Jakarta -
Hari ini, 21 Maret diperingati sebagai Hari
Down Syndrome Sedunia. Peringatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran global yang telah dicanangkan secara resmi oleh PBB sejak 2012, Bun.
Down Syndrome International (DSi) mendorong seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang down syndrome, apa artinya memiliki down syndrome, dan bagaimana orang dengan down syndrome memainkan peran penting dalam kehidupan dan komunitas. Demikian dikutip dari laman resmi
World Down Syndrome Day.
Bicara soal down syndrome dari sisi medis, ternyata seorang ibu berisiko memiliki anak down syndrome jika usianya di atas 40 tahun saat hamil. Hal ini dibenarkan oleh dr. Yuslam Edi Fidianto, Sp.OG, dari
Mayapada Hospital Lebak Bulus.
"Jadi usia kehamilan kalau di atas 40 tahun, angka risiko down syndrome cukup tinggi," kata Yuslam kepada HaiBunda.
Yuslam juga menyebutkan rasio angka kejadian down syndrome berdasarkan usia sang ibu. Di bawah 30 tahun, rasionya 1:1000, kemudian di usia 35 itu 1:400. Lalu, usia 40 tahun, 1:100 dan usia 45 tahun, 1: 30. Jadi semakin tua, kata Yuslam, semakin berisiko anaknya mengidap
down syndrome.
 Hamil di Atas 40 Tahun Berisiko Lahirkan Anak Down Syndrome?/ Foto: iStock |
Apa penyebabnya? Menurut Yuslam, kelainan kromosom menyebabkan sel telur ibu berusia lebih tua biasanya sudah tidak bagus, Bun. Ditambah dengan riwayat kesehatan tertentu.
"Selain itu, ibunya punya riwayat tiroid, kena hypotiroid. Lalu gangguan infeksi virus, dan radiasi," kata Yuslam.
Yuslam menambahkan, biasanya sebelum hamil, ibu diperiksa apabila pernah punya riwayat sakit tiroid. Namun saat sudah terapi dan dinyatakan sembuh, kemungkinan bisa melahirkan bayi yang normal. Jika sang ibu mengidap hipertiroid, biasanya disarankan ke spesialis penyakit dalam terlebih dulu.
"Dokter biasanya menyarankan agar batas usia ibu hamil adalah 42 tahun. Kami juga selalu beritahu bahwa semakin tua usia, tingkat kecacatan makin tinggi," kata Yuslam.
Ia menyebutkan, enggak ada pendampingan khusus. Yang penting untuk mengurangi risiko, ibu perlu makan yang sekat, hidup yang sehat, dan sebisa mungkin terhindar dari paparan polusi berlebihan. Iya karena polutan bisa menjadi racun dan menyebabkan
kromosom rusak pada saat tahap pembuahan.
[Gambas:Video 20detik]
(aci/rap)