Jakarta -
#dearRiverSemoga ini tidak jadi obrolan kosong, karena kita akan membicarakan sesuatu yang sama-sama tidak pernah kita alami sendiri. Sesuatu yang sakral dan menjadi bagian proses awal dari kehidupan kita:
kehamilan.
Di perut seorang perempuanlah, jantung manusia pertama kali berdenyut. Jumhur ulama sepakat ruh seorang bayi ditiupkan pertama kali di usia 120 hari atau 4 bulan. Tak jauh beda dengan pendapat medis yang menyebutkan detak jantung bayi sudah bisa didengar antara minggu ke-18 sampai ke-24 usia kehamilan.
Jelas bahwa rahim seorang perempuan adalah portal gaib yang membuat dunia ini tetap berkesinambungan. Meminjam data UNICEF, setiap hari rata-rata ada 353 ribu jiwa tak berdosa yang diselundupkan dari surga ke dunia melalui rahim ibu. Itu kira-kira setara 225 kelahiran per menit untuk populasi di tahun 2013. Sekarang, tentu lebih banyak lagi.
Ayah ingat waktu ibumu mengandungmu. Kamu anak pertama, dan kami benar-benar minim pengetahuan. Semua hanya mengandalkan bacaan dan bertanya pada orang yang lebih tua. Ayah baru pulang dari lari pagi dan ibumu menunjukkan garis ganda di testpack-nya. Ia menangis, tentu karena gembira dan bersyukur. Kami tak perlu menunggu terlalu lama kedatanganmu.
Karena minim pengetahuan itu, rasanya kami akan melakukan semua yang disarankan
Google. Suatu kali ibumu juga sering memasang headphone di perutnya, karena ia membaca di internet bahwa musik klasik, terutama gubahan Mozart, bisa membuat bayi tenang di dalam perut. Habis deh itu headphone Philips-ku ditekuk-regangkan.
Ilustrasi ibu hamil/ Foto: iStock |
Ketika hamil muda, ibumu masih bekerja di lapangan. Ia bahkan tak tahu ketika kamu sudah ada di perutnya, ia masih berlarian ke sana ke mari. Waktu itu masa kampanye pemilihan presiden. Ibumu ditugaskan mengikuti kegiatan Bu Megawati ke Pontianak, Palangkaraya, dan Medan. Sama seperti Ayah, ibumu dulu juga jurnalis.
Waktu itu Ayah khawatir seberapa berbahaya dampak kegiatan ibumu terhadap
kehamilannya. Bahkan sempat terpikir untuk memintanya berhenti bekerja, tapi ia masih sangat mencintai pekerjaannya. Dan Ayah juga bisa melihat betapa ia sangat menjagamu yang berenang-renang di dalam perutnya.
Ayah jelas khawatir. Suatu ketika, saat masih bujang, Ayah pernah bertugas dengan Om Budi menjelajah Kalimantan. Di sebuah kota kecil bernama Nangasokan, saat menelepon dari wartel, Om Budi dapat kabar istrinya yang sedang hamil muda harus bedrest total karena kandungannya lemah. Besoknya, Om Budi langsung pulang ke Jakarta.
Setelah itu, Ayah sempat menganggap semua yang hamil muda itu pasti berisiko. Itu masa krusial di mana seorang ibu mulai mempertaruhkan dua nyawa, nyawanya sendiri dan nyawa anak yang dikandungnya. Tiga nyawa kalau kembar, dan empat nyawa kalau triplet, dan seterusnya.
Maka, sejak tahu ibumu hamil, Ayah berusaha sebisa mungkin membuat ia nyaman. Ayah belum pernah merasakan, tapi konon trimester 1 kehamilan itu cenderung berat bagi wanita hamil. Banyak hormon yang meningkat dan tiba-tiba bekerja tidak seperti biasa di masa itu. Hormon estrogen mulai merangsang pertumbuhan payudara untuk persiapan menyusui, tapi sekaligus juga menyebabkan jaringan ikat dan sendi tubuhnya melemah sehingga ia gampang sakit punggung.
Ilustrasi kehamilan/ Foto: thinkstock |
Hormon progesteron mulai bekerja menebalkan lapisan dinding rahim untuk membangun plasenta sebagai sumber makanan janin, tapi juga menurunkan keinginannya untuk 'bersenang-senang' dengan Ayah. Setidaknya begitu yang Ayah baca di buku "Seri Panduan Kehamilan Per Trimester". Belum lagi kemunculan hal-hal yang menguji ketabahan, misalnya ia tiba-tiba mau muntah ketika mencium aroma nasi goreng langganannya, padahal si abang nasi goreng mangkal
jauuuuh banget di ujung jalan. Masa mau diusir...
