Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Perlu Tahu Nih, Soal Warna dan Bentuk Feses Bayi

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 09 Feb 2018 08:06 WIB

Bagi seorang ibu baru, feses bayi pun bisa jadi hal yang membingungkan dan bikin khawatir lho.
Perlu Tahu Nih, Soal Warna dan Bentuk Feses Bayi/ Foto: thinkstock
Jakarta - Sewaktu anak pertama saya lahir, saya sering dibuat bingung oleh fesesnya. Saya sering bertanya sendiri, 'Kok sering bener poop-nya, apa normal', 'Kok warna fesesnya kuning banget dan lengket', 'Kok fesesnya warna hijau". Buat ibu baru, feses bayi memang sering menimbulkan tanda tanya ya.

Nggak cuma saya, banyak juga orang tua baru yang menghabiskan banyak waktu dan energi untuk memecahkan kode pesan dari feses bayinya. Iya, banyak yang ingin tahu terkait jumlahnya, warnanya, konsistensinya, dan sebagainya. Penasaran banget, artinya apa ya feses bayi ini.

"Warna tidak banyak berhubungan dengan apapun kecuali waktu transit makanan (di dalam sistem pencernaan bayi) dan empedunya mengalir melalui saluran pencernaan," kata Barry Steinmetz, MD, ahli gastroenterologi anak di Rumah Sakit Anak Roda Miller di Long Beach, California, dikutip dari WebMD.

Nih, Bun, kalau feses bayi warnanya kuning cerah, berarti susu bergerak melalui sistem pencernaan bayi dengan cepat. Nah, saat prosesnya melambat, feses warna menjadi hijau. Kalau sistem pencernaannya lebih lambat lagi, maka feses bayi menjadi cokelat.

Kalau feses berwarna putih, merah, dan hitam, maka orang tua harus memeriksakan ke dokter, Bun. Apa artinya?

Kotoran putih bisa mengindikasikan adanya infeksi atau masalah dengan empedu, yaitu cairan yang dihasilkan hati yang membantu pencernaan. Hitam menandakan pencernaan berdarah di saluran gastrointestinal (GI), dan merah mengindikasikan darah segar yang bisa berasal dari usus besar atau rektum.



"Terkadang, bayi baru lahir yang menyusu dan kulit ibunya luka sehingga mereka menelan darah ibunya saat menyusu, (warna merah) akan keluar melalui fesesnya," kata Kenneth Wible, MD, profesor pediatri di University of Missouri dan direktur medis anak-anak di Children's Mercy Hospitals and Clinics di Kansas City, Mo.

Jika feses bayi disertai darah, umumnya dokter akan melakukan tes untuk mengetahui asal darahnya.

Bagaimana dengan feses berwarna hijau seperti lendir? Ini bisa disebabkan virus. Nah, jika si kecil tinjanya hijau dan menunjukkan gejala diare, demam, atau mudah rewel, segera hubungi dokter anak ya, Bun.

Sering BAB, Normal Nggak Ya?

Kalau feses si kecil banyak, jangan khawatir, Bun. Itu masih dianggap normal. Kata dr Kenneth, banyaknya feses bayi tergantung dari yang dikonsumsinya, Bun.

"Bayi yang disusui (ASI) umumnya fesesnya lebih banyak dan lebih encer daripada bayi yang diberi susu formula. Tapi lima sampai enam kali BAB per hari cukup normal," terang dr Kenneth.

Hal senada juga disampaikan dr Jay L Hoecker MD, anggota American Academy of Pediatrics. Menurutnya, bayi yang hanya mengonsumsi ASI saja tanpa nutrisi lainnya, maka fesesnya akan berwarna kuning dan bentuknya lembek. Ini normal, Bun.

Jika bayi sering buang air besar (BAB) pada tahap awal hidupnya, kata dr Barry, nggak perlu khawatir banget sih. Soalnya ini terkait dengan frekuensi pergerakan usus anak-anak. Ya, frekuensinya sangat bervariasi.

"Beberapa anak ada yang sampai tujuh atau delapan kali BAB dalam sehari," tambah dr Barry.

Perlu Tahu Nih, Soal Warna dan Bentuk Feses Bayi/Perlu Tahu Nih, Soal Warna dan Bentuk Feses Bayi/ Foto: Thinkstock


Kalau awalnya sering BAB kok tiba-tiba jadi jarang, terkadang suka bikin khawatir ya. Saya termasuk tim yang gampang khawatir ini, Bun. Kok si kecil jarang BAB ya sewaktu usianya sekitar dua bulan? Kata ahlinya, ini bisa terjadi pada bayi yang mendapat ASI karena ASI sudah lebih matang.

"Susu ibu sangat seimbang dan proses pencernaan bayi sangat baik, tidak banyak residu," terang dr Kenneth.

Kuncinya, lanjut dr Barry, feses bayi seharusnya lembut dan anak itu menyusu dengan baik, sehingga berat badannya bertambah.

Bentuk Feses

Bayi sebelum berusia enam bulan sering buang air besar dalam jumlah banyak dan bentuknya cair. Ini karena bayi mendapat nutrisi ekslusif dari susu ibunya.

"Bayi yang mendapat ASI, lebih banyak cairan dan dadih susunya jauh lebih halus dan lebih kecil," ucap dr Barry.

Tapi, kalau kita melihat feses si kecil seperti pelet (makanan ikan), mungkin si kecil mengalami konstipasi atau sembelit. Kotoran yang sangat keras sehingga bentuknya seperti kerikil bisa mengindikasikan anak mengalami dehidrasi.

Tanda-tanda lain dari dehidrasi termasuk berkurangnya air mata, kekurangan air liur, dan terlihat cekung di mata dan ubun-ubunnya. Ubun-ubun atau fontanelle anterior merupakan ruang antara tulang di bagian atas tengkorak seorang bayi. Ubun-ubun ini terlihat sampai sekitar 2 tahun.

Bayi yang sedang buang air besar biasanya wajahnya memerah dan mengejan, tapi itu belum tentu sedang mengalami sembelit atau konstipasi, Bun. Ini karena bayi belum tahu bagaimana mengontraksi otot perut dan mendorongnya.



"Plus, mereka tidak didukung gravitasi yang membantu mereka BAB, seperti Anda yang duduk di toilet," sambung dr Barry.

Ekspresi bayi saat BAB akan berubah ketika berusia 1 tahun. Pada usia ini, kebanyakan anak tak menunjukkan wajah seperti tersiksa saat BAB.

Feses bayi juga akan berubah setelah mendapat makanan padat. Saat bayi sudah mulai makanan makanan padat, fesesnya juga jadi lebih padat.

Bagaimanaoun feses bayi dipengaruhi apa yang diasup dan kondisinya. Kalau bayi sering rewel, ada baiknya kita perhatikan fesesnya ya, Bun. Karena sering kali ada informasi berharga dari fesesnya. Tapi kalau bingung, nggak ada salahnya konsultasi ke dokter.

Seorang anak tukang bubur membuka donasi untuk biaya kuliah ke Turki. Tapi kok dia dinyinyiri? Simak penyebabnya di sini, Bun. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda