Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Duh! Anakku Ada Perpisahan TK Tatap Muka Saat Pandemi COVID-19, Bikin Galau

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 31 May 2021 17:42 WIB

Elementary schoolgirl enters the school cafeteria. She pauses while looking for a friend.
Ilustrasi perpisahan TK/ Foto: iStock

Saya Bunda tiga anak dari Tangerang Selatan. Dua anak saya tahun ini lulus sekolah, TK dan SD. Pastinya ada acara perpisahan sekolah dong. Bedanya, perpisahan kakaknya yang SD masih online sedangkan adiknya yang TK harus offline atau tatap muka. Perpisahan TK ini yang bikin saya pusing tujuh keliling, di tengah jumlah pasien COVID-19 yang terus meningkat.

Kenapa ada perpisahan tatap muka meski diadakan di taman. Apalagi di Tangsel kabarnya jumlah kelurahan yang masuk zona merah bertambah banyak.

Memang konsepnya outdoor, hanya anak kelas TK B yang hadir bersama orang tuanya. Tapi saya enggak tahu persis agenda kegiatannya nantinya seperti apa. Namun sekolah menjanjikan tetap mematuhi prokes.

Saya hanya tahu alasan sekolah sampai memutuskan perpisahan tatap muka ini karena banyak permintaan orang tua. Lalu bagaimana dengan suara yang mungkin tidak setuju-seperti saya ini. Minoritas bukan berarti tidak didengar dan tak ada solusinya.

Banner Ibunda Celine Hamil Kembar

Saya enggak tahu pertimbangan lain selain banyak orang tua yang minta perpisahan tatap muka. Ya, mereka menganggap momen ini berkesan, jadi kalau online kasihan anak-anak enggak ada kenangannya.

Selama ini grup sekolah tidak pernah membahas perpisahan sekolah sama sekali, sampai tiba-tiba saja muncul surat pemberitahuan dengan keterangan anggaran yang harus dikeluarkan setiap murid. Jeder.... Tak ada potongan apapun buat murid yang tak mau ikut. Tidak setuju alias enggak mau ikut harus bayar full.

Okelah kalaupun bayar, apa sekolah mau bayar seandainya terjadi sesuatu pada salah satu yang hadir. Yang amit-amit ada yang positif, siapkah sekolah membiayai tes-tes COVID-19 yang nggak murah itu? Yakin tracing sekarang masih dibiayai pemerintah?

Yang saya pertanyakan lagi apa urgensinya perpisahan tetap diadakan tatap muka, apa karena orang tua yang meminta? Apa anak-anak seusia TK menuntut itu harus?

Okelah kalau acara di sekolah. Murid satu per satu ke sekolah dengan aturan ketat. Lah ini kumpul bareng dengan masker untuk wisudaan? Saya pikir itu bisa dilakukan via online.

Anak TK pakai masker saja meski sudah dibilang berkali-kali tetap saja memakai seadanya. Terkadang, maskermya melorot juga dicuekin. Kalau dibetulkan sendiri bagaimana, katanya pegang masker juga bahaya. Apa iya sepanjang perpisahan anak dibekali hand sanitizer?

Guru memang sudah divaksin, tapi saya dan orang tua lain yang bukan termasuk dalam profesi yang diprioritaskan belum divaksin. Anak-anak juga belum kan. Tapi entahlah mungkin banyak anak yang sudah divaksin influenza atau PCV?

Ingat lho vaksin itu enggak menjamin orang bebas COVID-19, hanya mengurangi gejala. Dan lihat berita-berita belakangan ini, angka kasus positif harian meningkat.

Baca ke halaman selanjutnya ya, Bunda.

Simak juga penjelasan kenapa kasus COVID-19 terus meningkat, dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]


HARAPAN SAYA UNTUK PIHAK SEKOLAH

Ilustrasi antar anak sekolah

Ilustrasi perpisahan TK/ Foto: iStock

Saya hanya berharap pihak sekolah manapun yang mungkin memutuskan perpisahan kelulusan yang tatap muka, sebaiknya dengarkan suara seluruh orang tua terlebih dahulu. Misalnya dengan polling.

Mendengarkan satu Bunda perwakilan kelas belum tentu mendengar suara semua orang tua. Kalau bilangnya banyak permintaan orang tua, seberapa banyak orang tua yang minta. Kalau banyak, bebankan saja pembayaran sewa macam-macam ke orang tua yang setuju.

Jangan berpikir pula kalau orang sudah berani hajatan, kenapa hadir ke perpisahan kelulusan enggak berani. Enggak semua orang seperti itu, contohnya saya.

Saya menghindari ikut hajatan, ke mal, atau berkumpul yang menurut saya enggak urgent. Saya hanya berusaha mencegah ketimbang mengobati. Dampak COVID-19 ini ke masa depan anak-anak enggak main-main.

Virus ini enggak mengenal korbannya, siapa saja bisa kena. Satu pasien bisa selamat melewati COVID-19, belum tentu jika mengenai Anda. Sudah siap?

Memang cara aman saat ini yakni mengikhlaskan sejumlah biaya tersebut- yang saya bilang nggak murah juga di masa pandemi seperti ini. Uang sewa ini itu bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Apalagi mau meningkat ke jenjang sekolah berikutnya, pasti banyak biaya ini itu lagi.

Satu lagi yang enggak kalah penting, anak saya ada yang asma. Itu yang membuat saya banyak pertimbangan di saat pandemi seperti ini.

(Bunda M, Tangerang Selatan)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.


(som/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda