Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Cerita Zara Tindall Move On dari Keguguran Dua Kali

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Kamis, 13 Sep 2018 06:55 WIB

Zara Tindall pernah dua kali keguguran. Memang nggak mudah bagi Zara menerima kenyataan itu.
Zara Tindall/ Foto: Getty Images
London - Keguguran yang dialami calon ibu pastinya bikin pasangan suami istri sedih bukan main. Hal ini juga dialami Zara Tindall.

Namun, setelah 'bangkit' kembali Zara merasa keguguran membuat hubungan pernikahannya dengan Mike Tindall makin kuat.

Di tahun 2015 Zara Tindall melahirkan si sulung Mia Tindall. Dikutip dari People, setelah itu Zara hamil dua kali namun semuanya berakhir dengan keguguran. Hingga di bulan Juni 2018, Zara melahirkan anak keduanya, Lena Elizabeth Tindall.

Zara bercerita ketika dirinya keguguran, suaminya merasa tidak berdaya. Apalagi, sebagai anggota keluarga Kerajaan Inggris sudah pasti kehamilan Zara Tindall diumumkan ke publik. Hal inilah yang kata Zara memengaruhi gimana dia dan Mike menyikapi keguguran yang dialami.



"Saya pikir itu adalah hal tersulit di mana semua orang tahu. Masalah seperti keguguran ini normalnya diketahui kerabat atau teman dekat. Tapi saat itu, semua orang tahu," kata Zara Tindall dalam wawancara dengan BBC Breakfast.

Tahu kabar keguguran Zara Tindall, banyak orang mengirimkan surat padanya berisi dukungan atau cerita serupa. Dari sini Zara tahu banyak juga orang di luar sana yang mengalami keguguran namun nggak sedikit yang masih malu membagikan pengalamannya. Zara pun berterima kasih atas perhatian yang diberikan padanya.

"Saat keguguran, keluarga selalu mendukung saya. Di situ pula saya tahu hubungan saya dengan Mike makin kuat. Saya dan Mike sempat merasa nggak berdaya namun dengan kerja sama, kami bisa melewati itu semua," tutur Zara Tindall.

Dikutip dari buku 'Anti Panik Menjalani Kehamilan' yang disusun tim Tiga Generasi, keguguran adalah kematian tiba-tiba pada bayi yang terjadi pada fase trimester pertama atau kedua. Atau sebelum bayi mencapai usia kehamilan 24 minggu.

Beberapa hal yang bisa memicu keguguran antara lain kelainan genetik, infeksi, struktur rahim ibu yang nggak normal, usia ibu saat hamil, riwayat keguguran dan faktor lingkungan. Hal yang perlu diingat, meski keguguran terjadi di usia dini kehamilan, kadang keterikatan emosional ibu dan janin sudah terbentuk dengan kuat.

"Sehingga, hal ini membuat dampak emosional terasa lebih berat. Rasa kehilangan bisa muncul dengan gejala sangat beragam mulai dari nyeri badan, susah tidur, susah konsentrasi, kehilangan nafsu makan dan sering menangis," kata tim penulis.

Untuk itu, jangan segan untuk membagi perasaan kita pada pasangan, kerabat atau teman, Bun. Jika diperlukan nggak ada salahnya konsultasi dengan profesional dan berbagi tentang perasaan yang dialami setelah keguguran.

(rdn/nwy)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda