Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Hal-hal Seputar Ketuban yang Perlu Kita Pahami

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 13 Feb 2018 07:07 WIB

Bun, yuk kita belajar bareng tentang air ketuban yang setia menemani si kecil saat di dalam rahim.
Hal-hal Seputar Ketuban yang Perlu Kita Pahami/ Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Bunda yang sedang hamil atau sedang bersiap hamil, nggak ada salahnya nih baca-baca informasi seputar ketuban. Meski kayaknya biasa aja, tapi ketuban adalah faktor penting dalam tumbuh kembang janin di rahim kita.

Situs medicalnewstoday menuliskan, air ketuban merupakan cairan kekuningan yang ditemukan dalam 12 hari pertama setelah pembuahan di dalam kantung amnion. Cairan ini mengelilingi bayi yang sedang tumbuh di rahim. Fungsi air ketuban ini banyak lho dan sangat penting untuk perkembangan janin yang sehat.

Kalau jumlah cairan amnion di dalam rahim terlalu sedikit atau terlalu banyak, bisa komplikasi, Bun. Untuk melihat keseimbangan cairan amnion, maka dokter kandungan melakukan USG.

Awalnya, cairan itu terdiri dari air yang dihasilkan oleh ibu. Sekitar usia kehamilan 20 minggu, digantikan oleh urine janin (karena janin menelan dan mengeluarkan cairan). Cairan amnion itu tidak hanya terdiri dari urine, Bun, tapi juga mengandung komponen vital seperti nutrisi, hormon, dan antibodi penangkal infeksi.

Bila cairan amnion berwarna hijau atau cokelat, ini mengindikasikan telah tercemar mekonium (buang air besar pertama) sebelum lahir. Ini bisa menjadi masalah, menyebabkan masalah pernapasan yang disebut sindrom aspirasi mekonium. Ini terjadi saat mekonium memasuki paru-paru. Dalam beberapa kasus, bayi tersebut akan membutuhkan perawatan setelah dilahirkan.



Secara singkat, berikut beberapa fakta tentang cairan ketuban, Bun.

1. Cairan amnion berasal dari air dari tubuh ibu
2. Sebagian besar cairan amnion di rahim terdiri dari air kencing bayi
3. Cairan amnion juga mengandung nutrisi penting, hormon, dan antibodi
4. Cairan amnion membantu melindungi bayi dari benturan dan potensi cedera
5. Seiring perkembangan tubuhnya, bayi bernapas dan menelan cairan amnion
6. Dari jumlah cairan amnion yang ada, dokter bisa tahu apakah bayi memiliki masalah dengan refleks menelannya atau tidak
7. Oligohidramnion mengacu pada tingkat cairan ketuban yang terlalu rendah
8. Polyhydramnion mengacu pada tingkat cairan ketuban yang terlalu tinggi
9. Dokter bisa mengubah kadar cairan di dalam rahim dengan berbagai prosedur.

Tugas Cairan Amniotik

Ketuban merupakan bantalan bagi janin dari tekanan luar, juga bertindak sebagai shock absorber. Ketuban juga bisa mengontrol suhu lantaran cairan ini mengisolasi bayi, serta menjaganya tetap hangat dan menjaga suhu teratur.

Cairan amnion mengandung antibodi, sehingga membantu mencegah janin dari infeksi. Ketuban juga membantu perkembangan sistem paru-paru dan pencernaan, karena dengan menghirup dan menelan cairan amnion, bayi berlatih menggunakan otot sistem ini saat tumbuh.

Ketuban pun membantu perkembangan otot dan tulang saat bayi mengambang di dalam kantong amnion. Dengan adanya cairan ini, bayi memiliki kebebasan untuk bergerak, juga memberi kesempatan pada otot dan tulang untuk berkembang dengan baik.

Pelumasan cairan amnion mencegah bagian tubuh seperti jari tangan dan jari kaki tumbuh menyatu. Menyatunya organ bisa terjadi bila kadar cairan ketuban rendah.



Cairan di dalam rahim juga mencegah tali pusar dikompresi. Tali pusar ini mengangkut makanan dan oksigen dari plasenta ke janin yang sedang tumbuh. Dalam keadaan normal, tingkat cairan amnion berada pada tingkat tertinggi selama minggu kehamilan 34-36, di mana rata-rata jumlahnya 800 ml. Kadar ini menurun saat kelahiran makin mendekat, rata-rata sekitar 600 ml pada usia kehamilan 40 minggu.

Saat ibu hamil mengalami pecah ketuban, cairan ketuban yang terkandung di dalam kantung mulai bocor keluar melalui serviks dan vagina. Setelah air pecah, unit persalinan harus dihubungi ya, Bun. Soalnya kalau air ketuban makin sedikit, tentu bisa berpengaruh pada janin. Meskipun nggak selalu, tapi pecahnya air ketuban bisa jadi tanda waktu persalinan yang sudah di depan mata. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda