Jakarta -
Cuitan selebtweet Zarry Hendrik tentang perempuan hamil yang
janinnya 'hilang' tentu bikin heboh. Cuitan ini membawa cerita-cerita lain yang serupa.
Nah, salah satu cerita datang dari seorang dokter bernama Gia Pratama. Kata dr Gia, saat koas di Garut, Jawa Barat, beberapa tahun lalu ada seorang perempuan hamil yang mengaku kehilangan
janin. Padahal saat dicek menggunakan USG, janinnya masih ada.
dr Gia menuturkan kala itu ada perempuan berusia 19 tahun memeriksakan kandungannya. Saat itu kehamilan perempuan tersebut masih dalam tahap trimester satu, Bun. Saat periksa, perempuan itu ditemani kedua temannya.
Kata dr Gia, tidak ada keanehan pada kehamilan perempuan tersebut. Saat di USG, terlihat janin di perutnya. Ya, Bun, semua tampak normal.
Nah, pada trimester ketiga, perempuan itu kembali memeriksakan kandungannya ditemani sang ibu. Saat itulah ibunda si perempuan hamil itu bilang perut anaknya tiba-tiba kempes, dan janinnya menghilang.
"Ibunya bilang, 'Bayi anak saya hilang, kempes perutnya'. Tapi wanita itu nggak satu rumah sama ibunya, dia ngekost," cerita dr Gia, saat berbincang dengan HaiBunda, Kamis (5/7/2018).
dr Gia curiga dengan pernyataan ibunda perempuan itu. Sebab selama ini saat diperiksa menggunakan USG, terdapat janin di rahim perempuan itu.
Cerita Dokter tentang Ibu Hamil yang Mengaku Janinnya Hilang/ Foto: thinkstock |
"Ini apaan, bayi hilang. Katanya diculik jin. Pengurus RT RW bahkan percaya itu," sambung dr Gia.
Karena kecurigaannya itu, dr Gia pun memeriksa rahim perempuan itu. Dari pemeriksaan itu diketahui ternyata perempuan itu memang sudah melahirkan.
"Terus wanita itu disuruh periksa, clear banget rahimnya bekas melahirkan. Kan rahim cuma segede tangan, pas ngelahirin kempes. Nah rahimnya dia dalam proses mengecil setelah melahirkan," papar dokter yang bekerja di RS Prikasih Pondok Labu, Jakarta Selatan, ini.
dr Gia lalu lapor ke ketua dokter setempat terkait kejadian ini. Singkat cerita diketahui perempuan yang mengaku janinnya menghilang itu membuang bayi yang sudah dilahirkannya ke Sungai Cimanuk, Garut. Plasentanya juga dibuang ke lokasi yang sama tanpa sepengetahuan keluarganya.
"Bayinya dibuang ke Sungai Cimanuk. Semuanya ketahuan dengan adanya bekas darah dan ketuban di kosannya. Wanita itu juga udah diproses," tutur dr Gia.
Hmm, kalau dari pengalaman dr Gia ini, cerita janin yang hilang sebenarnya tidak benar-benar hilang melainkan dihilangkan atau dibuang. Menurutnya, secara medis, janin yang sebelumnya ada dan selalu terpantau melalui USG, seharusnya tetap akan ada di rahim.
dr Kanadi Sumapraja SpOG(K) menguatkan pernyataan dr Gia. Dia bilang dari pandangan medis hilangnya janin tiba-tiba kelihatannya sangat nggak mungkin terjadi. Kata dr Kanadi di ilmu kebidanan nggak ada sebuah kondisi patologi yang bisa menjelaskan fenomena kayak gitu.
"Usia kehamilannya saja sangat fantastis. Umumnya seorang ibu melahirkan bayinya di usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). Jadi mohon dicek lagi ya kebenaran berita tersebut," kata dr Kanadi kepada HaiBunda.
(nwy)