
cerita-bunda
Serius! Saya Enggak Sadar Sedang Hamil 6 Bulan, Saya Kira Gejala Maag
HaiBunda
Sabtu, 04 Sep 2021 15:02 WIB

Tahun 2000 saya dan suami punya anak pertama. Saat itu kami berdua sama-sama sedang meniti karir dan girang dengan kelahirannya.
Maklum ya, Bun karena masih berjiwa pengantin baru, kami juga masih aktif secara seksual. Tapi memang sejak anak pertama kami enggak pakai pengaman karena masih ASI.
Bahkan setelah saya sudah menstruasi lagi pun saya masih santai enggak pakai KB. Karena menurut saya saat itu ya masih ASI, jadi aman. Ya kami menjalani peran sebagai orang tua pun termasuk santai. Malah saya masih sering dikira gadis ting-ting kalau jalan sendirian, hahah...
Sampai suatu hari saya bertemu dengan dokter kandungan kami saat kehamilan pertama. Kami enggak sengaja papasan waktu itu di lorong RS St.Carolus, Jakarta. Dia dengan entengnya bilang,"Kamu hamil nih.."
Saya dan suami waktu itu nanggepinnya ya dengan tertawa karena berpikir enggak mungkin. Lha wong kami main aman setiap berhubungan. Selain itu Si Kakak kan juga baru saja lahir, enggak mungkin punya adik dalam tempo sesingkat itu.
Ternyata beberapa bulan kemudian saya ngerasa di perut ini ada yang loncat-loncat. "Ah mungkin sakit maag kambuh," begitu saya pikir.
Sampai beberapa bulan kemudian beberapa teman bilang kalau perut saya ini kelihatan gedenya. Nah, dari situ akhirnya saya beli test pack dan hasilnya positif! Barulah akhirnya saya ke dokter yang waktu itu berpapasan bertemu.
Dia langsung ngomong,"Kan udah saya bilang ibu hamil. Coba cek ke RSCM karena ada alatnya adanya di sana." Ternyata hasilnya, Bun...Aduh, saya langsung nangis!
Simak hasil tes itu dan apa kata suami di HALAMAN SELANJUTNYA...
Simak juga video berikut, Bun mengenai tanda hamil yang sering dialami.
Saya Nangis Merasa Bersalah
Ilustrasi tanda hamil/Foto: iStock
Benar ternyata saya hamil. Sudah enam bulan malah! Saya langsung nangis karena merasa bersalah dengan Si Bungsu ini.
Jika di kehamilan pertama saya ngajak si janin ngobrol, dengar musik, dan makan sehat, tidak begitu di kehamilan kedua ini. Saya angkat batu di karung, nge-geser meja, dan bahkan ke mana-mana memakai jeans di kehamilan kedua. Saya merasa bersalah, Bun!
Untungnya suami untungnya nerima aja. Bahkan dia menyemangati dengan bilang,”Ya sudah kejar semua ketertinggalan itu. Mulai sekarang bacakan dia (janin) buku dan dengarkan musik.”
Setelah Si Bungsu lahir, total mereka cuma selisih 15 bulan karena saya hamil lagi saat Si Kakak usia 7 bulan. Akibatnya jadi sering dikira kembar sama Bu Guru. Malah pernah sekali waktu Bu Guru memasukkan Si Adik ke kelas Si Kakak. Salah paham ya, hahahah!
Hingga sekarang mereka dewasa, mereka akrab banget, agak susah dipisah, saling jaga, jadi kalau Kakaknya ada yang ganggu malah adiknya yang maju.
Memang di awal agak berat biaya ya, Bun tapi memang sekaligus tuntas. Jadi saat Si Kakak lulus SD tahun ini, adiknya tahun depan begitu seterusnya. Tapi ya sudah enak juga...
(Bunda R, Bekasi)
Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Cerita Bunda
Saat Pasrah Didiagnosis Sulit Hamil karena Miom, Tuhan Titipkan Bayi Kembar di Rahimku

Cerita Bunda
Apa yang Salah Denganku, Empat Kali Hamil Tak Pernah Mudah hingga Kehilangan Anak Ketigaku..

Cerita Bunda
Selalu Alami Cobaan sejak Melahirkan, Kini Anakku Terkena Pneumonia

Cerita Bunda
Ipar Lebay, Berawal dari Panci Masak Berujung 'Kompori' Suami Ceraikan Aku

Cerita Bunda
Suami 'Ketindihan' yang Tidak Kasat Mata Sejak Warung Kami Laku Keras

Cerita Bunda
Aku Menangis Terus Takut Keguguran, Sahabat Datang & Langsung Memelukku
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda