sign up SIGN UP search

haibunda-squad

Yuk Ketahui Efektivitas dan Efek Samping KB, Jangan Salah Pilih Bun

Tim HaiBunda   |   Haibunda Senin, 12 Sep 2022 17:21 WIB
Kb suntik caption
Jakarta -

#HaiBunda Jarak kehamilan dan kelahiran anak sebaiknya Bunda rencanakan dengan matang bersama suami. Begitu juga dengan pemakaian alat kontrasepsi atau KB.

Ternyata, masih banyak Bunda yang galau saat memilih alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan. Ada juga yang khawatir merasakan efek samping KB. Jujur nih, Bubun juga awalnya ragu mau pilih yang mana.

Sebelum memilih, Bunda perlu tahu dulu ya, apa saja manfaat menggunakan alat kontrasepsi. Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr. Liva Wijaya, Sp.OG., menjelaskan ke Bubun nih, penggunaan KB bermanfaat untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.


Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi juga bisa mengurangi risiko aborsi, menurunkan kematian dan kesakitan ibu, mengurangi angka kematian bayi, serta menjaga kesehatan mental keluarga Bunda.

"KB jenis tertentu bisa membantu mengurangi penularan HIV/AIDS, juga mengurangi penyebaran infeksi menular seksual," dokter Liva menambahkan.

KB ada dua jenis Bunda, yakni hormon dan non hormonal. Dokter Liva menerangkan, KB hormon terdiri dari suntik 1 bulan dan 3 bulan, pil KB, pil progesteron, implan atau susuk, patch atau koyo, IUD hormon, ring vagina (hormon).

Sedangkan yang termasuk KB non hormonal yakni natural family planning atau sistem kalender, caps atau diafragma, kondom (laki-laki dan perempuan), IUD, sterilisasi (laki-laki dan perempuan), dan senggama terputus.

Efek samping KB

Setiap alat kontrasepsi memiliki efektivitas dan efek samping masing-masing. Bunda simak yuk, penjelasan dari dokter Liva berikut ini:

1. Diafragma / caps

Diafragma atau cap adalah alat KB bentuk kubah bulat, yang terbuat dari silikon tipis dan lembut. Alat ini dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks. Jadi, serviks akan tertutup sehingga sperma tidak bisa masuk ke dalam rahim.

"Bila digunakan dengan benar dan digabungkan dengan spermisid, efektivitas mencapai 92 hingga 96 persen," ujarnya.

Bunda perlu tahu:
● Alat ini tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
● Ada peningkatan risiko infeksi dan ISK (infeksi saluran kencing).
● Ada risiko alergi karet / lateks.
● Bila ada perubahan berat badan, ukuran cup perlu disesuaikan.
● Perlu waktu untuk menguasai penggunaan alat.

2. Pil kontrasepsi kombinasi

Efektivitas pil mencapai 99 persen dan harus teratur diminum setiap hari. Dokter Liva mengingatkan, ada beberapa obat yang bisa menurunkan efektivitas pil KB. Sementara itu, nyeri haid, endometriosis, dan haid bisa dikurangi dengan penggunaan pil.

Bunda perlu tahu:
● Efek samping pil KB antara lain mood swings, mual, payudara kencang, dan sakit kepala.
● Pada beberapa kasus, bisa terjadi kenaikan berat badan.
● Penggunaan pil berisiko rendah terhadap kekentalan darah dan kanker serviks.
● Bekerja mengentalkan lendir serviks dan membuat lapisan mens jadi lebih tipis, serta mencegah ovulasi.
● Kombinasikan dengan kondom untuk mencegah penyakit menular seksual.

"Tidak disarankan untuk perokok, ada benjolan payudara, dan kelainan tertentu seperti obesitas, hipertensi, atau riwayat stroke," tutur dokter Liva.

3. Kondom

Efektivitas penggunaan kondom bisa mencapai 98 persen. Alat KB sekali pakai ini bisa berkurang efektivitasnya atau rusak akibat produk berbasis minyak, seperti pelembap atau lotion.

Bunda perlu tahu:
● Lubrikan berbasis air bisa digunakan bersama kondom.
● Berisiko terkena alergi.
● Jaga kualitas kondom dengan disimpan di tempat yang tidak terlalu panas atau dingin.
● Bisa mencegah infeksi menular seksual (IMS).

4. Implan / susuk

Implan adalah batang plastik fleksibel sebesar korek api yang mengandung hormon. Alat ini dipasang di bawah kulit dan bisa bertahan selama 3 tahun. Hormon progesteron yang dilepaskan alat ini efektif mencegah kehamilan hingga 99 persen.

Bunda perlu tahu:
● Bisa digunakan untuk Bunda yang tidak boleh menggunakan hormon estrogen.
● Haid jadi lebih sedikit, lebih lama, tidak teratur, atau bisa pendarahan. Banyak juga yang tidak haid selama penggunaan.
● Tidak bisa digunakan pengidap riwayat pendarahan pervaginam yang tidak jelas penyebabnya, penyakit hati, atau kanker payudara.
● Perlu ditambahkan penggunaan kondom untuk mencegah penyakit menular seksual.

"Aman untuk ibu menyusui dan tidak mengganggu aktivitas seksual," ujar dokter Liva.

5. IUD

Intrauterine device atau IUD bisa digunakan selama 5 hingga 10 tahun. Efektivitas alat KB ini bisa mencapai 99 persen dan dipasang saat menstruasi untuk mengurangi rasa nyeri. Pemakaian IUD tidak mengganggu proses menyusui ya, Bunda.

Bunda perlu tahu:
● Risiko infeksi setelah pemasangan
● Tidak mencegah penyakit menular seksual
● Risiko kehamilan di luar kandungan
● Tidak bisa digunakan oleh pasien dengan risiko infeksi tinggi, haid banyak dan nyeri
● Bisa mengganggu hubungan seksual (bisa dikoreksi)

"Pada 3 sampai 6 bulan awal pemakaian, bisa terjadi pendarahan atau nyeri hebat. Haid jadi lebih banyak, durasi lebih panjang, dan mungkin lebih nyeri," tuturnya.

Nah, untuk lebih jelasnya lagi, Bunda bisa konsultasi langsung ke dokter Liva. Gratis lho! Cek caranya di SINI.

Tonton juga yuk, video tips mengatasi nyeri haid akibat penggunaan KB IUD:

[Gambas:Video Haibunda]

(muf/muf)
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Bunda sedang hamil, program hamil, atau memiliki anak? Cerita ke Bubun di Aplikasi HaiBunda, yuk!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!