akhirnya ditampung oleh keponakan perempuan yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. Namun, aku ngga tahan. Sakit rasanya hati ini tiap hari melihat mereka masih bolak-balik di depan mukaku. Menikmati rumah dan segala isinya yang dibeli olehku.

Sudahlah. Aku mengalah. Aku ngga mau ribut. Lebih baik aku cari rumah kontrakan lain yang jauh dari mereka.

(Cerita Bunda L - Jakarta Timur)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke email [email protected]. Bunda yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.

Simak juga cerita rumah tangga Chua 'Kotak' yang ternyata ngga menyangka akan jadi ipar dari Dewi Sandra dalam video berikut.

[Gambas:Video Haibunda]



(ziz/ziz)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda