Kondisi ekonomi saat ini sedang buruk, Bun. Akibat meluasnya pandemi virus Corona yang membuat banyak perusahaan mem-PHK karyawan. Ada pula perusahaan yang mempertahankan pekerjanya namun memotong uang gaji per bulan.

Dilansir CNBC, kondisi ini membuat kepercayaan investor terhadap aset menurun dan membuat mereka lebih memilih instrumen uang tunai. Namun, ada pula yang memilih dengan menyimpan emas murni. Mana yang lebih baik?

Pertanyaan ini muncul dalam sesi sharing Kuliah WhatsApp HaiBunda bersama Senior Financial Advisor ternama, Bareyn Mochaddin, Kamis (23/04/2020). Berikut kutipannya, Bun:

"Dalam kondisi sekarang rupiah sedang tidak stabil dan saya baca dari beberapa sumber bahwa 'cash is king'. Sebagai dana darurat apa baiknya kita membeli valas? Berhubung USD sekarang lagi turun ke Rp15.000, dibandingkan saat awal corona di Indonesia yang sempat mencapai Rp17.000. Apakah cukup wise untuk baru akan membeli valas atau sebaiknya kita membeli instrumen lain? -Putri 27, Jakarta

Jawab: Sampai dengan saat ini, USD masih merupakan mata uang yang memberikan rasa aman dan nyaman kepada para investor. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga masih tetap diakui di mata dunia.

Selama belum ada tanda-tanda ekonomi membaik di Indonesia, maka USD akan tetap mahal karena dicari oleh banyak investor asing untuk "menarik" dana-nya dari Indonesia untuk ditempatkan di negara lain

Bila kemudian pertanyaannya adalah cukup bijak atau tidak untuk membeli valas, untuk apa dulu? Apakah untuk dana darurat?

Bila untuk dana darurat, kita lihat beberapa case yang terjadi pada saat valas menyentuh harga 17ribu kemarin. Tidak banyak money changer yang mau membeli USD di harga tinggi tersebut. Lalu bila sedikit pihak yang mau membeli USD, bagaimana kita bisa memanfaatkan USD tersebut terutama sebagai dana darurat?

Sehingga, akan lebih baik bila kita menyimpan dana darurat tidak semuanya dalam bentuk mata uang asing. Seimbangkan juga dalam bentuk rupiahnya atau bisa cari save heaven yaitu emas.

"Di keluarga kecil kami yang mencari nafkah adalah full suami. Setiap gajian, suami selalu mengambil uang sekira Rp3 juta - Rp1,7 juta untuk kebutuhan rumah tangga. Sisanya dibawa suami untuk uang harian (jajan, bensin) karena masih bekerja. Dan sisa uang gaji untuk kredit perumahan dan masuk di ATM sebagai tabungan.

1. Apakah cara ini efektif, mengingat saya dan suami tipe yang senang jajan jadi harus benar-benar ditekan agar punya tabungan?

2. Untuk asuransi kesehatan, kami dapat jaminan dari perusahaan suami, jadi ngga begitu worry untuk dana darurat perihal kesehatan. Nah bagaimana dengan asuransi pendidikan anak, apakah ini di bagian sendiri, atau masuk dalam mengurangi dana darurat?

3. Untuk investasi, guna mengantisipasi terjadi hal-hal tak terduga seperti pandemi saat ini, menurut Mas Bareyn, manakah yg lebih baik, emas murni atau tanah? Terimakasih sebelumnya- Anne, 25, Karawang.

Jawab: Hai Bunda Anne, apa yang dilakukan oleh Bunda dan suami merupakan sebuah hal yang sangat baik. Salah satu trik menekan pengeluaran hiburan (jajan) adalah dengan dengan menyiapkan budget khusus.

Akan lebih baik bila uang untuk tabungan dan kredit rumah sudah dipotong di awal dan yang digunakan adalah budget sisa. Dan kayaknya ini juga udah dilakukan bagus sekali Bunda dan suami!

Asuransi kesehatan tidak perlu lagi dibeli karena sudah dikasih kantor dan asuransi pendidikan tidak perlu dibeli. Lebih baik investasi khusus dana pendidikan yang terpisah dari asuransi.

Secara sederhana, asuransi pendidikan tidak memberikan imbal hasil yang cukup bagus untuk mencapai dana pendidikan anaknya kelak. Pos untuk asuransi dan dana darurat dibedakan ya. Penuhi dulu dana darurat kemudian lanjut ke asuransi, atau bisa juga dijalankan bersamaan.

Sedangkan untuk pertanyaan emas murni atau tanah itu tidak apple to apple sebenarnya. Tapi kalau pertanyaannya dari dua produk itu, maka emas cukup bagus untuk menahan nilai dana, mudah dicairkan kalau butuh dana, bisa digunakan untuk investasi jangka pendek.

Investasi emas juga sekarang bisa dimulai dengan nilai yang cukup terjangkau yaitu Rp10.000 saja. Jadi meski gak ada uang tetep bisa investasi.

Sedangkan tanah cukup bagus untuk mengembangkan dana, karena nilainya juga terus naik, tapi kesulitannya susah dicairkan kalau ada kebutuhan mendesak. Selain itu harganya mahal, ya tapi siapa tau di masa pandemi saat ini ada yang mau diskon harga tanah. Siapin aja ya uangnya.

Demikian Bun, sharing kami dengan para Sahabat HaiBunda. Berikutnya lihat dulu video berikut mengenai 5 Fakta Social Distancing dalam masa pandemi corona.