kehamilan
Kesehatan Suami Bantu Sukseskan Program Bayi Tabung
Kamis, 14 Mar 2019 14:00 WIB
Jakarta -
Masalah infertilitas seringkali menyudutkan posisi perempuan. Padahal, dalam dunia medis kesehatan suami menjadi faktor yang enggak kalah penting, Bun.
Menurut Prof.Arief Boediono, Ph.D, embriolog dari Morula IVF Indonesia, baik laki-laki dan perempuan sama pentingnya dalam menentukan keberhasilan memiliki anak. Khususnya jika pasangan ingin melakukan program bayi tabung.
Menurut Arief, jika salah satu bermasalah maka pembuahan enggak akan bisa terjadi, Bun. Jika sel telur baik, tapi spermanya jelek sama saja enggak bisa terjadi pembuahan. Sebab itu, Arief berpesan supaya suami membuang egonya ketika istri masih belum bisa hamil dan mencoba program bayi tabung.
"Kalau di rumah tangga, masalah anak, kesuburan yang ditengok itu wanitanya, istri. Padahal enggak, harus bersama, laki-laki dan perempuan itu sama. Biasanya laki-laki ini ada ego, suruh periksa , 'Enggak saya ganteng, saya bisa kok berhubungan (intim) dengan baik. Padahal bukan itu masalahnya," ujar Arief saat ditemui HaiBunda di bilangan Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Arief melanjutkan, pada saat ejakulasi, bukan seberapa banyak cairan sperma yang keluar. Di dalam cairan itu ada cairan sperma dan spermanya sendiri, yang kemudian menjadi bahan pemeriksaan di bawah mikroskop oleh para ahli. Pada saat proses pengambilan sperma tidak boleh dilakukan secara sembarangan ya, Bun.
"Untuk memeriksa sperma, paling mudah dengan masturbasi saja. Hanya kalau dulu biasanya dikasih wadah, disuruh ke kamar mandi. Nah, kalau sekarang beda, untuk ambil sperma ada ruangannya khusus dengan temperatur tertentu. Begitu sudah dikeluarkan kemudian langsung dibawa ke laboratorium. Enggak bawa sperma, 'Ini dok sperma saya,'" sambungnya.
Sperma yang telah diambil, akan melewati beberapa tahapan, Bun. Misalnya begitu diperiksa spermanya normal, nanti para embriolog mencoba cuci sperma tersebut di lab.
"Cairannya dibersihkan, kemudian dokter akan memasukkan ke dalam rahim istri yang sudah diprogram. Kita lihat apakah sel sperma tadi bisa membuahi sel telurnya atau enggak. Kalau sudah dicoba dua sampai tiga kali gagal. Berarti ada masalah lain dan kemudian kita evaluasi. Perlu diingat program bayi tabung itu paling ujung setelah beberapa percobaan gagal," kata Arief.
dr Ivan Sini SpOG dari Morula IVF Indonesia menambahkan salah satu ikhtiar untuk mencegah kegagalan bayi tabung adalah gaya hidup yang sehat. Hal ini karena dengan gaya hidup yang sehat, kualitas reproduksi meningkat.
"Polusi dan panasnya udara juga terkadang menurunkan kualitas reproduksi. Untuk itu pasien perlu menjaga kondisi tubuhnya jauh sebelum menjalani program bayi tabung," ujar Ivan.
(aci/rap)
Menurut Prof.Arief Boediono, Ph.D, embriolog dari Morula IVF Indonesia, baik laki-laki dan perempuan sama pentingnya dalam menentukan keberhasilan memiliki anak. Khususnya jika pasangan ingin melakukan program bayi tabung.
Menurut Arief, jika salah satu bermasalah maka pembuahan enggak akan bisa terjadi, Bun. Jika sel telur baik, tapi spermanya jelek sama saja enggak bisa terjadi pembuahan. Sebab itu, Arief berpesan supaya suami membuang egonya ketika istri masih belum bisa hamil dan mencoba program bayi tabung.
"Kalau di rumah tangga, masalah anak, kesuburan yang ditengok itu wanitanya, istri. Padahal enggak, harus bersama, laki-laki dan perempuan itu sama. Biasanya laki-laki ini ada ego, suruh periksa , 'Enggak saya ganteng, saya bisa kok berhubungan (intim) dengan baik. Padahal bukan itu masalahnya," ujar Arief saat ditemui HaiBunda di bilangan Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Arief melanjutkan, pada saat ejakulasi, bukan seberapa banyak cairan sperma yang keluar. Di dalam cairan itu ada cairan sperma dan spermanya sendiri, yang kemudian menjadi bahan pemeriksaan di bawah mikroskop oleh para ahli. Pada saat proses pengambilan sperma tidak boleh dilakukan secara sembarangan ya, Bun.
![]() |
"Untuk memeriksa sperma, paling mudah dengan masturbasi saja. Hanya kalau dulu biasanya dikasih wadah, disuruh ke kamar mandi. Nah, kalau sekarang beda, untuk ambil sperma ada ruangannya khusus dengan temperatur tertentu. Begitu sudah dikeluarkan kemudian langsung dibawa ke laboratorium. Enggak bawa sperma, 'Ini dok sperma saya,'" sambungnya.
Sperma yang telah diambil, akan melewati beberapa tahapan, Bun. Misalnya begitu diperiksa spermanya normal, nanti para embriolog mencoba cuci sperma tersebut di lab.
"Cairannya dibersihkan, kemudian dokter akan memasukkan ke dalam rahim istri yang sudah diprogram. Kita lihat apakah sel sperma tadi bisa membuahi sel telurnya atau enggak. Kalau sudah dicoba dua sampai tiga kali gagal. Berarti ada masalah lain dan kemudian kita evaluasi. Perlu diingat program bayi tabung itu paling ujung setelah beberapa percobaan gagal," kata Arief.
dr Ivan Sini SpOG dari Morula IVF Indonesia menambahkan salah satu ikhtiar untuk mencegah kegagalan bayi tabung adalah gaya hidup yang sehat. Hal ini karena dengan gaya hidup yang sehat, kualitas reproduksi meningkat.
"Polusi dan panasnya udara juga terkadang menurunkan kualitas reproduksi. Untuk itu pasien perlu menjaga kondisi tubuhnya jauh sebelum menjalani program bayi tabung," ujar Ivan.