Saat ibumu mengandung kamu itulah, Ayah bertekad untuk menjadi suami yang lebih baik. Ayah bekerja lebih keras cmenari penghasilan tambahan. Ayah cari side job menulis buku atau ikut lomba blog, apapun asal halal dan tidak perlu menerima amplop dari narasumber. Kadang Ayah merasa seperti kuda lumping, karena penghasilan kecil maka harus banyak 'sabetan'. Semua demi menghadirkan ruang periksa dan dokter kandungan yang lebih baik bagi ibumu.
Dokter yang menangani ibumu dulu namanya dr.Sri, dokter kandungan senior. Orangnya sedikit galak tapi banyak direkomendasikan oleh ibu-ibu rekan ibumu yang sudah hamil duluan. Ia berpraktik di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta Selatan, ke sanalah kami menemuinya setiap bulan. Meski galak, dr.Sri sangat peduli dan membantu. Nasihat-nasihatnya menenangkan. Ketika kami khawatir soal rawannya hamil muda, ia bilang, rahim seorang ibu sesungguhnya sudah dirancang sangat kuat untuk melindungi janin di dalamnya.
Andaikata yang hamil itu seorang pilot pesawat jet tempur dan ia beraktivitas seperti biasa, Insya Allah janinnya akan baik-baik saja. Mungkin memang begitu. Dulu ada teman ibumu, Tante Chiko kalau tidak salah, yang tetap ikut lomba lari padahal sedang hamil. Intinya, kecuali pada kasus-kasus tertentu, janin akan aman sentosa di dalam perut, bagaimanapun riuh dan kerasnya 'serangan' dari luar perut ibu.
Ilustrasi kehamilan/ Foto: Istock |
Dalam kondisi ekstrem, Nak, bahkan ada bayi yang selamat dari percobaan aborsi berkali-kali. Ada nasihat dr.Sri yang Ayah ingat dan sempat catat. Waktu itu, kamu sudah 21 minggu di perut. Di layar monitor USG ada angka 447, mungkin itu beratmu dalam satuan gram.
Sambil melengkapi catatan di buku catatan medismu, dr.Sri bilang, "Anak itu seperti rumah. Membangun rumah itu harus dengan bahan-bahan yang bagus, yang kuat. Biar tidak gampang roboh kalau diterpa angin. Membesarkan anak juga seperti itu."
dr.Sri bilang begitu karena kami mendiskusikan perlu tidaknya memasukkan tambahan vitamin DHA di resep obat ibumu. Ayah tidak tahu apa itu DHA, cuma sering dengar disebut di iklan susu untuk ibu hamil.
"Saya biasanya tanya dulu. Kalau sekiranya masih ada kebutuhan lain, DHA ini bisa dikesampingkan dulu," kata dr.Sri kala itu. Ia sama sekali tidak memaksa bahwa ini harus ditebus.
"Kalau itu bagus untuk janin, kami ambil, Dok," kataku.
"Ini bagus. Seandainya saya masih bisa hamil, saya akan pakai juga," sahutnya.
Dan kami pun membawa pulang vitamin itu untukmu. Di kuitansi,
DHA itu yang paling mahal. Seperti yang kami bilang, kami memang bukan orang kaya. Semua juga tahu, berapa besar sih gaji jurnalis pemula.
Ups, curcol! He-he-he. Tapi Ayah akan terus berusaha menyediakan material terbaik untukmu, untuk ibumu.
Begitulah, Nak, Ayah mendapat pelajaran berharga melalui pengalaman menemani ibumu tiga kali hamil. Sebelum adik Rain, kamu hampir punya adik bernama Savanna, yang sayangnya belum ditakdirkan untuk menjadi rezeki kita. Savanna tidak berkembang di usia kehamilan yang masih sangat muda.
Ilustrasi bayi baru lahir/ Foto: Thinkstock |
Ketika Ayah menulis ini, kita masih dalam suasana perayaan
Hari Perempuan Sedunia yang setiap tahun diperingati pada tanggal 8 Maret. Sebagai upaya berterima kasih kepada seluruh perempuan, atas perjuangan mereka melanggengkan kehidupan dan membuat dunia tetap nyaman untuk ditinggali. Seandainya Tuhan hanya menurunkan laki-laki, percayalah, dunia ini akan selesai lebih cepat dibanding durasi iklan PSI yang menampilkan Tante Grace Natalie.
Jadi ingatlah untuk selalu menghargai dan memuliakan perempuan, siapa pun dia. Di mana pun, tidak hanya di dalam bus ketika tak tersisa lagi tempat duduk. Dalam hal ini, kita sepakat dengan penyair Instagram Rupi Kaur dalam bukunya Milk and Honey. Dia bilang, "The closest thing to God on this Earth is a woman's body it's where life comes from."
Fauzan Mukrim,
Ayah River dan Rain. Menulis seri buku #DearRiver
dan Berjalan Jauh
, juga sebuah novel Mencari Tepi Langit
. Jurnalis di CNN Indonesia TV,
dan sedang belajar membuat kue. IG: @mukrimfauzan (rdn/rdn)