Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

haibunda-squad

Jenuh dan Merasa Tak Cinta Lagi, Bunda Harus Gimana ke Suami?

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Rabu, 10 Nov 2021 12:33 WIB

Sad and thoughtful couple after arguing lying in the bed
Ilustrasi jenuh dalam pernikahan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/tommaso79
Jakarta -

Pernikahan adalah momen paling membahagiakan di dalam hidup seseorang. Dengan menikah, Bunda dan Ayah bisa lebih mengenal satu sama lain.

Sayangnya, masa-masa romantisme dalam pernikahan biasanya tak bertahan lama, Bunda. Pada tahap-tahap tertentu, Bunda mulai merasakan kejenuhan, bosan, bahkan kehambaran dalam hubungan berumah tangga.

Menurut Psikolog Klinis, Mahesti Pertiwi, M.Psi, dari RS Sari Asih Ciputat, kejenuhan dalam berumah tangga wajar dialami pasangan suami istri, Bunda. Meski begitu, menurut ilmu psikologi tidak pernah ada yang namanya level kejenuhan.

"Rasa jenuh dan bosan dalam hubungan pernikahan itu wajar. Ada titik kejenuhan, titik kebosanan, titik kehampaan, adalah hal yang wajar," kata Mahesti dalam HaiBunda Live di Instagram @haibundacom, Selasa (9/11/2021) malam.

"Kalau secara teori, enggak ada (level jenuh dalam sebuah hubungan). Mungkin bisa ditanyakan bagaimana perasaannya. (Apakah) Jenuh sekali, atau sedang sangat jenuh, atau tidak jenuh. Nah, itu setiap orang juga berbeda perasaannya."

Tak hanya itu, ternyata rasa jenuh pada pasangan juga bisa dipengaruhi oleh pengalaman setiap orang, Bunda. Karena itu, tingkat kejenuhan bisa berbeda-beda.

Banner Manfaat Air Mawar

"Pengalaman perasaan setiap orang bisa berbeda-beda, karena (rasa) jenuh tadi terkait dengan bagaimana yang dirasakan oleh individu," ucapnya.

Rasa jenuh juga bisa datang karena Bunda dan Ayah tak pernah merasakan ketegangan dalam rumah tangga, nih. Karena itu, Bunda jadi merasa kehidupan pernikahan sangat monoton dan membosankan.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki hal ini, Bunda. Menurut Mahesti, hal paling pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan komunikasi.

"Sedekat apapun hubungan dengan pasangan, dengan orang tua, orang lain tidak akan tahu apa yang kita rasakan kalau kita tidak komunikasikan," katanya.

Bunda juga perlu memahami dan mengetahui apa yang sedang dirasakan. Setelah itu, Bunda bisa bicarakan dengan pasangan.

"Jeda sejenak untuk diri masing-masing. Dimulai dari sendiri, sadari apa yang dirasakan? Kenapa? Lalu, nanti pelan-pelan (bisa) dibicarakan dengan pasangan," saran Mahesti.

Jadi, dalam kehidupan berumah tangga sangat dibutuhkan kejujuran dan keterbukaan pada pasangan. Jangan lupa kasih tahu Ayah ya, Bunda.

(mua/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda