Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Ayah Bangkrut Kami Sengsara di Kontrakan Sepetak, Derita Ini Berakhir Setelah Aku Menikah

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 29 Jan 2024 19:05 WIB

Confused woman looking at engagement ring
Ilustrasi Cerita Bunda: Ayah Bangkrut Kami Sengsara di Kontrakan Sepetak, Derita Ini Berakhir Setelah Aku Menikah/ Foto: iStockphoto/AntonioGuillem
Jakarta -

#HaiBunda aku dibesarkan di keluarga sederhana, bahkan lebih tepatnya miskin. Padahal dulu, Ayah dan Ibu hidup berkecukupan bahkan bisa mempekerjakan Paman, Bibi, dan para tetangga.

Ayah punya pabrik permen yang jaya pada masanya. Ada usaha rumahan juga dan buka toko di pasar, seperti bumbu-bumbu dapur. Awalnya, Ayah tergiur membeli rumah di kampung dengan harga murah.

Rumah itu sangat besar untuk kami, orang tua dengan 6 anak, untuk pabrik dan para pegawai. Tapi setelah membeli rumah itu, Ayah ditipu dan sertifikat rumah diambil. Pihak bank pun datang menanyakan setoran.

Ternyata, rumah itu digadaikan oleh orang kepercayaan Ayah. Betapa kecewanya keluarga kami saat itu. Ayah akhirnya memutuskan untuk memulangkan semua pegawai karena nggak bisa membayar mereka.

Kakak-kakakku terpaksa berhenti sekolah dan harus membantu pekerjaan Ayah Ibu di rumah. Waktu itu, aku masih kecil usia balita. Perjuangan orang tuaku tak berhasil, rumah pun disita oleh bank.

Kami ngontrak di rumah sepetak, nggak ada dapur dan kamar mandi di dalam. Untuk kebutuhan air sehari-hari pun kami harus minta sumur tetangga. Ibu pun jatuh sakit sampai harus bolak-balik ke RS, lalu meninggal saat usiaku 7 tahun.

Setelah Ibu tiada, satu per satu kakakku menikah. Alhamdulillah, Ayah merawat dan mendidik dengan baik, aku tak pernah merasa kekurangan kasih sayang. Aku pun bisa berprestasi sejak SD sampai SMK jadi lulusan terbaik.

Setelah aku lulus SMK, Ayah sakit dan aku menemaninya bolak-balik ke RS. Lalu, Ayah meninggal saat usiaku 20 tahun. Begitu orang tuaku tiada, kekasihku meminangku dan kami menikah. Meski kehidupan kami sederhana, aku bahagia.

Kami sudah memiliki anak perempuan yang cantik dan pintar. Aku sangat bersyukur dengan kondisi sekarang, suami dan anakku adalah segalanya untukku. Memang benar ya Bunda, Allah SWT mengambil sesuatu dan akan menggantinya lebih indah.

-Bunda A, domisili dirahasiakan-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda